Sebuah buku “Mengarang itu Gampang” dari Arswendo Atmowiloto mengatakan bahwa menulis itu gampang, mudah, atau tidak sulit. Namun, menulis itu bisa gampang jika kita memahami cara menggunakan kalimat dengan baik. Menulis juga bisa sulit jika kita tidak memahami cara menggunakan kalimat dengan baik. Semua orang yang pernah belajar menulis mengetahui fakta ini.
Kalimat yang baik adalah kalimat yang mempunyai struktur lengkap dengan strukutur minimal subjek (S) dan predikat (P). Lalu, apa itu subjek dan predikat? Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat dan subjek menentukan kejelasan makna kalimat (Widjono, 2012:188), sedangkan predikat bermakna perbuatan yang sedang dilakukan atau hal yang menerangkan tindakan subjek. Predikat merupakan unsur yang selalu ada dan merupakan pusat klausa karena memiliki hubungan dengan unsur-unsur lainnya, seperti S, O, Pel, dan Ket. (Ramlan, 2005:95).
Menurut Widjono (2012:188), subjek mempunyai delapan ciri-ciri, yaitu 1) jawaban atas pertanyaan apa atau siapa, 2) didahului kata bahwa, 3) berupa kata atau frasa benda, 4) disertai kata ini atau itu, 5) disertai pewatas yang, 6) jika dalam bentuk kata sifat, didahului kata sandang si atau sang, 7) tidak didahului oleh preposisi (di,dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari), 8) tidak dapat diingkari dengan kata tidak. Selanjutnya, predikat mempunyai tujuh ciri-ciri, yaitu 1) jawaban atas pertanyaan mengapa, bagaimana terhadap subjek, 2) dapat diingkari dengan tidak atau bukan, 3) dapat didahului keterangan aspek (akan, sedang, sudah, selalu, hampir), 4) dapat didahului keterangan modalitas (sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, selayaknya, dan lain-lain), 5) tidak didahului oleh kata yang, 6) didahului kata adalah, ialah, yaitu, dan yakni, 7) dapat berupa kata benda, kata sifat, kata kerja, dan bilangan (Widjono, 2012:189).
Saat menulis, banyak orang tidak menyadari kekeliruan. Terkadang, kalimat yang ditulis tidak mempunyai struktur yang lengkap. Rangkaian kata-kata yang panjang dalam tulisan belum tentu dapat disebut kalimat. Bahkan, rangkaian kata yang diawali huruf kapital dan diakhiri tanda titik pun belum tentu dapat disebut kalimat jika belum memiliki subjek dan predikat, seperti contoh berikut:
Ketiga contoh di atas terlihat seperti kalimat jika dilihat sepintas lalu. Ketiganya sudah diawali dengan huruf kapital dan sudah diakhiri tanda baca (titik). Akan tetapi, ketiganya belum bisa disebut kalimat karena belum mempunyai subjek dan predikat. Apa penyebabnya? Penyebabnya adalah penggunaan kata “yang” pada contoh 1 dan 2 serta penggunaan kata “dalam” pada contoh 3. Penggunaan kata “yang” pada contoh 1 dan 2 melanggar ciri-ciri predikat nomor 5 di atas, yaitu kalimat tidak didahului kata yang. Kehadiran kata “yang” pada kalimat 1 dan 2 menyebabkan kalimat menjadi tidak utuh. Polanya hanya subjek (S) saja. “Ayah” adalah subjek (S) dan “yang menyayangi anaknya” adalah keterangan yang menerangkan subjek. Hal sama juga berlaku untuk contoh 2, yaitu “Covid-19 yang telah menyebabkan kematian ribuan orang”. “Covid-19” merupakan subjek dan “yang telah menyebabkan kematian ribuan orang” merupakan keterangan yang menerangkan subjek. Contoh 3 juga tidak memiliki struktur yang lengkap atau hanya memiliki struktur subjek (S) dan keterangan (K). “KPK” adalah subjek (S) dan “dalam menangani korupsi yang menyebabkan kerugian negara milyaran” adalah keterangan (K).
Jadi, kekeliruan contoh 1, 2, dan 3 di atas sama-sama tidak memiliki predikat (P) sebagai salah satu unsur yang wajib hadir dalam kalimat. Lalu, bagaimana memperbaiki ketiga contoh di atas agar menjadi kalimat dengan struktur benar dan lengkap? Caranya adalah dengan menghilangkan kata “yang” pada contoh 1 dan 2 serta menghilangkan kata “dalam” pada contoh 3. Setelah itu, struktur ketiga contoh di atas akan menjadi subjek, predikat, dan objek atau SPO, seperti di bawah ini.
Semoga menulis makin gampang setelah mengenal subjek dan predikat lebih dekat. Ingatlah, sebuah tulisan yang baik selalu menghadirkan subjek dan predikat dalam kalimat-kalimatnya. Kehadiran subjek dan predikat membuat informasi jadi jelas, makna mudah dipahami, dan tulisan enak dibaca. Semoga mencerahkan.