
PADANG, Scientia – Nilai ekspor yang berasal dari Sumatera Barat (Sumbar) mengalami peningkatan sebesar 64,40 persen atau sebesar Rp3,6 triliun.
Angka itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumbar pada Agustus 2024, yang lebih meningkat jika dibanding dengan nilai ekspor Juli 2024.
“Nilai ekspor Sumbar sebesar Rp3,6 triliun atau terjadi peningkatan sebesar 4,40 persen,” kata Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto, dikutip Scientia.id, Rabu (2/10) di Padang.
Sugeng juga menyebut, nilai ekspor asal Sumbar pada Agustus 2024 juga mengalami peningkatan sebesar 7,94 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.
Ia menjelaskan, ekspor dari Sumbar disumbang golongan lemak dan minyak nabati/hewani yakni senilai Rp3 triliun lebih. Lalu diikuti golongan bahan-bahan nabati senilai Rp134 miliar, dan golongan produk kimia senilai Rp123 miliar.
Menurutnya, alasan golongan lemak dan minyak nabati/hewani menjadi nilai ekspor terbesar asal Sumbar ini lantaran banyaknya permintaan dari negara tujuan, seperti India, Pakistan, dan lainnya.
“Kemarin itu permintaan dari India juga sangat tinggi, sehingga berpengaruh pada nilai ekspor,” ujar Sugeng.
Dikatakan Sugeng, permintaan dari negara tujuan ekspor tak hanya dalam bentuk barang jadi. Permintaan proudk setengah jadi, seperti crude palm oil atau minyak sawit mentah juga tergolong sangat tinggi.
Menanggapi itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar, Mohammad Abdul Majid Ikram, menilai peningkatan ekspor asal Sumbar ini secara volume harga minyak sawit mentah, batubara dan lainnya menunjukkan tren yang positif.