Padang, Scientia.id – Kasus pelecehan terhadap anak terus meningkat di Sumatera Barat menjadi peringatan serius bagi seluruh elemen masyarakat. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumatera Barat, Firdaus, menilai fenomena ini sebagai bukti lemahnya sistem perlindungan anak. Ia menegaskan bahwa negara harus hadir dengan tindakan nyata agar anak-anak bisa tumbuh dalam lingkungan yang aman dan terbebas dari ancaman kekerasan.
Firdaus menyoroti beberapa faktor yang memperburuk situasi ini, seperti lemahnya kontrol sosial, pesatnya perkembangan teknologi tanpa pengawasan, serta rendahnya edukasi bagi keluarga. Ia mendesak pemerintah untuk tidak hanya mengeluarkan regulasi, tetapi juga memastikan langkah pencegahan berjalan efektif di lapangan.
“Ini bukan sekedar angka di laporan, tapi menyangkut masa depan anak-anak kita. Mereka harus dilindungi, bukan hanya oleh keluarga, tetapi juga oleh sistem yang menjamin keadilan. Jangan sampai anak-anak kita hidup dalam ketakutan di lingkungan yang seharusnya melindungi mereka,” ujar Firdaus pada Scientia.id, Senin (24/3).
Menurut Firdaus, lemahnya pengawasan dari keluarga dan masyarakat juga menjadi faktor utama yang membuat anak-anak semakin rentan. Ia menekankan bahwa selain penegakan hukum yang ketat, edukasi kepada orang tua dan Lingkungan harus menjadi prioritas.
“Orang tua harus sadar betapa besar ancaman yang mengintai anak-anak mereka. Jangan sampai kita baru tersadar setelah tragedi terjadi. Kontrol dan kepedulian sosial yang dulunya menjadi ciri khas masyarakat Minangkabau harus diperkuat kembali,” tambah Firdaus.
Firdaus juga mengkritisi dampak teknologi terhadap meningkatnya risiko pelecehan anak. Akses tanpa batas terhadap konten yang tidak sesuai usia, serta rendahnya literasi digital di kalangan keluarga, membuat anak-anak semakin rentan.
“Teknologi seharusnya menjadi alat kemajuan, bukan pintu masuk bagi kejahatan. Pemerintah harus lebih serius dalam mengatur akses dan memberikan edukasi kepada keluarga tentang bagaimana membimbing anak di era digital yang semakin kompleks,” tegas Firdaus.
Baca Juga: Cegah Aksi Tawuran Remaja, Firdaus: Sibukan Mereka dengan Aktivitas Seni dan Olahraga
Selain itu, Firdaus juga mendorong masyarakat untuk lebih aktif menjaga lingkungan agar anak-anak terhindar dari ancaman kekerasan. Peran tokoh adat, agama dan komunitas lokal dinilai penting untuk menghidupkan kembali kontrol sosial yang selama ini menjadi bagian dari budaya Minangkabau.
“Jangan biarkan anak-anak kehilangan rasa aman di tempat yang seharusnya melindungi mereka. Semua pihak harus terlibat, baik dalam pencegahan maupun dalam memberikan perlindungan yang lebih baik,” tutup Firdaus. (tmi)