
Setiap bahasa yang muncul dan viral di media sosial adalah ekspresi dari perasaan penggunanya. Bahasa tersebut mencerminkan situasi dan kondisi sosial budaya saat itu. Baik atau tidaknya kondisi sosial budaya dapat dilihat dari bahasa-bahasa tagar yang sedang viral. Setiap bahasa atau kata-kata yang sedang viral merepresentasikan muatan sosial dan pesan moral. Demikian cara bahasa bekerja dalam lalu lintas komunikasi manusia. Bahasa merepresentasikan berbagai permasalahan dalam kehidupan sosial budaya yang dalam analisis wacana kritis disebut sebagai bentuk perlawanan (Fairclough, 1995).
Salah satu bentuk perlawanan tersebut adalah penggunaan tagar #kaburajadulu yang sedang viral di media sosial. Tagar atau kata kunci yang diawali tanda pagar #kaburajadulu yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan hastag. Tagar berbentuk frasa tersebut merepresentasikan bahwa bahasa tidaklah netral (Lukman, 2025). Bahasa bukanlah sesuatu yang kosong belaka, melainkan membawa muatan sosial yang menunjukkan perlawanan terhadap kekuasaan, ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan berbagai ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Tagar ini padat makna dan muatan sosial yang termasuk ke dalam kajian analisis wacana kritis.
Tagar #kaburajadulu yang viral di media sosial adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk menyampaikan perlawanan terhadap kekuasaan. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Setidaknya, kondisi itulah yang dirasakan generasi Z atau gen Z sebagai pengguna media sosial yang berjumlah lebih kurang 75, 49 juta jiwa. Mereka membagikan tagar tersebut hingga 24 ribu kali dibagikan di berbagai platform media sosial, seperti X, Instagram, Tik Tok, dan Facebook. Mengapa tagar ini sampai viral? Hal itu disebabkan oleh banyaknya situasi dan kondisi yang membuat generasi muda merasa tidak nyaman di negara ini.
Secara kebahasaan tagar #kaburajadulu mempunyai beberapa makna. Kata kabur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti: berlari cepat-cepat; melarikan diri; meninggalkan tugas (pekerjaan, keluarga, dan sebagainya) tanpa pamit; menghilang. Kata Aja berupakan bentuk informal dari kata saja yang merupakan adverbia atau kata keterangan yang memiliki arti lebih baik (sebagai anjuran). Sementara itu, kata dulu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online memiliki arti sebagai yang mula-mula (dikerjakan, diperbuat, dan sebagainya). Jika ketiga kata tersebut digabungkan, terbentuklah frasa verba atau frasa berjenis kata kerja yang memiliki arti menghilang dulu untuk sementara untuk mencari tempat baru yang lebih baik.
Gen Z beramai-ramai menyuarakan tagar #kaburajadulu sebagai bentuk kritik dan perlawanan terhadap kebijakan penguasa. Kekecewaan terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat. Tagar tersebut diikuti dengan tagar #IndonesiaGelap sebagai ekspresi kekecewaan terhadap kehidupan tidak nyaman dan masa depan yang suram di Indonesia, kritik terhadap kebijakan pemerintah, kritik terhadap berbagai ketidakadilan pelaksanaan hukum, kritik terhadap lapangan kerja yang sulit, hingga jumlah pengangguran yang terus meningkat. Kondisi ini juga diperparah dengan kasus-kasus korupsi triliunan rupiah dari PT Timah dan Pertamina. Kasus-kasus mega korupsi yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menunjukkan bahwa para pemimpin dan penguasa telah lalai mengurus negara ini. Kelalaian mengurus negara terbukti dari berbagai kasus korupsi yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat yang sedang susah.
Selain itu, kebijakan kenaikan pajak dan efisiensi anggaran sedikit banyak juga berimbas terhadap gerakan kaum muda yang melek media sosial dan sangat tergantung pada alat komunikasi digital berbiaya tinggi. Di tengah-tengah keresahan kaum muda menyaksikan berbagai kasus korupsi dan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi di tengah masyarakat, negara seolah-olah absen atau tidak hadir untuk merangkul mereka. Tagar #kaburajadulu kemudian menjadi alternatif dan cara lain untuk kabur, pergi, menjauh, dan menghilang untuk meninggalkan negara ini sebagai bentuk ungkapan kekecewaan.
Tagar #kaburajadulu disertai dengan video-video kesuksesan hidup di luar negeri, seperti menjadi mahasiswa, tenaga kerja, penyanyi, model, dan berbagai profesi lain yang dapat membuat hidup lebih baik. Kabur sementara meninggalkan Indonesia yang tidak memberikan kenyamanan seolah menjadi pilihan terbaik untuk dilakukan para gen Z. Jika tagar ini benar dilakukan, kondisi ini jelas merupakan ancaman bagi nasionalisme dan ketahanan bangsa Indonesia karena menyebabkan generasi muda tidak merasa aman dan tidak mencintai negaranya dan mereka lebih memilih negara lain untuk kabur. Kondisi ini jelas juga menjadi ancaman bagi program Indonesia Emas tahun 2045 yang menargetkan Indonesia menjadi negara kuat, maju, dan modern setara dengan negara maju lainnya di dunia.
Tagar #kaburajadulu menunjukkan aspek kritis dari diri Gen Z sebagai generasi muda yang peduli terhadap kondisi sosial budaya. Tagar tersebut merupakan kritik satire terhadap kondisi negara yang tidak ramah, tidak nyaman, dan negara yang sedang tidak baik-baik saja. Tagar ini patut menjadi pertimbangan dan perhatian para penguasa dan pengambil kebijakan untuk mengevaluasi diri demi menciptakan rasa aman dan nyaman di negara ini, terutama di kalangan generasi muda, seperti Gen Z sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.
Jika ingin sukses dalam sebuah kepemimpinan, para penguasa mesti menyadari dan merespon dengan cepat bahasa-bahasa tagar yang viral di media sosial. Bahasa-bahasa tagar tersebut merupakan ungkapan hati yang murni dari masyarakat. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk melakukan riset atau memberi modal lembaga survei untuk mendengarkan suara hati maupun pendapat masyarakat karena bahasa-bahasa yang viral adalah representasi kejujuran sejati dan suara hati yang mewakili berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat untuk diselesaikan dan dicarikan solusinya.