Pasaman Barat, Scientia.id – Minimnya infrastruktur kembali memakan korban. Latifah, warga Rura Patontang di kecamatan Koto Balingka, Pasaman Barat meninggal dunia dalam perjalanan mencari akses media pada Senin (23/12). Warga terpaksa memandu tubuhnya sejauh 3,8 kilometer menuju Pengambiran, lokasi terdekat yang dapat dijangkau kendaraan roda empat. Sayangnya, Latifah menghembuskan nafas terakhir sebelum mencapai rumah sakit.
Perjalanan yang panjang dan melelahkan disebabkan kondisi jalan di Rura Patontang yang rusak dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Salah seorang warga sempat mengungkapkan betapa sulitnya situasi yang mereka hadapi.
“Saat ada warga sakit, kami harus memandu mereka. Ini sering terjadi dan sangat menyulitkan kami,” katanya.
Aliansi Mahasiswa Kabupaten Pasaman Barat (AMPB) gambar respon keras insiden ini. Ridho Kurnia, koordinator AMPB sekaligus Ketua DEMA STAI YAPTIP Pasaman Barat mendesak pemerintah daerah untuk segera bertindak.
“Tragedi ini bukan kali pertama terjadi. pemerintah harus menjadikan pembangunan jalan dan pelayanan kesehatan di wilayah terisolir seperti Rura Patontang sebagai prioritas utama,” tegas Ridho.
AMPB juga meminta DPRD Pasaman Barat untuk mengawal persoalan ini dengan serius. Menurut mereka, kejadian ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah daerah agar tidak lagi mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat, khususnya di daerah yang jauh dari pusat Kota.
Baca Juga: Gubernur Sumbar Minta Seluruh Perusahaan Perhatikan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
Kasus seperti ini meneteskan bahwa akses jalan dan pelayanan kesehatan bukanlah sekedar kebutuhan, melainkan Hak yang harus dipenuhi demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. (tmi)