Didampingi sejumlah pimpinan DPR RI dan tokoh nasional, Puan tampil sederhana dengan kemeja putih dan celana hitam. Ia disambut hangat oleh Bupati dan Wakil Bupati Klaten sebelum bergabung dengan para pejabat negara di barisan depan. Momen akrab juga terlihat saat Prabowo menyapa dan menyalami Puan sebelum acara dimulai.
Dalam sambutannya, Puan menegaskan pentingnya kehadiran negara yang nyata bagi rakyat, termasuk lewat program koperasi ini. Ia menyebut, koperasi adalah sarana perubahan ekonomi yang harus dikelola secara serius demi menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
“Koperasi Desa Merah Putih adalah bukti nyata bahwa negara hadir untuk rakyat. Program ini memudahkan akses layanan pendidikan, kesehatan, pupuk, hingga pemasaran hasil pertanian,” ujar Puan.
Ia juga menekankan bahwa program ini didukung penuh oleh berbagai sumber anggaran seperti APBN, APBD, dan dana desa. Berdasarkan data hingga 8 Mei 2025, sudah terbentuk lebih dari 9.800 koperasi. Pemerintah menargetkan seluruh 80 ribu koperasi resmi diluncurkan pada 28 Oktober 2025.
Agar program berjalan optimal, Puan mengingatkan pentingnya SDM yang mumpuni, ekosistem usaha yang sehat, serta pengawasan internal yang ketat. Ia pun mengajak kepala daerah ikut aktif memastikan manfaat program ini benar-benar dirasakan masyarakat.
“Jangan sampai koperasi ini justru menimbulkan masalah hukum di masa depan. Semua pihak harus bertanggung jawab,” tegasnya.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dengan nada emosional dan penuh semangat kebangsaan. Ia mengutip ajaran Bung Karno tentang pentingnya berdiri di atas kaki sendiri dan menyebut bahwa niat semua pihak adalah menyejahterakan bangsa.
Menyapa Puan yang juga cucu Bung Karno, Prabowo menyebut Proklamator Indonesia itu sebagai milik seluruh rakyat Indonesia.
“Nyuwun sewu Mbak Puan, Bung Karno juga bapak saya,” kata Prabowo sambil tersenyum.
Ia juga menyinggung hubungan PDIP dan Gerindra yang dianggapnya seperti saudara. Meski berbeda kubu saat Pilpres 2024, Prabowo menyebut keberagaman politik penting untuk saling mengoreksi dan menjaga keseimbangan demokrasi.
“Gerindra dan PDIP itu sebenarnya kakak adik. Ya, kita beda posisi saja karena sistem demokrasi. Tapi tetap sedulur,” ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu.(yrp)