Forum ini mengangkat tema “Sinergi Pemerintah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, dan Generasi Muda dalam Mewujudkan Swasembada Jagung dan Pertanian Modern di Sumatera Barat.”
Acara turut dihadiri Anggota Komisi IV DPR RI H. Rahmat Saleh, S.Farm, Sekda Sumbar, perwakilan Kapolda Sumbar, jajaran pimpinan perguruan tinggi, pelaku usaha, asosiasi fintech, serta ratusan akademisi dan mahasiswa.
Dorongan Gubernur untuk Petani Muda
Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan bahwa penandatanganan MoU yang dilakukan pada forum ini menjadi simbol sinergi bersama dalam memajukan pertanian. Ia menekankan pentingnya mengoptimalkan lahan tidur agar bisa meningkatkan produksi pangan, khususnya jagung.
“Generasi muda sudah membuktikan bahwa pertanian bukan lagi pekerjaan tradisional, tapi bisa menjadi sektor modern, produktif, dan menjanjikan,” ujarnya.
Menurutnya, tantangan pertanian ke depan semakin kompleks, mulai dari perubahan iklim, keterbatasan lahan, hingga persaingan pasar global. Karena itu, dibutuhkan petani muda yang cerdas, melek literasi finansial, digitalisasi, dan manajemen usaha.
Data Produksi dan Tantangan Jagung
Berdasarkan data BPS 2024, produksi jagung Sumbar mencapai 742.492 ton dari luas panen sekitar 83.918 hektare, dengan produktivitas rata-rata 61,76 kuintal/hektare. Padahal, kebutuhan jagung daerah mencapai 2,4 juta ton per tahun, sehingga produksi lokal baru memenuhi sekitar 40 persen kebutuhan.
“Ini pekerjaan besar kita bersama. Kita butuh Youth Agripreneurs yang mampu meningkatkan produksi sekaligus mengangkat daya saing pertanian Sumbar di tingkat global,” tegas Gubernur.
Ia juga mencontohkan keberhasilan petani milenial Sumbar yang mengembangkan berbagai komoditas unggulan seperti kopi Solok Radjo, pertanian organik Bukit Gompong, hidroponik di Padang, hingga alpukat Baso di Agam.
Kolaborasi dengan Dunia Usaha
CEO PT Mekar Investama Teknologi, Pandu Aditia Kristi, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa pihaknya telah membuka kembali lahan tidur seluas 300 hektare di Lubuk Alung yang sudah 35 tahun tidak digarap. Lahan tersebut kini ditanami jagung, dan program serupa akan diperluas ke wilayah lain di Sumbar.
“Ini momentum penting. Kami percaya, dengan sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, dan generasi muda, swasembada pangan di Sumbar bisa tercapai,” kata Pandu.
Harapan ke Depan
Forum yang didukung oleh PT Mekar Agrifin Teknologi, AFPI, FiO Technology, serta sejumlah perguruan tinggi di Sumbar ini diharapkan melahirkan semakin banyak Youth Agripreneurs.
“Jangan ragu menekuni pertanian. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu mengelola sumber dayanya sendiri,” tegasnya.(Adpsb)