Oleh: Hardisman
(Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas)
Tidak dipungkiri, saat ini mendapatkan tubuh dengan penampilan ideal menjadi impian semua anak muda. Bagi mereka tampil dengan berat badan yang normal dan penampilan menarik menjadi suatu yang diidamkan. Keinginan itu semakin meningkat dengan berkembangnya media sosial dan dengan adanya sharing foto dan video. Mereka tanpa sadar seakan berlomba menunjukkan penampilan yang paling menarik. Tidak laki-laki, tidak Perempuan, kecendrungan menunjukkan penampilan menarik di dunia maya seakan sudah menjadi budaya masa kini.
Sayangnya, tidak semua cara yang ditempuh untuk mendapatkan penampilan dengan berat badan ideal dilakukan secara baik dan sehat. Mereka melakukan pola pengaturan pola makan (diet) yang salah dan tidak sesuai dengan kondisi fisik mereka, bahkan di antaranya ada yang melakukan tindakan membahayakan tubuh.
Selanjutnya, ternyata tidak semua hasil yang didapatkan dengan penampilan dan berat badan ideal adalah sehat. Padahal, seharusnya tujuan pengaturan pola makan seharusnya untuk mendapatkan tubuh yang sehat, bugar, dan ideal. Jadi, penampilan ideal dan menarik bukan satu-satunya yang harus dicapai. Sehat dan bugar adalah tujuan utama. Salah satu hasil yang tidak sehat yang didapatkan dengan pengaturan diet dan tidak seimbangnya dengan aktivitas fisik adalah terbentuknya tubuh yang masuk dalam kategori normal weight obesity (NWO) atau yang lebih dikenal dengan skinny fat.
Apa itu Skinny Fat?
Secara harfiah istilah skinny fat tentunya kontradiktif. Istilah skinny digambarkan dengan seseorang yang kurus, sedangkan fat berarti lemak atau gemuk. Akan tetapi, dalam Ilmu Kedokteran, khususnya kesehatan kebugaran, istilah skinny fat digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki berat badan normal atau bahkan terlihat kurus, tetapi memiliki persentase lemak tubuh yang tinggi.
Dalam pemeriksaan, orang dengan skinny fat memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang berada di kisaran normal (18,5–24,9 kg/m²), tetapi pemeriksaan persentase lemak tubuhnya tinggi dan persentase massa otot rendah. Komposisi lemat tubuh yang tinggi pada orang skinny fat terutama terjadi pada penumpukan lemak visceral, yaitu yang mengelilingi organ-organ dalam tubuh.
Secara penampilan di depan kaca, dibalik pakaiannya, orang skinny fat dapat menilai dirinya sendori. Orang NWO atau skinny fat terlihat kurus, tidak terlihat massa otot pada dada dan lengannya. Akan tetapi, pada perutnya relatif sedikit membuncit karena ada penumpukan lemak visceral
Bahaya Skinny Fat
Secara penampilan dari luar orang dengan skinny fat bisa tampak sehat dan ideal. Namun, sebenarnya berisiko terhadap sejumlah masalah kesehatan yang serius, bahkan banyak studi menunjukkan NWO atau skinny fat lebih berisiko dari pada obesitas.
Penumpukan lemak visceral yang tinggi sangat berbahaya karena terkait dengan peningkatan risiko penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi dengan segala penyakit ikutannya.
Dalam aktivitas hariannya dan dalam periode waktu yang lama, jika skinny fat bertahan pada seseorang, hal itu akan menurunkan kualitas hidup orang tersebut. Orang dengan skinny fat yang terlihat dengan tubuh ideal tersebut tidaklah bugar. Ia mudah lelah dan gampang terserang penyakit.
Kurangnya masa otot menyebabkan beban pada tulang dan sendi semakin tinggi. Kondisi ini akan mempercepat proses degeneratif atau terjadinya penuaaan dini pada sel dan jaringan tubuh. Jika tidak diwaspadai, penumpukan lemak visceral akan berisiko mengalami penurunan kognitif, gangguan memori, bahkan demensia lebih cepat.
Bagaimana Mencegah Skinny Fat?
Agar tubuh ideal yang diidamkan tercapai adalah tubuh yang sehat dan bugar, seseorang memerlukan pola hidup sehat yang menggabungkan pola pengaturan makan dan latihan fisik yang tepat.
Pola makan yang sehat dan seimbang sangat penting untuk mencegah skinny fat. Komposisi yang sesuai dan tidak berlebihan antara karbohidrat, lemak, dan protein sangat diperlukan. Pengaturan makanan difokuskan pada asupan protein yang cukup untuk mendukung pertumbuhan otot, mengonsumsi lemak sehat, dan karbohidrat kompleks untuk energi. Pola makan juga harus mengurangi tinggi gula (karbohidrat sederhana) dan lemak jenuh karena berisiko meningkatkan lemak visceral dalam tubuh. Tidak lupa pula dengan asupan serat makanan, sayur, buah, dan cairan yang cukup.
Selanjutnya, pembentukan tubuh yang ideal yang hanya dengan mengandalkan pengaturan pola makan (diet) dengan pengurangan kalori tanpa dibarengi dengan latihan fisik dapat menciptakan tubuh yang kecil atau kurus tidak berotot. Oleh karena itu, latihan fisik sangat diperlukan untuk mengatasi skinny fat untuk pembentukan masa otot. Latihan fisik tentunya juga meningkatkan metabolisme tubuh, yang pada akhirnya membantu membakar lemak lebih efektif. Intensitas, durasi, dan frekuensi latihan ini tentunya dilakukan secara bertahap dan progresif (gradual) sesuai dengan kondisi fisik seseorang.
Bagian yang tidak kalah pentingnya dalam membentyk tubuh sehat, bugar, dan ideal adalah mengelola stres. Stres emosi dalam jangka lama akan meningkatkan hormon kortisol dalam tubuh (endogen). Peningkatan hormon kortisol yang tidak seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh akan mengganggu metabolisme dan memicu memicu penumpukan lemak, terutama di area perut bawah dan visceral.
Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa kondisi skinny fat dapat menipu karena seseorang karena mungkin terlihat sehat dan kurus dari luar. Akan tetapi, sesungguhnya memiliki komposisi tubuh yang tidak ideal di dalam, dengan lemak lemak visceral yang tinggi dan massa otot yang rendah. individu dengan kondisi skinny fat berisiko terhadap berbagai masalah kesehatan serius. Mencegah skinny fat harus dilakukan dengan pendekatan menyeluruh (holistic), yaitu pola makan yang sehat, latihan fisik, dan pengelolaan stres. Dengan penanganan yang tepat kita dapat mencegah skinny fat untuk menggapai sehat, bugar, dan ideal. Semoga.