Minggu, 15/6/25 | 17:41 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Berbagai Hal yang Berkaitan dengan Kata Lagi

Minggu, 24/11/24 | 10:11 WIB
Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies)

Kata lagi bisa digunakan dalam konteks formal dan informal dengan makna yang sangat berbeda. Kata lagi juga bisa menjadi konjungsi (kata hubung) ketika dipasangkan dengan kata lainnya. Oleh karena banyaknya berbagai bentuk kata lagi, ada baiknya kita menilik kembali makna maismg-masingnya, penggunaan, dan konteks dari kata tersebut.

Pertama, kita akan membahas kata lagi yang lazimnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari pengguna bahasa Indonesia. Kata lagi yang sering digunakan ini memiliki tiga makna, yaitu “pengulangan aktivitas”, “situasi yang berulang” dan “penambahan”. Untuk makna pertama (pengulangan aktivitas) bisa dilihat dalam contoh berikut:

  1. Dia berbohong lagi.
  2. Kemarin, dia tidak ada di rumahnya. Sepertinya, besok saya akan datang lagi ke sana.
  3. Ah, saya harus menulis ini lagi karena file sebelumnya sudah terhapus secara permanen.

Kata lagi di dalam tiga kalimat ini memiliki makna adanya pengulangan aktivitas yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu berbohong, datang, dan menulis. Makna kedua yang lazim digunakan adalah “situasi yang berulang”. Hal ini tidak jauh berbeda dengan makna pertama bahwa ada suatu aktivitas atau situasi yang sama seperti sebelumnya. Adanya perbedaan makna dari contoh-contoh pertama karena kata lagi yang digunakan disandingkan dengan verba (kata kerja), sedangkan untuk makna “situasi yang berulang” disandingkan dengan adjektiva (kata sifat). Jika disandingkan dengan verba, makna yang tersirat adalah “pengulangan aktivitas”. Jika disandingkan dengan adjektiva, makna yang tersirat adalah “situasi yang berulang”. Berikut ini adalah contoh-contoh kalimatnya:

  1. Kemarin, dia sudah mau makan. Akan tetapi, setelah melihat foto itu, dia sedih lagi.
  2. Sepertinya cuaca hari ini akan panas lagi.
  3. Ayahnya sakit lagi sejak minggu lalu.

Kata sedih, panas, dan sakit di dalam tiga kalimat tersebut menandakan adanya pengulangan situasi atau keadaan yang hampir sama dengan sebelumnya. Makna kata lagi lainnya adalah “penambahan”. Makna “penambahan” ini pun bisa dibatasi menjadi dua bentuk, yaitu penambahan secara kuantitas atau secara durasi. Berikut ini adalah contoh penambahan secara kuantitas:

BACAJUGA

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB
Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Mengenal Angka Romawi

Minggu, 11/5/25 | 07:47 WIB
  1. Di bagian sana ada satu orang yang belum dapat nasi kotak. Tolong satu lagi!
  2. Kami butuh gelas dua lagi.
  3. Boleh minta tambahan gula lagi?

Dari tiga kalimat tersebut, kata lagi digunakan untuk menambah kuantitas atau jumlah suatu benda. Tidak hanya kuantitas, kata lagi juga bisa dikaitkan dengan durasi waktu. Kata lagi yang memiliki makna penambahan secara durasi bisa dilihat pada contoh-contoh berikut:

  1. Sebaiknya kita tunggu sebentar lagi, mungkin dia akan datang.
  2. Bagaimana kalau kita tunggu 5 menit lagi?
  3. Baiklah, saya beri Anda waktu 2 hari lagi untuk menyelesaikan laporan itu.

Dari tiga contoh kalimat ini, kita bisa memahami adanya penambahan durasi waktu (sebentar, menit, dan hari) yang melebihi dari waktu kesepakatan sebelumnya. Akan tetapi, penggunaan kata lagi dalam konteks makna waktu ini juga memiliki keunikan. Kata lagi yang disertakan dengan durasi waktu bisa bermakna “waktu yang tersisa” atau “akan dimulainya aktivitas”. Hal ini diakibatkan penggunaan kata lagi yang bersifat arbitrer (manasuka) di dalam kehidupan masyarakat. Kita bisa melihat perbedaannya dalam contoh-contoh berikut:

  1. Silakan periksa kertas ujiannya Anda karena waktunya tinggal 10 menit lagi.
  2. Masa berlaku keanggotaan Anda tinggal 10 hari lagi. Anda bisa memperpanjangnya mulai tanggal 1.
  3. Para penumpang yang terhormat, 15 menit lagi pesawat akan segera mendarat di Bandara Internasional Minangkabau.
  4. Kita akan memulai seminar ini 15 menit lagi.

Kalimat 1 dan 2 menyatakan batas waktu yang tersisa, sedangkan kalimat 3 dan 4 menyatakan titik permulaan suatu kegiatan yang akan dimulai. Akan tetapi, keempat kalimat ini menggunakan kata lagi sebegai penanda batas sisa waktu dan titik mulai suatu aktivitas.

Selain makna-makna yang telah diuraikan tersebut, kata lagi masih memiliki perbedaan makna lainnya. Makna dari kata lagi yang akan dibahas berikutnya sangat jauh berbeda dengan makna “pengulangan” atau “penambahan” yang telah diuraikan sebelumnya. Kata lagi dalam pembahasan kali ini memiliki makna yang sama dengan kata sedang. Biasanya, kata lagi yang semacam ini sering digunakan secara informal. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:

  1. Dia lagi sedih (dia sedang sedih)
  2. Kalau lagi belajar, jangan sering melihat HP.
  3. Halo, lagi ngapain?
  4. Kamu lagi apa?
  5. Saya lagi bingung memilih pakaian yang cocok untuk acara itu.
  6. Anak-anak lagi main mobil-mobilan di taman.

Kata lagi di dalam enam kalimat tersebut bersinonim dengan kata sedang. Salah satu makna kata sedang yang ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “masih (dalam melakukan sesuatu); lagi; baru (saja)”. Di dalam uraian makna ini, kata lagi ditulis sebagai makna kata sedang yang artinya dua kata ini bersinonim. Setelah membaca makna kata lagi yang telah diuraikan dari awal, ada baiknya kita juga membaca kembali makna kata lagi yang ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berikut ini adalah makna kata lagi di dalam KBBI:

  1. adv sedang (dalam keadaan melakukan dan sebagainya); masih
  2. adv tambah sekian (atau sedemikian) pula
  3. adv kembali (berbuat dan sebagainya) seperti semula; berulang seperti semula; pula
  4. p dan; serta; juga
  5. p partikel yang dipakai untuk menekankan kata atau kalimat yang mendahuluinya (mengandung makna; sama sekali, betul-betul, amat sangat, dan sebagainya)

Sampai di sini, kita sudah membahas berbagai makna kata lagi. Kata lagi tidak hanya bisa berdiri sendiri, tetapi juga bisa digabung dengan kata lain yang berfungsi sebagai konjungsi (kata hubung). Kata lagi yang sering terdengar sebagai konjungsi menempati dua jenis, yaitu konjungsi antarkalimat dan intrakalimat. Kata lagi yang berfungsi sebagai penghubung antarkalimat seperti lagi pula. Sebelum melihat contoh penggunaannya, mari kita baca maknanya terlebih dahulu di dalam KBBI. Frasa lagi pula memiliki makna “1. Lebih-lebih; dan lagi; tambahan pula: 2. Penghubung antarkalimat untuk menyatakan hal lain di luar dari yang telah disebutkan sebelumnya”. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:

  1. Sepertinya hari ini, saya tidak ingin keluar rumah. Lagi pula, cuaca di luar sangat panas.
  2. Saya tidak suka sepatu itu. Saya tidak akan membelinya. Lagi pula, harganya sangat mahal.
  3. Saya tidak akan datang ke pest aitu. Lagi pula dia tidak mengundang saya.

Anak kalimat yang ditambahakan setelah konjungi lagi pula di dalam tiga contoh tersebut merupakan informasi tambahan yang mendukung pernyataan sebelumnya. Selain sebagai konjungsi antarkalimat, kata lagi juga bisa menjadi konjungsi intrakalimat (konjungsi yang digunakan di dalam sebuah kalimat untuk menghubungkan dua klausa). Konjungsi yang dimaksud adalah apalagi. Penulisan konjungsi apalagi tidak menggunakan spasi. Kata apalagi di dalam KBBI memiliki makna “kata penghubung antara klausa dan klausa untuk menguatkan atau menambahkan apa yang telah dibicarakan terdahulu; lebih-lebih (lagi); tambahan pula; terlebih-lebih pula”. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:

  1. Aku saja tidak mau bertemu dengan dia, apalagi
  2. Orang Indonesia masih sulit memahami imbuhan me-i, apalagi penutur asing yang sedang belajar bahasa Indonesia.
  3. Cuaca di Korea pada bulan November sangat dingin, apalagi bulan Desember.

Konjungsi apalagi memberi penegasan informasi yang level konteksnya ditingkatkan dari informasi sebelumnya. Akan tetapi, kita perlu berhati-hati ketika menggunakan istilah apalagi dengan apa lagi. Frasa apa lagi yang menggunakan spasi bisa kita gunakan dalam bentuk kalimat-kalimat berikut:

  1. Kamu ingin membeli apa lagi?
  2. Apa lagi yang kamu tunggu?
  3. Apa lagi informasi yang Anda tahu?

Dari berbagai penjelasan dan contoh yang telah diuraikan, kita menyadari bahwa satu kata dalam sebuah bahasa bisa memiliki banyak makna dan konteks. Oleh sebab itu, ketika mempelajari bahasa, kita tetap perlu mempelajari konteks penggunaannya di tengah masyarakat. Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan kita dalam memahami bahasa Indonesia.

Tags: #Reno Wulan Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Tewas Ditembak Senior, Kasatreskrim Solok Selatan Diberi Pangkat Anumerta

Berita Sesudah

Menikmati Perjalanan, Meski Terhenti

Berita Terkait

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Dialek-dialek Bahasa Minangkabau yang (akan) Mulai Hilang

Minggu, 08/6/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Selasa lalu (3 Mei 2025) mahasiswa Sastra Indonesia...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Edisi Klinik Bahasa Scientia kali ini akan...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kali ini kita akan membahas tentang bahasa hukum,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Indonesia dalam Korpus Histori Bahasa Inggris

Minggu, 18/5/25 | 10:49 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Setelah menelusuri kosakata bahasa Indonesia dari berbagai kamus-kamus...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Mengenal Angka Romawi

Minggu, 11/5/25 | 07:47 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies) Angka romawi menjadi salah satu angka yang digunakan...

Memaknai Kembali Arti THR

AI dan Kecerdasan Bahasa Indonesia

Minggu, 04/5/25 | 13:26 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Pengaruh AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan tidak...

Berita Sesudah
Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Menikmati Perjalanan, Meski Terhenti

POPULER

  • Magister Ilmu Komunikasi FISIP UPNVJ Raih Akreditasi Baik Sekali dari BAN-PT

    Magister Ilmu Komunikasi FISIP UPNVJ Raih Akreditasi Baik Sekali dari BAN-PT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bubur Kirai Kuliner Khas Muaro Bungo Jambi dari Zaman Baheula

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pasangan Kata “Bukan” dan “Tidak” dalam Bahasa Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puan Maharani Apresiasi Meta Dukung Indonesia Berantas Judi Online

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Frasa tentang Iklim dalam Situs Web Greenpeace

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024