Kalimat merupakan media penyampai ide dan gagasan dalam tulisan. Untuk dapat menyampaikan gagasan dan ide dengan baik melalui tulisan, kita harus mempunyai pengetahuan cukup mengenai kalimat, termasuk pengetahuan mengenai pola kalimat.
Berdasarkan letak posisi polanya, kalimat dalam bahasa Indonesia dikenal dengan kalimat versi dan inversi. Kalimat versi merupakan kalimat berpola umum atau normal atau berpola Subjek Predikat (SP), sedangkan kalimat inversi merupakan kalimat yang polanya terbalik atau kalimat yang predikat mendahului subjek atau PS (Predikat Subjek). Pola ini kebalikan dari kalimat versi atau kalimat yang biasa kita kenal dengan pola SP (Subjek Predikat), SPO (Subjek Predikat Objek), SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan), SPPel (Subjek Predikat Pelengkap, dan lain-lain.
Subjek Predikat (SP) merupakan unsur yang wajib hadir dalam sebuah kalimat. Satuan bahasa tidak bisa disebut kalimat jika tidak memiliki unsur subjek dan predikat. Kridalaksana (2008:96) mendefinisikan kalimat inversi sebagai perubahan urutan pola masing-masing kalimat yang berbeda dari urutan normal atau biasanya. Berikut ini contoh kalimat inversi dengan pola sederhana Predikat Subjek (PS):
Kebalikan dari kalimat inversi adalah kalimat versi atau kalimat dengan pola normal dan tidak dibalik, seperti SP, SPK, SPPel, dan lain-lain. Contoh kalimat versi dapat dilihat sebagai berikut:
Kalimat inversi berfungsi untuk penekanan makna pada bagian predikat. Selain itu, kalimat inversi juga sering digunakan dalam novel-novel, cerpen, dan karya sastra lainnya untuk menghasilkan efek estetika (keindahan) dalam kalimat. Kalimat inversi juga sering digunakan dalam karya ilmiah populer untuk menciptakan variasi-variasi kalimat baru yang tidak membosankan. Demikian ulasan singkat mengenai kalimat inversi. Semoga mencerahkan.
Discussion about this post