Jakarta, Scientia.id – FC Twente mengawali Liga Belanda musim ini dengan hasil yang mengecewakan. Dari dua laga yang sudah dijalani, klub berjuluk Tukkers itu selalu menelan kekalahan.
Pada pertandingan pertama, Twente tumbang 0-1 dari PEC Zwolle. Hasil serupa kembali terjadi di pekan kedua, saat mereka harus menyerah 0-2 dari PSV Eindhoven di kandang sendiri.
Yang menjadi sorotan, Mees Hilgers, bek andalan yang juga memiliki darah Indonesia, belum sekalipun dimainkan. Dalam dua laga terakhir, pelatih Joseph Oosting lebih memilih Stav Lemkin, Max Bruns, hingga Robin Propper untuk mengisi lini belakang. Nama Hilgers bahkan tak tercantum dalam daftar susunan pemain.
Keputusan Oosting itu memicu kritik. Mantan gelandang Timnas Belanda, Ibrahim Afellay, menilai pelatih seharusnya memberikan penjelasan terbuka kepada publik mengenai absennya Hilgers.
“Kalau seorang pemain tak dimainkan, harus ada alasan yang jelas. Saat ini yang saya lihat masih samar,” kata Afellay dikutip Voetbal Primeur.
Di tengah kritik tersebut, Jan Streuer, Direktur Olahraga Twente, memberikan pembelaan. Menurutnya, Hilgers memang sudah lama menunjukkan keinginan untuk mencari tantangan baru di luar klub.
“Mees sudah lima musim bersama FC Twente dan sejak lama menyampaikan ambisinya untuk melangkah maju. Itu sudah ia katakan sejak tiga tahun lalu,” jelas Streuer.
Twente sendiri sudah mengantisipasi skenario hengkangnya Hilgers dengan mendatangkan Lemkin. “Kalau kami tetap menaruh Lemkin di bangku cadangan, itu justru janggal. Apalagi Mees mungkin akan pergi dalam waktu dekat,” tambah Streuer.
Diminati Crystal Palace
Spekulasi kepindahan Hilgers semakin kencang setelah namanya dikaitkan dengan Crystal Palace. Klub Premier League itu dikabarkan membidik Hilgers sebagai opsi pengganti bila Marc Guehi hengkang musim panas ini.
Baca Juga: Crystal Palace Dikabarkan Siap Gaet Mees Hilgers dari FC Twente
Bagi publik Indonesia, kabar ini tentu menarik. Pasalnya, Hilgers sempat menjadi perbincangan karena disebut-sebut berpotensi memperkuat Timnas Indonesia melalui jalur naturalisasi. Meski sampai kini ia masih menunggu kesempatan, performa dan masa depannya di Eropa tetap menjadi sorotan. (*)