Jumat, 20/6/25 | 12:02 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Tanda Hubung: Penghubung pada Kata Ulang

Minggu, 13/6/21 | 07:21 WIB
Jelajah Kata: Ramadhan atau Ramadan?
Oleh: Ria Febrina (Dosen Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)

Akan sangat menyenangkan jika kita membahas cita-cita. Sebuah cita-cita akan membuat seseorang bahagia dalam perjuangan yang dilakukan. Namun, kali ini kita tidak akan membahas pilihan cita-cita yang ada, tetapi membahas penulisan kata ulang pada kata cita-cita yang benar. Pasalnya, baru-baru ini kembali beredar sebuah postingan yang memuat tangkapan layar sebuah artikel dari Liputan6.com. Artikel tersebut ditulis dengan judul “Menjadi Penyanyi Dangdut Adalah Cita Cita Cita Citata Yang Sudah Lama Cita Citata Cita Citakan”.

Pada tangkapan layar, tercantum bahwa artikel tersebut dimuat pada tanggal 12 Januari 2019 pukul 15.40 WIB. Namun, jika ditelusuri kembali, artikel tersebut sudah diubah dan diedit menjadi “Cita Citata jadi Produser di Single Barunya” dengan penanda tanggal dan waktu unggahan pada artikel yang direvisi sama dengan tanggal dan waktu unggahan pada tangkapan layar artikel yang beredar.

Pertama, judul tersebut memuat kalimat tidak efektif karena terdapat pengulangan yang menyebabkan penggunaan kata secara berlebihan. Kata yang dimaksud ialah cita cita, Cita Citata, dan cita citakan. Seharusnya kata cita-cita dan Cita Citata hanya ditulis satu kali dan kata cita-citakan dihapus saja. Kedua, penulisan kata ulang pada judul tersebut tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kata ulang yang dimaksud ialah kata cita cita yang ditulis tanpa menggunakan tanda hubung (-).

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia (2016: 47) menyatakan bahwa tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang, misalnya, anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan, dan mengorek-ngorek. Sementara itu, pada judul artikel tersebut, kata cita cita tidak menggunakan tanda hubung. Dalam kaidah bahasa Indonesia, penulisan kata cita cita merupakan penulisan yang salah. Penulisan yang benar ialah cita-cita.

BACAJUGA

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Dialek-dialek Bahasa Minangkabau yang (akan) Mulai Hilang

Minggu, 08/6/25 | 07:19 WIB
Dr Ria Febrina Isi Kegiatan Linguist Speak-Ngaji Linguistik edisi ke-10, Bahas Soal Linguistik Korpus

Dr Ria Febrina Isi Kegiatan Linguist Speak-Ngaji Linguistik edisi ke-10, Bahas Soal Linguistik Korpus

Rabu, 21/5/25 | 13:35 WIB

Ketiadaan penggunaan tanda hubung pada kata ulang sering dianggap remeh bagi pengguna bahasa Indonesia karena dianggap persoalan kecil, yakni penggunaan tanda hubung (-) saja. Padahal, tidak adanya tanda hubung pada kata ulang menyebabkan kata tersebut tidak lagi menjadi kata ulang, tetapi menjadi gabungan kata. Bentuk-bentuk yang termasuk ke dalam gabungan kata ialah hiruk pikuk, rumah sakit, orang tua, terima kasih, dan tanda tangan. Pada gabungan kata tersebut, tidak boleh menggunakan tanda hubung. Dengan demikian, tanda hubung memiliki fungsi tertentu dalam bahasa Indonesia. Salah satu fungsi tanda hubung ialah menghubungkan bentuk yang diulang menjadi sebuah kata ulang.

Dengan adanya tangkapan layar mengenai judul artikel pada media online Liputan6.com, tampak bahwa betapa menyedihkan penguasaan bahasa Indonesia wartawan Indonesia akhir-akhir ini. Tidak hanya wartawan Liputan6.com, sejumlah wartawan di media online lain juga melakukan kesalahan yang sama dalam menulis kata ulang. Berikut contoh kesalahan dalam penulisan tanda hubung.

Data 1.

3 Sayur mayur ini efektif menurunkan gula darah, lo

(Judul berita di media online Kontan.co.id pada Kamis, 10 Juni 2021 pukul 12.50 WIB.)

Data 2.

Penyebab Cegukan Terus Menerus, Bisa Jadi Gejala Pneumonia

(Judul berita di media online Merdeka.com pada Kamis, 4 Februari 2021 pukul 20.00 WIB.)

Sayur mayur dan terus menerus merupakan kata ulang yang ditulis salah oleh wartawan pada kedua media online tersebut. Penulisan yang benar sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah sayur-mayur dan terus-menerus.

Kata sayur-mayur merupakan dwilingga salin suara atau pengulangan dengan adanya perubahan bunyi (Kridalaksana, 2007). Dwilingga salin suara dapat terbentuk dengan adanya variasi fonem, baik fonem vokal maupun fonem konsonan. Pada kata ulang sayur-mayur, pengulangan leksem terjadi dengan adanya perubahan fonem konsonan, yakni perubahan konsonan /s/ menjadi /m/. Pada contoh lain, dapat dilihat perubahan konsonan /r/ menjadi /t/ pada bentuk ramah-tamah. Selain pengulangan leksem dengan perubahan fonem konsonan, juga ada pengulangan leksem dengan perubahan fonem vokal. Hal ini dapat dilihat pada perubahan vokal /a/ menjadi /o/ pada lenggak-lenggok dan perubahan vokal /u/ menjadi /a/ pada huru-hara.

 Sementara itu, kata terus-menerus merupakan pengulangan dasar berafiks. Bentuk dasar berafiks yang dimaksud ialah menerus yang dibentuk dari gabungan meN- + kata dasar terus. Bentuk dasar menerus ini mengalami pengulangan sebagian karena hanya sebagian bentuk dasar saja yang diulang. Sebagian bentuk dasar yang diulang pada kata tersebut ialah kata terus sehingga terbentuk terus-menerus.

Pengulangan dasar berafiks ada yang bersifat progresif dan ada yang bersifat regresif. Pengulangan dikatakan bersifat progresif karena pengulangan terjadi ke arah kanan, seperti menari-nari dengan kata dasar berafiks menari. Bentuk yang diulang berada di sebelah kanan kata dasar berafiks. Sementara itu, pengulangan dikatakan bersifat regresif karena pengulangan terjadi ke arah kiri, seperti terus-menerus dengan kata dasar berafiks menerus dan tembak-menembak dengan kata dasar berafiks menembak. Bentuk yang diulang berada di sebelah kiri kata dasar berafiks.

Selanjutnya, kata cita-cita merupakan pengulangan utuh, yakni mengulang kembali secara utuh bentuk dasar cita. Contoh lain pengulangan utuh dapat dilihat pada bentuk buku-buku, siswa-siswa, rumah-rumah, dan guru-guru.

Berdasarkan kaidah bahasa Indonesia, ketiga judul artikel yang tidak tepat tersebut dapat diubah menjadi berikut.

(1) Menjadi Penyanyi Dangdut Adalah Cita-cita Cita Citata

(2) Tiga Sayur-mayur ini Efektif Menurunkan Gula Darah, Loh!

(3) Cegukan Terus-menerus, Bisa Jadi Gejala Pneumonia

Dari ketiga bentuk pengulangan tersebut, yakni cita-cita, sayur-mayur, dan terus-menerus dapat dilihat bahwa setiap kata dalam bahasa Indonesia yang mengalami proses pengulangan selalu menggunakan tanda hubung (-). Tanda hubung menjadi penanda bahwa kata tersebut merupakan bentuk yang mengalami proses pengulangan. Tanpa tanda hubung, kata tersebut tidak dapat dikatakan kata ulang. Artinya, kealpaan atau kesengajaan dalam menulis kata ulang tanpa tanda hubung merupakan kesalahan dalam penulisan bahasa Indonesia. Jadi, mari kembali tumbuhkan kepedulian dalam menggunakan tanda baca dalam bahasa Indonesia. Kali ini khususnya berkaitan dengan penggunaan tanda hubung (-) pada kata ulang. (*)

Tags: #Ria Febrina
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Idulfitri untuk Ibu” Karya Siswati dan Ulasannya Oleh Azwar Sutan Malaka

Berita Sesudah

Menerawang Pendidikan melalui Ruang Gerak Pemuda

Berita Terkait

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Dialek-dialek Bahasa Minangkabau yang (akan) Mulai Hilang

Minggu, 08/6/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Selasa lalu (3 Mei 2025) mahasiswa Sastra Indonesia...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Edisi Klinik Bahasa Scientia kali ini akan...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kali ini kita akan membahas tentang bahasa hukum,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Indonesia dalam Korpus Histori Bahasa Inggris

Minggu, 18/5/25 | 10:49 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Setelah menelusuri kosakata bahasa Indonesia dari berbagai kamus-kamus...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Mengenal Angka Romawi

Minggu, 11/5/25 | 07:47 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies) Angka romawi menjadi salah satu angka yang digunakan...

Memaknai Kembali Arti THR

AI dan Kecerdasan Bahasa Indonesia

Minggu, 04/5/25 | 13:26 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Pengaruh AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan tidak...

Berita Sesudah
Menerawang Pendidikan melalui Ruang Gerak Pemuda

Menerawang Pendidikan melalui Ruang Gerak Pemuda

Discussion about this post

POPULER

  • Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

    Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fraksi PKB Soroti Enam Poin Krusial dalam Laporan Pertanggungjawaban APBD Dharmasraya 2024

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dharmasraya Gencarkan Upaya Menuju Kabupaten Layak Anak, di Tengah Bayang-Bayang Kasus Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polda Sumbar Gelar Lomba Karya Tulis Peringati HUT Bhayangkara ke-79, Hadiah Puluhan Juta Rupiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bentuk-Bentuk Singkatan dalam Surat Resmi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024