Kabupaten Solok, Scientia.id – Kabupaten Solok menjadi salah satu daerah penerima program optimalisasi lahan non rawa tahun 2025, yang digagas pemerintah pusat untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Hal tersebut mengemuka dalam Sosialisasi Optimalisasi Lahan Non Rawa Tahun 2025 di Ruang Solok Nan Indah, Kamis (19/7). Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Solok H. Candra, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok Kenedy Hamzah, perwakilan Bank Syariah Indonesia (BSI), penyuluh pertanian, serta kelompok tani penerima manfaat.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Kenedy Hamzah, menyampaikan bahwa anggaran dari Kementerian Pertanian mencapai Rp 11 miliar lebih yang diperuntukkan bagi 102 kelompok tani penerima manfaat.
“Target luasan lahan yang akan dioptimalkan adalah 2.005 hektare, dengan pelaksanaan swakelola oleh kelompok tani. Tidak ada satu sen pun dana bantuan tersebut yang digunakan untuk jasa petugas atau dinas,” tegas Kenedy.
Ia meminta semua pihak berkomitmen menyukseskan program tersebut tanpa adanya praktik penyalahgunaan.
“Kalau ada nanti yang minta-minta, silakan laporkan langsung ke saya,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Wakil Bupati Solok H. Candra menekankan pentingnya pelaksanaan program sesuai aturan dan semangat pembangunan nasional.
“Program ini harus dijalankan sebaik-baiknya, tidak boleh ada cawe-cawe atau penyelewengan. Kita optimis dengan program pusat yang dikolaborasikan dengan metode basawah pokok murah, hasil panen akan meningkat,” ujar Wabup.
Lebih lanjut, Wabup menyebutkan bahwa Kabupaten Solok memiliki tantangan sekaligus peluang besar dalam memenuhi permintaan impor hortikultura ke Malaysia, seperti bawang merah, serta komoditas kopi melalui Komut HNI.
“Ke depan, fokus pembangunan kita tetap pada sektor pertanian dan pariwisata, karena mayoritas masyarakat Kabupaten Solok adalah petani sekaligus memiliki potensi wisata yang beragam,” jelasnya.
Baca Juga: Bupati Jon Pandu Hadiri Konferensi ke-23 PGRI Kabupaten Solok
Melalui program ini, Pemkab Solok berharap dapat memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi hasil pertanian lokal. (*)