
Bahasa Indonesia memiliki banyak imbuhan yang terbagi dalam awalan (seperti me-, ber-, dan ter-), akhiran (seperti -kan dan -an), sisipan (seperti -el- dan -er-), dan gabungan (seperti me-kan, me-i, dan ter-kan).
Pada dasarnya, semua imbuhan sering digunakan di dalam kehidupan sehari-hari pengguna bahasa Indonesia meskipun secara pemahaman bahasa, masih ada yang belum bisa mengklasifikasikan atau memahami makna berbagai imbuhan. Salah satu imbuhan yang cukup jarang dibahas (tetapi sering digunakan) adalah imbuhan gabungan ber-kan. Imbuhan ini terdiri atas awalan ber- dan akhiran -kan. Imbuhan ber-kan berbeda dengan imbuhan ber-an, meskipun secara bunyi hampir mirip. Imbuhan gabungan ber-an sudah pernah dibahas di edisi Klinik Bahasa Scientia tanggal 16 Oktober 2022. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat kembali di laman berikut: https://scientia.id/2022/10/16/menilik-kembali-makna-imbuhan-ber-an/. Karena imbuhan ber-an sudah pernah dijelaskan sebelumnya pada edisi Klinik Bahasa Scientia, kali ini kita hanya akan fokus pada imbuhan ber-kan.
Kata-kata yang menggunakan imbuhan ber-kan seperti berdasarkan (ber- + dasar + -kan), beralaskan (ber- + alas + -kan), berhiaskan (ber- + hias + -kan), dan bertuankan (ber- + tuan + -kan). Secara makna, imbuhan gabungan ber-kan tidak memiliki banyak makna seperti imbuhan-imbuhan lainnya. Kita bisa mengetahui bahwa imbuhan me- memiliki makna “menggunakan alat sesuai dengan nama alat itu” (menyapu, menggergaji, dan menggunting), “menggunakan” (memakai, menggenakan, dan memasang), “melakukan aktivitas seperti kata dasarnya” (memasak, memakan, membaca, dan menulis), “menuju ke” (mendarat, melaut, dan mengudara), “berubah menjadi” (memerah, menua, dan memutih), dan sebagainya. Tidak jauh berbeda dengan imbuhan lainnya, imbuhan gabungan ber-an juga memiliki beberapa makna, yaitu “saling melakukan” (berpelukan dan bepegangan), “saling berada di” (bersebelahan dan berhadapan), dan “sesuatu dilakukan atau terjadi secara tidak teratur” (berlarian, berlompatan, berdatangan, beterbangan, dan berjatuhan).
Imbuhan ber-kan juga memiliki beberapa makna, Akan tetapi, secara umumnya ada satu makna yang paling utama atau paling banyak digunakan, yaitu “menggunakan atau menjadikan suatu kata sebagai alat, alasan, atau landasan yang disebut dalam imbuhan tersebut”. Berikut ini adalah contoh kalimat dan penjelasannya:
- Ayah saya selalu bermandikan keringat setiap hari. Di dalam kalimat ini, ada kata bermandikan (ber- + mandi + -kan). Setelah kata bermandikan ada kata keringat. Makna dari bermandikan keringat adalah “menjadikan keringat sebagai alat untuk kegiatan mandi”. Normalnya, semua makhluk hidup melakukan kegiatan mandi dengan air. Dengan demikian, kalimat ini memiliki konteks kiasan yang menggambarkan banyaknya cucuran keringat dari sang ayah yang membuat sekujur tubuhnya basah, seperti orang yang sedang mandi. Oleh karena itu, kata yang berimbuhan ber-kan dalam bermandikan bisa menjadikan apa pun sebagai alat untuk mandi. Kalimat lainnya seperti: Semua prajurit bermandikan lumpur dan darah di dalam pertempuran tersebut.
- Mereka tidur beralaskan karton setiap malam. Tidak jauh berbeda dari kalimat pertama, pada kalimat ini, kata karton juga dijadikan alat atau alas untuk tidur. Pada umumnya, manusia tidur di atas kasur atau alat yang memang layak digunakan saat tidur. Jika pada kalimat ini disebutkan beralaskan karton, ada kesan makna bahwa situasi ini tidak seperti situasi tidur yang sewajarnya,
- Saat masih kecil, kami tinggal di rumah yang beratapkan langit. Kalimat ini tidak jauh berbeda dengan kalimat nomor satu dan dua, yaitu menjadikan langit sebagai atap untuk rumahnya. Konteks yang dimiliki oleh kalimat ini pun hampir sama dengan konteks sebelumnya.
- Dia memulai bisnis ini dengan mermodalkan tekad yang kuat. Pada umumnya, setiap orang yang memulai bisnis akan memiliki modal usaha berupa uang atau berbagai hal materi yang berkaitan dengan usahanya itu. Hal ini sesuai dengan makna modal yang ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu “uang yang dipakai sebagai pokok untuk berdagang”. Kata berimbuhan bermodalkan membuat sesuatu apa pun bisa menjadi modal, termasuk tekad yang kuat. Kalimat lain yang sering kita dengar: Dengan bermodalkan pengalaman itu, dia memulai usahanya sendiri.
- Dia dijatuhi hukuman berdasarkan bukti-bukti yang ada di persidangan. Secara makna, kalimat ini hampir sama dengan kalimat-kalimat sebelumnya. Akan tetapi secara konteks, kalimat ini tidak mengandung kiasan sebab bukti-bukti dijadikan dasar penjatuhan hukuman. Kalimat lainnya adalah: Peneliti itu menarik kesimpulan berdasarkan data yang didapatkannya di lapangan; Wartawan itu menulis berita berdasarkan hasil wawancaranya dengan beberapa narasumber; Penulis itu membuat novel ini berdasarkan pengalamannya sendiri.
Ini adalah contoh penggunaan imbuhan ber-kan yang banyak dipakai di dalam kehidupan. Akan tetapi, imbuhan ini masih memiliki makna lainnya yaitu “memiliki orang yang berjumlah atau yang berciri-ciri”. Ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Grup itu beranggotakan 100 orang.
- Grup itu beranggotakan pelajar Indonesia yang sangat ahli matematikan.
- Komunitas itu hanya beranggotakan warga negara asing.
Pada kalimat satu sampai tiga ini, kita sudah bisa memahami makna kata beranggotakan.
- Dia bersuamikan orang kaya.
- Dia bersuamikan seorang laki-laki yang sangat saleh dan pintar.
- Dia beristrikan seorang perempuan yang sangat pandai memasak.
- Dia beristrikan perempuan Minangkabau.
Kata bersuamikan dan beristrikan berbeda dengan kata bersuami dan beristri. Kata bersuami dan beristri hanya bisa digunakan untuk makna “memiliki” seperti: Dia belum bersuami; Dia tidak beristri lagi. Kata bersuamikan dan beristrikan juga bermakna “memiliki” tetapi dilengkapi dengan ciri atau identitas dari orang tersebut. Makna imbuhan ber-kan di dalam konteks ini tidak fokus pada “memiliki” atau “tidak memiliki” tetapi fokus pada identias dan ciri dari suami atau istri yang dimiliki. Demikianlah penjelasan dari makna ber-kan. Semoga bermanfaat.