
Pariaman, Scientia.id – Meningkatnya kasus kekerasan seksual di wilayah kota Pariaman dan kabupaten Padang Pariaman mengundang keprihatinan mendalam dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Firdaus menilai maraknya kasus tersebut bukan hanya soal kriminalitas tetapi mencerminkan krisis nilai yang lebih dalam di tengah masyarakat.
“Ini bukan sekedar masalah hukum. Ini darurat moral. Kita sedang menghadapi kegagalan dalam mendidik generasi muda tentang nilai, ketika dan empati,” ujar Firdaus pada Scientia.id, Senin (28/4).
Menurut Firdaus, kondisi tersebut perlu dijawab dengan langkah serius dan sistematis. Ia menekankan pentingnya pendidikan karakter sejak dini, baik di lingkungan keluargaku, sekolah maupun masyarakat.
“Keluarga adalah benteng utama. Tapi ketika keluarga gagal, sekolah dan lingkungan seharusnya bisa menjadi pelindung. Sayangnya, kita justru melihat pembiaran, bahkan kadang penyangkalan terhadap realita kekerasan yang terjadi,” tegas Firdaus.
Firdaus juga mendorong pemerintah daerah untuk tidak hanya mengandalkan pendekatan hukum semata. Ia mengajak agar program edukasi publik, kampanye kesadaran dan pendampingan psikologis diperkuat sebagai bagian dari strategi pencegahan jangka panjang.
“Kita perlu membangun budaya baru yang lebih peduli, lebih berani bersuara, dan tidak menormalisasi kekerasan. Kalau tidak, generasi berikutnya akan tumbuh dalam trauma dan ketakutan,” tutup Firdaus.
[02.26, 13/5/2025] Tami Scientia: Padang, Scientia.id – Menanggapi meningkatnya kasus narkoba di Sumatera Barat, anggota DPRD Sumbar, Firdaus menilai persoalan ini bukan semata-mata soal pelanggaran hukum melainkan gejala dari krisis sosial dan ekonomi yang kian dalam.
“Ketika angka penyalahgunaan narkoba melonjak, ini bukan hanya masalah kriminalitas, tetapi cerminan dari rusaknya tatanan sosial. Anak-anak muda kita kehilangan arah karena tekanan ekonomi, kemiskinan, minimnya pendidikan, dan kurangnya ruang berekspresi,” ujar Firdaus pada Scientia.id, Senin (28/4).
Menurut Firdaus, maraknya peredaran narkoba tidak bisa dilepaskan dari kesenjangan sosial yang terus melebar. Ia mencontohkan Bagaimana banyak pelaku berasal dari kalangan pengangguran atau pekerja informal yang tidak memiliki jaminan masa depan.
“Mereka yang tidak punya harapan lebih mudah dijerat oleh jaringan narkoba,” tegas Firdaus.
Firdaus mendorong Pemerintah Daerah dan lembaga Sosial untuk memperkuat program pemberdayaan Pemuda dan membuka akses kependidikan alternatif serta pelatihan kerja. Ia juga menyerukan pendekatan preventif berbasis komunitas, agar solusi yang diberikan tidak hanya bersifat reaktif.
Baca Juga: Pengurus DPW PKDP Sumbar Dilantik, Firdaus : Siap Berbuat untuk Kampung Halaman
“Kita tidak bisa berharap polisi bekerja sendiri. Kalau akar masalahnya adalah kemiskinan dan putus asa, maka kita harus membereskan itu lebih dahulu. Tanpa keadilan sosial, kita akan terus kehilangan generasi demi generasi,” tutup Firdaus. (Tmi)