Padang, Scientia.id – Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) Rayon Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang sukses gelar Seminar Nasional bertajuk ‘Membongkar Tabu, Membangun Kesadaran Bersama Lawan Kekerasan Seksual’ pada Sabtu (21/6) di Aula Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan diikuti oleh peserta sebanyak 30 orang berasal dari kalangan mahasiswa.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber yang berkompeten dalam itu gender dan kekerasan seksual, yakni Elly Delvia (Sekretaris LPM Unand sekaligus Pendamping Internasional FIBAA) dan Annisa Hamda (Penanggungjawab Isu Gender & Minoritas Rentan dari LBH Padang. Jalannya diskusi dipandu oleh moderator Hasanah Tri Andini yang mampu menciptakan suasana seminar yang interaktif dan reflektif.
Ketua panitia, Muhammad Yusuf Rangkuti dalam laporannya menyampaikan terima kasih atas antusiasme peserta dan dukungan berbagai pihak dalam mensuksesan kegiatan ini. Ia berharap Seminar ini menjadi langkah awal bagi generasi muda untuk lebih sehat dan peduli terhadap isu dan perasaan seksual di lingkungan sekitar.
“Isu kekerasan seksual masih dianggap tabu, padahal ini persoalan serius yang harus dibahas dan dicari solusinya bersama,” ujar Yusuf.
Ketua Kopri Rayon Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dinda Deva Putri menyampaikan bahwa Seminar ini merupakan bentuk keberpihakan kopri terhadap perjuangan korban kekerasan seksual serta upaya membangun kesadaran kolektif.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menciptakan uang edukatif yang berani mengangkat isu-isu yang kerap dibungkam, agar kampus menjadi tempat yang aman dan berpihak kepada korban,” ungkap Dinda.
Sementara itu, Ketua Kopri Cabang PMII Kota Padang, Novita Hidayani yang membuka acara secara resmi menegaskan bahwa kekerasan seksual bukan hanya tanggung jawab perempuan untuk melawannya, tetapi tanggung jawab bersama sebagai masyarakat yang beradab.
“Budaya membungkam korban harus kita lawan dengan keberanian untuk bersuara dan menciptakan solidaritas yang kuat terhadap korban,” pungkas Novita.
Seminar ini menjadi ruang penting dalam membangun kesadaran bersama untuk melawan kekerasan seksual serta mendorong terciptanya lingkungan kampus yang aman, inklusif dan berkeadilan.