![Gubernur Sumbar, Mahyeldi.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/11/IMG-20251124-WA0033.jpg)
Pertemuan ini dihadiri oleh FAO, WOAH, kementerian teknis dari berbagai negara, akademisi, serta para pelaku usaha perikanan. Forum tersebut menjadi wadah untuk menyatukan langkah menghadapi ancaman penyakit ikan yang kini meningkat secara global.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menegaskan bahwa penyakit ikan tidak lagi menjadi persoalan satu negara, melainkan isu internasional yang membutuhkan koordinasi dan kolaborasi kuat.
“Penguatan biosekuriti tidak bisa dilakukan sendiri. Sumbar mendukung penuh kolaborasi IORA agar sektor perikanan lebih sehat, produktif, dan berkontribusi bagi ketahanan pangan,” ujar Mahyeldi di Padang, Sabtu (22/11/2025).
Mahyeldi juga menyatakan kesiapan Sumatera Barat menjadi daerah percontohan penerapan biosekuriti akuakultur air tawar, sejalan dengan besarnya potensi budidaya ikan di wilayah tersebut.
Kepala Badan Kesbangpol Sumbar, Mursalim, yang mewakili Gubernur dalam lokakarya tersebut, mengungkapkan bahwa sejumlah rekomendasi strategis berhasil disepakati negara-negara anggota. Salah satu poin penting adalah penunjukan focal point nasional untuk memperkuat koordinasi lintas negara dengan IORA.
Selain itu, peserta workshop juga menyetujui penerapan langkah-langkah praktis berbiaya rendah yang dapat langsung dilaksanakan oleh pembudidaya ikan, seperti penggunaan benih bersertifikat, perbaikan manajemen kualitas air, desinfeksi rutin fasilitas budidaya, dan pencatatan aktivitas harian untuk memantau kesehatan ikan.
“Langkah sederhana ini memiliki dampak besar bagi produktivitas petani dan pengurangan risiko penyakit,” kata Mursalim.
Hasil lokakarya ini sejalan dengan agenda global FAO, terutama penguatan kapasitas laboratorium, pengendalian antimicrobial resistance (AMR), serta rencana pembentukan pilot farm atau farm percontohan di Indonesia yang akan menjadi model penerapan biosekuriti terpadu.
Dengan kesepakatan ini, Sumatera Barat tidak hanya menjadi tuan rumah forum internasional, tetapi juga berpotensi menjadi pionir dalam pembangunan sistem budidaya ikan air tawar yang lebih aman dan berkelanjutan di kawasan IORA.(Adpsb)








