Jakarta, Scientia.id – Menggigit kuku, atau yang dalam istilah medis dikenal sebagai onikofagia, memengaruhi sekitar 30 persen populasi dunia. Kebiasaan ini umumnya dimulai sejak masa kanak-kanak dan sering kali dipicu oleh stres, kecemasan, atau rasa bosan.
Meski kerap dianggap sepele, kebiasaan menggigit kuku dapat menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan jika dibiarkan. Tidak hanya merusak penampilan kuku, tindakan ini juga berpotensi memicu berbagai masalah medis.
Mengutip Times of India, terdapat sejumlah risiko kesehatan yang dapat timbul dari kebiasaan menggigit kuku, antara lain:
Kerusakan Kuku dan Kulit
Kebiasaan ini dapat merusak kutikula dan dasar kuku, sehingga kuku menjadi kering, bentuknya tidak normal, dan rentan terinfeksi jamur atau bakteri seperti paronikia.
Masalah pada Gigi
Menggigit kuku berulang-ulang bisa mengikis enamel gigi, memicu resesi gusi, nyeri rahang, hingga gangguan sendi temporomandibular (TMJ) disorder.
Risiko Infeksi
Kuman dari jari dapat berpindah ke mulut, meningkatkan risiko pilek, sakit perut, hingga flu. Dalam kasus jarang namun serius, infeksi dapat berkembang menjadi sepsis—reaksi tubuh yang berlebihan terhadap infeksi dan berpotensi memicu kerusakan jaringan, kegagalan organ, bahkan kematian. Luka kecil di sekitar kuku akibat gigitan menjadi pintu masuk bakteri yang kemudian menyebar melalui aliran darah.
Gangguan Pencernaan
Potongan kuku yang tidak sengaja tertelan dapat menyebabkan masalah pencernaan ringan, atau dalam kasus tertentu, penyumbatan usus.
Dampak Emosional dan Psikologis
Menggigit kuku tergolong body-focused repetitive behavior (BFRB). Penderitanya kerap mengalami penurunan kualitas hidup, rasa malu, hingga stigma sosial.
Tips Menghentikan Kebiasaan Menggigit Kuku
Beberapa langkah yang dapat membantu menghentikan kebiasaan ini antara lain:
- Mengenali pemicu seperti stres, kecemasan, atau rasa bosan
- Merapikan dan merawat kuku agar selalu pendek dan sehat
- Menyibukkan tangan dan mulut, misalnya dengan fidget toy atau permen karet
- Menghentikan kebiasaan secara bertahap, misalnya mulai dari satu jari terlebih dahulu
- Mengikuti terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy) bagi kasus yang sudah kronis
Baca Juga:Â Menjaga Kesehatan di Musim Penghujan agar Tubuh Tetap Fit
Dengan kesadaran dan langkah pencegahan yang tepat, kebiasaan menggigit kuku dapat diatasi sehingga risiko kesehatan yang menyertainya bisa dihindari. (*)