
Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Hujan selalu punya cara sederhana untuk membuat saya berhenti sejenak. Di antara rintik yang jatuh, ada jeda sunyi yang saya rasakan. Dan pada momen ini, saya merasa hidup menjadi sedikit lebih pelan.
Menunggu hujan reda itu unik. Saya pernah terjebak berteduh di sebuah toko kosong. Hujannya deras hingga bicara harus keras. Saya berdiri di sebelah motor sambil melihat jalan. Angin membawa percikan ke kaki. Waktu berjalan seakan pelan saja. Saya terus menunggu hujan reda.
Jika ada pengendara lain yang berteduh, biasanya saya menyapa atau berbincang sebentar. Saat rintiknya mengecil sering muncul rasa segar yang sulit dijelaskan. Seolah jeda singkat itu memperbaiki sesuatu dalam diri, tanpa saya tahu apa yang berubah.
Menunggu hujan reda sering memberi cerita. Ada yang gelisah sambil melihat langit. Ada juga yang santai menikmati rintik. Ada pula yang merekam genangan air. Ada juga yang menatap rintik jatuh dari atap sambil mengosongkan pikiran.
Ketika di rumah, menunggu hujan reda pun terasa menarik. Saya terkadang duduk di teras melihat jalalan basah. Pikiran berat perlahan ringan. Suara rintik membuat waktu berjalan pelan.
Yang paling unik dari menunggu hujan reda adalah jeda yang diberikannya. Saat hujan reda, kita kembali ke jalan dan melanjutkan kesibukan. Saaat berkendara roda dua, tentu hujan seakan memberi izin untuk saya beristirahat sebentar.
Mungkin itu sebabnya menunggu hujan reda selalu punya daya tarik tersendiri. Ia sederhana, tidak dramatis, tapi penuh cerita kecil yang muncul tanpa direncanakan. Dan ketika gas motor dilanjutkan ada perasaan ringan yang tertinggal di belakang, ikut hanyut bersama genangan.
Hari ini hujan tampaknya awet sekali. Dari pagi hingga sore rintiknya tidak mau kompromi. Saya mulai merasa hujan ini sedang menenangkan langit dengan caranya yang paling lembut.
Hujan hari ini seolah memberi ruang bagi saya untuk diam lebih lama. Di antara rintiknya, ada keheningan yang perlahan merapikan hal-hal yang sulit saya ucapkan. Dan ketika hujan nanti berhenti, saya berharap hati ini ikut menemukan teduhnya.





