Padang, SCIENTIA – Status Gunung Api Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) kini turun dari level III (siaga) menjadi level II (waspada).
Level Gunung Marapi ini turun berdasarkan analisis dan evaluasi secara menyeluruh. Secara visual, aktivitas Gunung Marapi hingga 1 Desember 2024 bersifat fluktuatif masih cenderung menurun dan didominasi hembusan dengan tinggi asap maksimum 150 meter di atas puncak.
“Maka terhitung dari 1 Desember 2014 pukul 15.00 WIB tingkat aktivitas G.Marapi diturunkan dari Level III (siaga) menjadi Level II (waspada),” kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid secara tertulis diterima Scientia.id, pada Senin (2/12).
Ia menyebut, pengamatan instrumental data kegempaan dalam rentang waktu 23–30 November 2024 didominasi gempa hembusan. Sementara gempa erupsi atau letusan terekam sangat jarang dan cenderung menurun.
Secara rinci, data gempa terekam 2 kali gempa letusan, 44 kali gempa hembusan, 7 kali gempa vulkanik dangkal, 12 kali gempa vulkanik dalam, 18 kali gempa tektonik lokal, 19 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0.5-2 mm (dominan 1 mm).
Menurutnya, aktivitas gempa ini sebagai manifestasi dari pelepasan energi dari adanya fluktuasi gempa vulkanik terutama vulkanik dalam (VA) yang berkaitan dengan pasokan atau intrusi magma dari kedalaman.
“Potensi terjadinya letusan masih tetap ada, namun berdasarkan data pemantauan sampai saat ini kecil kemungkinan akan terjadi letusan besar seperti Desember 2023,” tulisnya.
Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Marapi level II ini, masyarakat di sekitar, pendaki, pengunjung, wisatawan diimbau tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas (kawah verbeek).
Lalu, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, bantaran, dan aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi harus tetap waspada potensi ancaman banjir lahar terutama di saat musim hujan.
Kemudian, jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).
“Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah,” jelasnya.
Selain itu, Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi untuk mendapatkan informasi langsung.
Sebelumnya, status Gunung Marapi sempat naik menjadi level III (siaga) pada tanggal 6 November 2024 pukul 15:00 WIB. Kendati erupsi atau letusan secara tidak kontinyu masih berlanjut hingga 29 November 2024, namun kini cenderung berkurang. (hyu)