PADANG, Scientia – Perjuangan menjadi seorang pengabdi negara tidaklah mudah. Terlebih jutaan orang di negeri ini bercita-cita mengejar Nomor Induk Pegawai (NIP) yang kerap disebut idaman calon mertua tersebut.
Muhammad Ibrahim Azham, salah seorang contohnya. Ia membuktikan betapa sulit perjalanannya menuju impian agar bisa mengenakan seragam Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut.
“Dua kali ikut seleksi CPNS. Awalnya tes tahun 2019 gagal, terus tes kedua tahun 2021 alhamdulillah lolos,” kata Ibrahim kepada Scientia.id, Jumat (27/9) mengenang perjuangannya.
Laki-laki 22 tahun itu mengikuti tes CPNS di Kemenkumham Sumatera Barat (Sumbar) dengan peminat yang tinggi. Sekitar 16.000 lebih pendaftar hanya untuk merebut 226 kuota yang disediakan pemerintah.
Dengan keyakinan yang kuat, Ibrahim bisa lolos mewududkan mimpinya dengan mengalahkan belasan ribu peserta lainnya. Tepat Maret 2023 silam, dia resmi dilantik menjadi ASN di leingkungan Kemenkumham Sumbar.
“Waktu itu baru 21 tahun. Alhamdulillah saya PNS sebagai pengaja lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Kota Padang,” tuturnya.
BACA JUGA: CPNS di Pemko Padang 2024 Sepi Peminat, ini Daftar Formasi Tanpa Pelamar
Keberhasilan Ibrahim tak datang dengan mudah. Semuanya diperoleh dengan tekad dan persiapan matang. Salah satunya melalui strategi belajar mandiri yang disiplin, latihan intensif dengan buku panduan serta mengikuti tryout online selama tiga bulan penuh.
“Saat gagal tes pertama, saya merasa kecewa, tapi saya tahu itu bukan akhir dari segalanya, lalu kemudian saya mengubah cara belajar dan menyiapkan strategi yang lebih baik,” ungkap Ibrahim.
Menurutnya, buku-buku panduan CPNS menjadi senjata utama. Setiap hari berkomitmen untuk belajar serta mengerjaan soal-soal latihan. Tak hanya itu, soal tryout online juga menjadi santapan dengan memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin.
“Selama tiga bulan saya rutin mengikuti simulasi ujian CPNS. Tryout ini membantu saya memahami pola soal dan mengukur kemampuan saya, sehingga ketika tes sesungguhnya tiba, saya merasa lebih siap dan percaya diri,” ujarnya.
Ia berharap, perjalanan yang ditempuh menjadi abdi negara ini bisa menjadi inspirasi banyak pihak. Tertutama bagi pejuang NIP untuk menjadi menantu idaman mertua, dan kebanggaan orang tua sejak dulu kala.
“Kegagalan adalah bagian dari proses, bukan akhir perjalanan. Dengan strategi yang tepat, ketekunan dan semangat, impian untuk menjadi ASN akan terwujud,” motivasinya.