Beberapa bentuk gabungan kata/pemajemukan/kata majemuk/komposisi dalam bahasa perlu dijelaskan cara penulisannya. Meskipun terlihat sepele dan mudah, banyak orang masih keliru soal penulisan kata gabungan kata ini. Salah satunya yang sering keliru adalah penulisan kata terima kasih yang sering digabungkan. Penulisan kata terima kasih yang benar menurut ejaan bahasa Indonesia adalah dipisah atau diberi tanda spasi/jarak.
Gabungan kata ini ada yang ditulis pisah dan ada yang ditulis gabung. Sebagian orang sering keliru dalam menuliskannya. Beberapa kata yang seharusnya digabung penulisannya malah ditulis dengan cara dipisah dan sebaliknya beberapa kata yang seharusnya dipisah, tetapi malah digabung penulisannya. Untuk lebih jelas tentang cara penulisan gabungan kata ini, dapat dilihat pada uraian di bawah dengan berpedoman pada EYD V yang baru disahkan oleh Badan Bahasa pada tanggal 16 Agustus 2022.
(1) Gabungan Kata Berupa Istilah Khusus
Gabungan kata ini ditulis terpisah, misalnya kata terima kasih, ibu kota, rumah sakit, meja tulis, segi empat, simpang lima, sepak bola, dan kambing hitam. Contohnya dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
1. Saya ucapkan terima kasih atas kebaikan hatimu.
2. Ibu kota negara Indonesia terletak di Jakarta.
3. Rumah sakit Sardjito terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Ketika menyetir, ayah suka berputar di simpang lima.
5. Dunia sepak bola sedang dihebohkan oleh pertandingan piala dunia.
6. Budi sering dijadikan kambing hitam oleh temannya yang usil.
(2) Gabungan kata yang Dapat Menimbulkan Salah Pengertian
Gabungan kata ini dapat ditulis dengan cara membubuhkan dengan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya, misalnya: buku-sejarah baru artinya ‘buku sejarah yang baru, bukan buku bekas’, buku sejarah-baru artinya ‘tentang buku sejarah yang baru’, ibu-bapak kami artinya ‘orang tua kami’, ibu bapak-kami artinya ’ ibu dari bapak kami (nenek)’. Contohnya dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
1. Kami membeli buku-sejarah baru itu di toko buku.
2. Buku sejarah-baru sangat menarik untuk dibaca.
3. Ibu-bapak kami adalah orang tua yang sangat perhatian.
4. Ibu bapak-kami sekarang tinggal di kampung.
(3) Gabungan Kata yang Mendapat Awalan dan Akhiran Sekaligus
Gabungan kata ini juga disebut dengan kata yang bergabung afiks (imbuhan) di depan dan dibelakang sekaligus, misalnya dilipatgandakan, menggarisbawahi, mengambinghitamkan, pertanggungjawaban, danmenomorsatukan. Contohnya dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
1. Pedagang suka melipatgandakan keuntungan saat berjualan.
2. Mahasiswa perlu menggarisbawahi kata-kata penting yang disampaikan oleh dosen.
3. Kita tidak boleh mengambinghitamkanorang lain atas kesalahan yang diperbuat.
4. Laporan pertanggungjawabanacara harus diketahui oleh semua panitia acara.
5. “Kamu harus menomorsatukan pendidikan di atas segalanya”, kata ibu.
(4) Gabungan Kata yang Mendapatkan Satu Awalan atau Akhiran
Gabungan kata yang mendapatkan satu awalan atau akhiran saja, baik di muka ataupun di belakang ditulis dengan cara dipisah, misalnya: sebar luaskan, berterima kasih, bertepuk tangan,berlipat ganda, dan menganak sungai. Contohnya dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
1. Jangan sebar luaskan berita bohong !
2. Warga Cianjur berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh pemerintah.
3. Mari bertepuk tangan untuk menghargai bakat menari adik.
4. Para juara mendapat hadiah berlipat ganda atas raihan prestasi mereka.
5. Air matanya menganak sungai karena dikhianati oleh teman dekatnya.
(5) Gabungan Kata yang Sudah Padu atau Menyatu
Gabungan kata yang sudah padu atau menyatu ditulis dengan digabungkan atau diserangkaikan, misalnya kacamata, kasatmata, matahari, bilamana, olahraga, dukacita, saripati, darmabakti, sukarela, sukacita, saputangan, peribahasa, perilaku, hulubalang, padahal, adakala, dan wiraswasta. Beberapa contohnya dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
1. Ibu membeli kacamata baca yang cantik.
2. Jin adalah makhluk yang tidak kasatmata.
3. Bilamana saya datang, dia sudah tidak berada di sana.
4. Sepak bola merupakan olahraga yang menyatukan orang-orang di seluruh dunia.
5. Ia memberikan hadiah saputangan merah muda untuk kekasihnya.
Gabungan-gabungan kata di atas dapat dibagi berdasarkan ciri-ciri yang lebih khusus, seperti gabungan kata yang berupa idiom atau gabungan kata yang bermakna konotasi atau kiasan, contohnya kambing hitam dan anak sungai serta gabungan kata berupa komposisi atau gabungan kata yang bermakna denotasi atau makna sebenarnya, contohnya rumah sakit, tanggung jawab, simpang lima, sepak bola, tepuk tangan, lipat ganda, dan lain-lain. Demikian penjelasan tentang cara penulisan bentuk gabungan kata dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.
Discussion about this post