Agam, Scientia.id – Kasus stunting di Kabupaten Agam mengalami penurunan signifikan dalam empat tahun terakhir. Berdasarkan data EPPGBM, jumlah anak penderita stunting yang semula tercatat 170 kasus pada 2021, kini tinggal 49 kasus pada 2024.
Capaian tersebut disampaikan Wakil Bupati Agam, Muhammad Iqbal SE MCom, saat memaparkan strategi penanganan stunting kepada tim penilai Provinsi Sumatera Barat melalui pertemuan virtual di Ruang Rapat Kantor Bupati Agam, Kamis (2/10).
Iqbal menjelaskan, penurunan itu merupakan hasil rangkaian aksi konvergensi dan berbagai program inovasi yang melibatkan masyarakat. Dua di antaranya adalah Aua Sungsang (Ayo Urus Anak Agar Stunting Hilang) serta Basaragam (Bapak Bunda Asuh Anak Stunting Rang Agam).
“Kedua program ini berhasil karena tidak hanya pemerintah yang bergerak, tetapi juga tokoh adat, keluarga, dan masyarakat nagari ikut terlibat,” ujarnya.
Selain lewat inovasi, Pemkab Agam juga menyalurkan dukungan anggaran cukup besar. Pada 2024, dana yang digelontorkan untuk penanganan stunting mencapai Rp45,552 miliar, bahkan pada 2025 naik menjadi lebih dari Rp56,885 miliar.
Baca Juga: Pasien Keracunan MBG di Agam Berangsur Pulih, Puluhan Telah Kembali ke Rumah
Menurut Iqbal, komitmen menekan stunting hingga nol kasus merupakan bagian dari persiapan menyongsong generasi emas 2045. “Kami yakin, dengan kolaborasi semua pihak, target itu bisa tercapai,” tegasnya. (*)