Rabu, 16/7/25 | 03:57 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Menggunakan Kalimat Sederhana dalam Menulis

Minggu, 20/12/20 | 19:37 WIB
Oleh: Elly Delfia (Dosen Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)

Arswendo Atmowiloto dalam bukunya Mengarang Itu Gampang (2004) mengatakan bahwa menulis itu gampang bila dipraktikkan dengan banyak latihan. Lalu, Hernowo dalam buku yang berjudul Andai Buku itu Sepotong Pizza (2003) juga menyampaikan menulis itu ibarat makan pizza yang enak dan penting untuk menggunakan kalimat sesederhana serta seefektif mungkin.

Kita boleh setuju menulis itu gampang jika tahu trik dan banyak latihan. Salah satu trik menulis gampang adalah dengan menggunakan kalimat sederhana. Kalimat sederhana mudah dipahami pembaca. Pesan-pesan di dalamnya juga mudah dicerna karena hakikat menulis adalah menyampaikan pesan. Namun, menulis kalimat sederhana tidaklah sesederhana namanya. Kebanyakan penulis pemula sulit membuat kalimat sederhana karena belum terbiasa atau belum terlatih dalam menulis. Mereka terjebak menulis kalimat yang panjang-panjang.

Pada masa-masa awal kepenulisan, penting bagi seorang penulis pemula untuk bersabar menata kalimat. Tidak jarang, para penulis pemula dengan emosional menggunakan kalimat-kalimat yang panjangnya mencapai satu paragraf. Kalimat panjang akan menyusahkan pembaca. Kalimat panjang tidak memberikan ruang bagi pembaca untuk jeda bernapas atau berhenti sejenak. Kalimat seperti ini akan mengganggu dan membuat pembaca tidak nyaman. Dengan kata lain, penulis tidak bertoleransi dan tidak mempertimbangkan keberadaan pembaca.

Seorang penulis seharusnya mempunyai tanggung jawab moral terhadap pembaca, termasuk tanggung jawab moral dalam mempertimbangakan situasi pembaca. Seorang penulis sepatutnya memberikan ruang pada pembaca untuk menikmati kalimat demi kalimat yang ia tulis. Salah satu caranya adalah dengan membuat kalimat sederhana. Lalu, seperti apa bentuk kalimat sederhana?

BACAJUGA

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

Minggu, 13/7/25 | 22:55 WIB
Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Syarat Sebuah Paragraf yang Ideal

Minggu, 22/6/25 | 20:22 WIB

Kalimat sederhana pada umumnya pendek-pendek. Kalimat sederhana adalah kalimat yang mempunyai struktur yang sederhana, seperti subjek predikat (SP) saja, subjek predikat objek (SPO), subjek predikat keterangan (SPK), atau subjek predikat pelengkap (SPPel). Kalimat sederhana merupakan kalimat tunggal atau bukan kalimat majemuk. Kalimat sederhana bisa berbentuk kalimat minor atau kalimat dengan satu klausa.
Contohnya kalimat minor.

      1. Enaknya !
      2. Amboi bagusnya!
      3. Aduh, menjengkelkan !
      4. Indahnya!
      5. Pedas sekali !

Contoh kalimat dengan satu klausa atau kalimat tunggal.

      1. Dia menatapku. (SP)
      2. Kami melangkah tanpa bicara. (SPO)
      3. Aku tersipu malu. (SPPel)
      4. Aku menyembunyikan perasaan. (SPO)
      5. Kita sudah lama tidak bertemu. (SP)

Sungguh menyenangkan membaca narasi dengan kalimat sederhana. Kalimatnya mudah dipahami dan maksudnya juga jelas. Kalimat sederhana tidak hanya disarankan bagi penulis pemula, tetapi penulis-penulis berpengalaman juga senang menggunakan kalimat sederhana. Berikut contoh kalimat sederhana dalam beberapa novel.

Contoh kalimat sederhana dalam novel Arus Balik karya Pramoedya Ananta Toer.

Pengantin itu bergandengan. Tanpa bicara, mereka meneruskan perjalanan. Keramaian membuncah lagi. Tapi para pengiring tepat di belakang pengantin diam membisu. Pengantin menolak ditunjang. (Toer, 2002:100)

Contoh kalimat sederhana dalam novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata.

Sepeda meluncur dengan tenang. Tara dan ibunya menikmati bundaran taman kota yang mulai ramai. Orang-orang hilir mudik. (Hirata, 2017:21)

Kami malah makin kompak. Taripol seperti orang tak bermata dengan telinga yang tajam. Aku seperti orang tak bertelinga dengan mata yang tajam. Bayangkan, jika kami bersatu. (Hirata, 2017:17)

Contoh kalimat sederhana dalam novel Love Spark in Korea karya Asma Nadia.

Sosok berpostur atletis itu berdiri di sana. Persis menutupi lensa kamera. Kalau saja boleh, Rania ingin memintanya menyingkir. (Nadia, 2015:2)

Sepasang kelopak indah terpejam. Sosok yang akrab belakangan ini, utuh bermain di benak. Lelaki yang mengucapkan suka hari ketiga pertemuan. Kata suka yang berubah menjadi cinta. Namun, tidak diiringi ketegasan ke mana hubungan mereka akan dibawa.(Nadia, 2015:2)

Demikian contoh-contoh kalimat sederhana yang digunakan dalam novel. Dalam kalimat sederhana tersebut, pesan yang disampaikan penulis mudah dipahami. Kalimatnya juga enak untuk dibaca karena pendek-pendek. Kita sering mendengar komentar,“Saya suka membaca tulisan/cerpen/novel pengarang A atau pengarang B karena kalimat yang digunakannya sederhana, pendek-pendek, dan mudah dipahami.” Jarang ada ada komentar, “Saya suka karya pengarang A atau pengarang B karena kalimat yang digunakannya panjang-panjang.” Secara logika, pembaca lebih menyukai kalimat sederhana dan pendek daripada kalimat yang panjang-panjang dan sulit dipahami. Jadi, mulai sekarang, mari belajar menggunakan kalimat sederhana dalam menulis agar tulisan kita enak dibaca dan mudah dipahami. Semoga bermanfaat.

Tags: #Elly Delfia
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Ketika Merek Menjadi Nama Sebuah Benda

Berita Sesudah

Manfaat La Nina, Si Pembawa Hujan di Indonesia

Berita Terkait

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

Minggu, 13/7/25 | 22:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Kali ini, mari kita membaca ulasan yang...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Perempuan Indonesia Tidak Mengenal Mekap

Minggu, 06/7/25 | 10:35 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas) Layakkah ini dijadikan kesimpulan? Perempuan...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Persoalan Kata Hidup dan Mati

Minggu, 29/6/25 | 08:02 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies) Kata hidup dan mati termasuk dua kata yang...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Syarat Sebuah Paragraf yang Ideal

Minggu, 22/6/25 | 20:22 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Mengenal syarat paragraf yang ideal dalam membuat...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Dialek-dialek Bahasa Minangkabau yang (akan) Mulai Hilang

Minggu, 08/6/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Selasa lalu (3 Mei 2025) mahasiswa Sastra Indonesia...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Edisi Klinik Bahasa Scientia kali ini akan...

Berita Sesudah
Nurul Latifa

Manfaat La Nina, Si Pembawa Hujan di Indonesia

Discussion about this post

POPULER

  • Sengketa Lahan dengan PT BPSJ,  Warga Kampung Surau Ancam Aksi Jika Tuntutan Tak Diindahkan

    Sengketa Lahan dengan PT BPSJ, Warga Kampung Surau Ancam Aksi Jika Tuntutan Tak Diindahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Kampuang Surau Arak TOA Keliling Kampung, Tuntut Pengembalian 20 Persen Lahan dari PT BPSJ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tugu Yogyakarta Sumbu Filosofi Kota Yogyakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keunikan Kata Penghubung Maka dan Sehingga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024