Dalam laporannya berjudul “Membangun Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern di Ranah Minang”, Gubernur Mahyeldi menegaskan bahwa Sumbar memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Luas lahan pertanian di Sumbar mencapai 3,34 juta hektare, dengan 188 ribu hektare berupa sawah dan sisanya lahan pertanian non-sawah. Sektor pertanian sendiri menyumbang Rp71,16 triliun atau 21,27 persen terhadap PDRB Sumbar pada tahun 2024.
“Komoditas unggulan Sumbar tidak hanya padi dan jagung, tetapi juga hortikultura seperti cabai, bawang merah, manggis, hingga jeruk. Untuk perkebunan, Sumbar menghasilkan kopi, kakao, kelapa sawit, kulit manis, hingga gambir yang menjadi kebanggaan kami,” kata Mahyeldi.
Gubernur menekankan, gambir adalah komoditas strategis yang banyak menopang kehidupan petani. Bahkan, Sumbar menjadi penghasil gambir terbesar di Indonesia dengan kontribusi sekitar 80 persen dari kebutuhan dunia. Gambir memiliki potensi besar dalam industri makanan, minuman, kesehatan, farmasi, hingga kosmetik.
Mahyeldi berharap, Kementerian Pertanian dapat memberi perhatian lebih melalui pembangunan infrastruktur, sarana prasarana, serta dukungan untuk hilirisasi gambir. “Kami ingin agar di Sumbar berdiri pabrik pengolahan gambir sehingga petani tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi bisa menikmati nilai tambah yang lebih besar,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Mentan Andi Amran Sulaiman menyatakan komitmennya untuk mendorong hilirisasi gambir di Sumbar. Ia menegaskan, industri pengolahan gambir akan dibangun agar ekspor ke depan tidak lagi berbentuk bahan mentah.
“Gambir ini luar biasa. Selama ini diekspor mentah, padahal bisa diolah menjadi produk jadi bernilai tinggi seperti skincare, lipstik, tinta, hingga obat-obatan. Ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar setiap komoditas unggulan pertanian Indonesia punya nilai tambah,” jelas Amran.
Menurutnya, transformasi pengolahan gambir dari cara tradisional ke modern akan menjadi langkah strategis. Selain meningkatkan pendapatan petani, hal ini juga bisa memperkuat posisi Sumbar sebagai pusat industri gambir dunia. “Kami siap memfasilitasi pembangunan pabrik pengolahan gambir di Sumbar, tentu setelah dilakukan kajian teknis dan uji kelayakan,” tambahnya.
Dengan komitmen ini, Sumbar berpeluang besar menjadi pionir hilirisasi gambir di Indonesia sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Dukungan Kementan diharapkan mampu mengubah gambir dari sekadar komoditas tradisional menjadi produk global berdaya saing tinggi.(Adpsb)