Rabu, 02/7/25 | 01:48 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Pengobatan Alternatif: Bisakah Menjadi Pilihan?

Senin, 04/11/24 | 12:32 WIB

Oleh: Hardisman
(Guru Besar Kedokteran Komunitas dan Pencegahan, FK-UNAND)
 

Tidak bugar, kurang fit, dan sakit adalah keniscayaan yang akan di alami setiap orang. Tidak selamanya kita sehat dan bugar untuk melaksanakan semua aktivitas keseharian. Bahkan tidak jarang, kita justru jatuh sakit dan membutuhkan istirahat dan perawatan.

Dalam mencari dan melakukan pengobatan berbagai penyakit yang diderita, masyarakat juga menggunakan berbagai pengobatan alternatif, di antara masyarakat juga beranggapan bahwa pengobatan alternatif merupakan pengobatan yang minim risiko dan efek samping. Benarkah demikian?

BACAJUGA

Bahaya Mandi Malam: Antara Mitos dan Fakta

Bahaya Mandi Malam: Antara Mitos dan Fakta

Senin, 11/11/24 | 06:25 WIB
Menguatkan Fungsi Keluarga Demi Kesehatan Ibu dan Anak

“Skinny Fat”, Bahaya Tersembunyi Kesehatan Masa Depan

Senin, 28/10/24 | 06:59 WIB

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tentu perlu diketahui jenis penyakit, organ, dan sistem yang terdampak, serta tingkat keparahannya. Berbagai penyakit yang diderita dapat dibedakan menjadi lima kategori. Kelompok penyakit tersebut berupa penyakit kongenital atau bawaan lahir, peradangan dan infeksi, trauma fisik atau kecelakaan, pertumbuhan jaringan abnormal dan keganasan (kanker), serta penyakit metabolik degeneratif. Kelima kelompok penyakit tersebut tentunya membutuhkan penanganan dan pengobatan dengan pendekatan yang berbeda pula.

Trauma, seperti luka, perdarahan, atau fraktur (patah tulang) terbuka membutuhkan penanganan yang segera dan emergency. Pengobatannya membutuhkan penghentian pendarahan segera, menghilangkan nyeri hebat yang dirasakan, serta menutup luka untuk mencegah infeksi. Jika tidak dilakukan dengan tepat, akan dapat menimbulkan masalah atau penyakit yang lebih berat.

Sebalik, penyakit kronis degeneratif dan metabolik membutuhkan pemeriksaan untuk menegakkan diagnostik yang lebih lengkap. Selanjutnya, pelaksanaan dan pengobatannya membutuhkan pengobatan sistemik. Pengobatan tersebut juga membutuhkan modifikasi gaya hidup, pengaturan pola makan, dan aktivitas.

Dengan melihat kategori penyakit, dapatkah masyarakat menjadikan pengobatan alternatif sebagai pilihan? Jika dapat digunakan, kapankah pengobatan alternatif dapat digunakan? Lalu pengobatan alternatif yang mana yang dapat dilakukan?

Tentunya sebelum menentukan pilihan ataupun memulai pengobatan alternatif, perlu diketahui apa dan bagaimana pengobatan alternatif tersebut bekerja.

Mengenal Pengobatan Alternatif

Akhir-akhir ini, perhatian dan minat masyarakat terhadap  pengobatan alternatif  semakin meningkat. Sebagian beranggapan bahwa pengobatan alternatif menawarkan pendekatan yang berbeda dari pengobatan modern atau medis. Pengobatan alternatif dapat dijadikan pelengkap pengobatan yang dilakukan. Sebagian melihat pengobatan alternatif sebagai pengganti (subtitusi) dari pengobatan medis.

Pengobatan alternatif mencakup berbagai bentuk obat dan praktik kesehatan yang tidak termasuk dalam lingkup pengobatan medis modern. Pengobatan alternatif sering kali berasal dari tradisi budaya tertentu atau berakar pada praktik kesehatan tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad secara turun-temurun.

Beberapa contoh pengobatan alternatif yang terkenal meliputi pengobatan herbal, akupuntur, pijat, refleksiologi, homeopati, dan yoga fisik. Pengobatan herbal merupakan semua bentuk pengobatan dengan menggunakan tanaman obat untuk mengobati berbagai penyakit. Akupuntur melakukan pengobatan menggunakan jarum tipis yang ditusukkan ke titik-titik tertentu di tubuh untuk merangsang aliran energi yang disebut dengan ‘qi’. Homeopati adalah pengobatan menggunakan dosis sangat kecil dari zat yang diyakini dapat menyebabkan gejala penyakit untuk merangsang kemampuan tubuh menyembuhkan diri. Bisa dikatakan homeopati merupakan penggabungan pengobatan herbal dengan teknik-teknik tradisional.

Pijat (massage) adalah pengobatan dengan menghandalkan manipulasi pada otot, tulang, dan sendi untuk meningkatkan kebugaran dan mencapai kesembuhan. Teknik dan pendekatan pijat sebagai pengobatan tradisional juga sangat beragam. Refleksiologi adalah terapi pijat pada titik-titik tertentu di tangan atau kaki yang diyakini berhubungan dengan organ tubuh lainnya.

Pengobatan alternatif memberikan manfaat yang menjadikan banyak orang tertarik dan menyukainya. Sebagian besar pengobatan alternatif melihat individu yang sakit secara holistik dan tidak hanya terpaku pada gejala pada organ yang sakit saja.  Jika menggunakan bahan obat, bahan yang digunakan adalah tanaman (herbal) atau bahan alami. Hal ini tentunya akan mengurangi kekhawatiran efek samping yang berat atau jangka panjang.

Begitu juga dengan tindakan yang dilakukan lebih jarang invasif atau mencederai. Hal ini sering mejadi pilihan bagi masyarakat jika pada pengobatan medis mesti melakukan tindakan bedah atau operasi.

Kapan Pengobatan Alternatif Bisa Menjadi Pilihan

Meskipun banyak manfaatnya, pengobatan alternatif juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan sehingga penggunaanya perlu dilakukan dengan hati-hati. Tidak semua pengobatan alternatif aman atau cocok untuk semua orang, terutama jika digunakan sebagai pengganti pengobatan medis yang sangat diperlukan.

Pengobatan alternatif jelas kurang bukti ilmiah yang mendukung efektivitasnya. Banyak metode pengobatan alternatif yang belum melalui uji manfaat layaknya uji klinis yang ketat, seperti pengobatan medis modern sehingga efektivitasnya sulit disampaikan secara terukur dan terstandar. Begitu juga dengan efek sampingnya. Sebagian pengobatan alternatif belum dapat diprediksi secara tepat.

Meskipun pengobatan alternatif relatif alami, beberapa bentuk pengobatan juga dapat memiliki efek samping yang berbahaya, terutama jika digunakan secara tidak tepat atau berlebihan. Pengobatan alternatif herbal misalnya, tidak dapat diprediksi interaksi antar sesama bahan herbal dan juga dengan dengan obat-obatan medis lain.

Obat atau tindakan pengobatan alternatif lemah pengawasan dan standardisasinya. Tindakan dan pengobatan medis jelas diawasi oleh asosiasi dan kolegium melalui standar profesinya. Begitu juga dengan obat-obatan peredaran dan penggunaannya juga diawasi dengan regulasi yang ketat. Akan tetapi, hanya sebagian kecil pengobatan dan obat alternatif yang terawasi. Banyak pengobatan alternatif yang digunakan di masyarakat tidak terpantau sehingga kualitas obat alternatif yang beredar sangat bervariasi. Ada obat yang dijual tanpa kemurnian atau keamanannya sehingga semakin meningkatkan risiko kontaminasi atau dosis yang tidak tepat.

Penyakit yang membutuhkan penanganan segera, akut, atau kondisi kritis, hampir tidak ada bukti dapat ditangani dengan pengobatan alternatif. Jika penderita melakukan pengobatan alternatif terlebih dahulu, terjadi penundaan pengobatan. Hal ini tentunya menyebabkan kondisi kesehatan pasien memburuk karena tidak mendapatkan perawatan yang tepat dan tepat waktu, misalnya pada kasus-kasus trauma terbuka yang disertai luka dan keganasan (kanker).

Berdasarkan fakta dan pertimbangan tersebut, pengobatan alternatif bisa menjadi pilihan sesuai dengan penyakit dan kondisi pasiennya. Penggunaan obat alternatif tetap dengan menilai secara saksama pengobatan tersebut sebelum digunakan. Pengobatan alternatif juga bisa menjadi pilihan yang lebih aman untuk penyakit yang tidak memerlukan intervensi medis serius. Pengobatan alternatif tidak direkomendasikan untuk penyakit serius ataupun kondisi kritis.

Pengobatan alternatif dapat digunakan sebagai pelengkap pengobatan medis dengan tetap melihat jenis penyakit dan kondisi pasien, misalnya terapi yoga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental pasien yang sedang menjalani perawatan medis untuk penyakit kronis. Pemberian herbal yang mengandung anti oksidan dapat diberikan pada pasien yang sedang menjalani pengobatan kardiovaskuler.

Tags: #Hardisman#pengobatan alternatif
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Ribuan Peserta BPKH Hajj Run, Kampanye Kesehatan Calon Jemaah Haji

Berita Sesudah

10 Orang Tewas Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Berita Terkait

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

Minggu, 15/6/25 | 10:52 WIB

Oleh: Mita Handayani (Mahasiswa Magister Linguistik FIB Universitas Andalas)   Cassirer (dalam Lenk, 2020) mengatakan bahwa manusia adalah animal symbolicum,...

Metafora “Paradise” dalam Wacana Pariwisata

Frasa tentang Iklim dalam Situs Web Greenpeace

Minggu, 15/6/25 | 09:39 WIB

Oleh: Arina Isti’anah (Dosen Sastra Inggris, Universitas Sanata Dharma) Baru-baru ini kita disadarkan oleh fenomena kerusakan alam Raja Ampat yang...

Berita Sesudah
10 Orang Tewas Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

10 Orang Tewas Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

POPULER

  • Ketua DPD Partai Golkar Sumbar terpilih, Khairunnas saat menerima dokumen persidangan. [foto : ist]

    Khairunnas Kembali Pimpin Golkar Sumbar, Terpilih Secara Aklamasi dalam Musda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jembatan Akses Utama Kampung Surau Rusak Parah, Warga: Jangan Sampai Ada Korban Jiwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musda Golkar Sumbar Digelar Besok, Ketua Umum Bahlil Lahadalia dan Sejumlah Tokoh Nasional Hadir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Depan “dari” dan “daripada” yang Tidak Tepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yonnarlis Ungkap Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi Masyarakat dan Polri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peringatan HUT ke-79 Bhayangkara, Ketua DPRD Dharmasraya: Polri Harus jadi Pelayan Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024