
Kabupaten Solok, Scientia.id – Kesibukan penanganan banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Solok dalam beberapa hari terakhir mendapat perhatian serius dari DPRD Kabupaten Solok. Di tengah situasi darurat yang masih berlangsung, lembaga legislatif tersebut menegaskan pentingnya solidaritas serta langkah nyata seluruh pihak untuk membantu ribuan warga yang terdampak. Tak hanya menyampaikan rasa duka, DPRD juga turun langsung ke lokasi bencana untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi.
Ketua DPRD Kabupaten Solok, Ivoni Munir, S.Farm.Apt, menyampaikan pernyataan resmi atas nama pimpinan dan anggota DPRD terkait musibah yang menimpa berbagai nagari. Menurutnya, tragedi ini bukan semata urusan pemerintah daerah, tetapi menjadi duka bersama yang harus ditangani dengan semangat gotong-royong.
“Atas nama pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Solok, kami menyampaikan rasa duka dan empati yang mendalam. Mari kita lewati situasi ini bersama-sama. Tidak ada yang berdiri sendiri. Ini saatnya saling menguatkan,” ujar Ivoni Munir.
Pemantauan Lapangan: Prioritas Pangan dan Perlindungan Warga
Saat memantau sejumlah titik bencana bersama unsur pemerintah daerah, Ketua DPRD melihat koordinasi lintas sektor bekerja optimal meski dalam tekanan cuaca ekstrem. Apresiasi ia sampaikan kepada petugas OPD, relawan, unsur nagari, hingga TNI-Polri yang bekerja siang dan malam.
Dari pendataan sementara, tercatat 521 KK atau 2.043 jiwa mengungsi di Muaro Pingai, serta 128 jiwa di SD 11 Paninggahan. Kedua lokasi itu masih menjadi tempat perlindungan utama bagi warga dari kawasan rawan banjir dan longsor.
“Secara umum, kebutuhan makan dan minum untuk warga pengungsi Alhamdulillah mencukupi. Semoga tetap tersedia sampai kondisi sepenuhnya aman hingga masa tanggap darurat selesai natinya, dan seluruh posko dapat kita tutup dengan,” ucapnya.
Dalam berbagai kunjungan, DPRD juga menyoroti pentingnya tenaga kesehatan standby di posko pengungsian. Berdasarkan koordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan, Zulhendri, setiap posko akan ditempatkan nakes untuk mencegah gangguan kesehatan akibat cuaca ekstrem.
“Nakes harus standby di posko. Ini penting untuk mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan. Kami pastikan koordinasi berjalan agar setiap pengungsi mendapat layanan kesehatan yang layak,” tegasnya.
Selain itu, kerusakan jaringan air bersih menjadi perhatian serius karena banyak pipa warga yang terputus akibat longsor. Tanpa penanganan cepat, kondisi ini dapat memicu masalah kesehatan lanjutan.
“Banyak pipa air bersih yang terputus karena banjir dan longsor. Ini risiko besar. Kita berharap bersama Pemkab Solok, solusi cepat bisa ditemukan,” ungkap Ivoni.
DPRD Tegaskan Komitmen Hadir di Tengah Warga
Melalui berbagai langkah, mulai dari pemantauan hingga koordinasi lintas lembaga, DPRD memastikan kehadiran mereka bukan sekadar simbolik. Ajakan untuk tetap waspada dan saling membantu terus digaungkan hingga masa tanggap darurat berakhir.
Baca Juga: Pemkab Solok Tetapkan Status Darurat Bencana Akibat Banjir dan Longsor
“Bencana ini menguji kita. Tapi kebersamaan selalu membuat Solok kuat. Mari terus bergotong-royong sampai semuanya kembali aman,” tutup Ketua DPRD. (*)



![Anggota DPRD Sumbar, Firdaus.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/IMG-20230522-WA0086_1-350x250.jpg)

![Jalan Water Front City di Desa Pasir Sunur pasca banjir. Minggu, (30/11) [foto : sci/yrp]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/11/1000760351-350x250.jpg)



![Kantor PDAM Kota Padang.[foto : net]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/07/FB_IMG_17535045128082-350x250.jpg)