Selasa, 28/10/25 | 20:59 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Bijak Bermedia Sosial

Minggu, 17/7/22 | 11:16 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)

 

Ketika tidak punya smartphone, seseorang dianggap nggak keren. Ketika tidak memiliki akun media sosial bisa saja dianggap nggak gaul. Ketika tidak ikut atau tidak pandai bermain video game atau game online, bahkan bisa dianggap ketinggalan. Kalimat-kalimat itu mungkin saja pernah terbaca dan terdengar sebagai guyonan atau ejekan. Dan tidak sedikit pula terjadi pelanggaran hukum dan norma dari penggunaan media sosial. Oleh sebab itu, diperlukan perilaku bijak dalam bermedia sosial.

Perkembangan teknologi informasi begitu cepat dan pesat. Komputer, smartphone, laptop, dan gadget lainnya seakan sudah menjadi suatu keharusan untuk dimiliki. Keberadaan benda-benda canggih itu dapat mengakses berbagai macam informasi, pengetahuan, dan persoalan. Mulai dari suatu hal yang mendatangkan kebaikan, hingga yang akan menimbulkan kemudaratan. Pada umumnya, generasi muda lebih mendominasi dalam penggunaan perangkat komunikasi dan informasi. Hal itu dapat saja disebabkan dengan kebutuhan dunia mereka yang harus mengetahui informasi secara cepat, baik itu sebagai penunjang kebutuhan dunia pendidikan, maupun sebagai gaya hidup.

Setahun atau dua tahun yang lalu, saya memutuskan untuk menghapus beberapa akun media sosial. Hal itu dilakukan karena satu dan lain hal. Salah satu alasannya, ketika itu saya merasa menggunakan media sosial begitu “menakutkan”. Seseorang dapat saja diproses secara hukum ketika status, cuitan, dan takarir yang ia tulis menyinggung seseorang. Nyatanya, beberapa teman juga merasakan hal yang sama. Namun, alasan lain mereka untuk berhenti sementara menggunakan media sosial ialah disebabkan oleh persoalan psikologis.

BACAJUGA

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Ketika Hasil Tak Sepenting Perjalanan

Minggu, 26/10/25 | 21:50 WIB
Lagu yang Tak Selesai-selesai

Satu Lagu Untuk Pulang

Minggu, 19/10/25 | 20:11 WIB

Hal-hal yang ditampilkan di media sosial seringkali adalah sebuah ilusi. Namun, kita sebagai pengguna media sosial tidak mudah untuk memilih ‘masa bodoh’ saja dengan kenyataan tersebut. Alhasil, sulit pula untuk menghindari membanding-bandingkan diri dengan apa yang dilihat. Di sinilah muncul rasa insecure dan melihat diri sendiri tidak lebih ‘pantas’ dibandingkan orang lain.

Ketika menghapus sebagian akun media sosial, nyatanya saya juga tidak serta-merta merasa lebih tenang seperti yang diperkirakan sebelumnya. Salah satu dampaknya, saya sering ketinggalan informasi atau hal-hal yang tengah hangat dibicarakan. Pernah suatu kali di tongkrongan, saya tidak paham tentang topik obrolan teman-teman. Alhasil, saya pun menjadi bahan tertawaan. Namun, sebetulnya hal itu tidak terlalu menjadi persoalan yang krusial.

Persoalan sebetulnya ialah ketika media sosial menjadi jalur penyebar informasi yang cepat untuk beberapa keperluan, seperti pekerjaan dan informasi suatu produk. Benar, akhirnya saya membuat kembali akun media sosial untuk keperluan yang krusial tersebut. Media sosial dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mempelajari suatu produk yang akan dimiliki. Saya jadi kepikiran kalau media sosial ini sebenarnya mengekang sehingga pengguna perlu bijak dalam menggunakannya.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

KKN Desa Penari, Sebuah Karya di Era Disruptif

Berita Sesudah

Cerpen “Novel Kosong” Karya  Afrizal Jasmann dan Ulasannya Oleh Azwar Sutan Malaka

Berita Terkait

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Ketika Hasil Tak Sepenting Perjalanan

Minggu, 26/10/25 | 21:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Libur kuliah dahulu selalu terasa seperti lagu merdu yang menandai kebebasan. Setelah berminggu-minggu bergulat...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Satu Lagu Untuk Pulang

Minggu, 19/10/25 | 20:11 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, saya menulis tentang kebiasaan aneh tapi menyenangkan, mendengarkan satu lagu saja, berulang-ulang...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Entah mengapa, hari itu saya hanya ingin mendengarkan satu lagu. Satu lagu saja! Padahal...

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Ada satu fenomena unik yang saya kira hampir semua kita pernah...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pilihan dan Segala yang Beda-Beda Tipis

Minggu, 28/9/25 | 21:25 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, saya menulis tentang ungkapan “beda-beda tipis” atau “sebelas dua belas”. Ternyata, maknanya...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Beda-Beda Tipis, Hidup Tetap Manis

Minggu, 21/9/25 | 19:27 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Pernahkah mengalami kebingungan saat membeli pakaian? Misalnya, dihadapankan pada dua kemeja berwarna biru tua...

Berita Sesudah
Cerpen “Novel Kosong” Karya  Afrizal Jasmann dan Ulasannya Oleh Azwar Sutan Malaka

Cerpen "Novel Kosong" Karya  Afrizal Jasmann dan Ulasannya Oleh Azwar Sutan Malaka

Discussion about this post

POPULER

  • Lari Pagi atau Sore, Mana yang Lebih Efektif ?

    Lari Pagi atau Sore, Mana yang Lebih Efektif ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemko Padang Komitmen Lahirkan Generasi Unggul Melalui Program Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Kepemudaan.

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Hierarki Satuan Kebahasaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konsisten Jalin Kerjasama, Bawaslu Agam Hidupkan Kembali Saka Adhyasta Pemilu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024