PADANG, Scientia – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM Sumatera Barat (Sumbar), menggelar demonstrasi di halaman Kantor Gubernur, Selasa (24/9) sore.
Aksi peringatan ke-64 tahun Hari Tani Nasional (HTN) ini, mahasiswa menuntut janji kampanye Mahyeldi-Audy Joinaldy tiga tahun lalu. Mereka menilai, bahwa selama kepemimpinan pasangan ini petani tidak menemukan kesejahteraan.
Presiden Mahasiswa Universitas Andalas Padang, Firdaus menegaskan Mahyeldi-Audy Joinaldy telah gagal memimpin Sumbar, terutama dalam pengelolaan sektor pertanian. Padahal, pasangan ini terlahir dari jurusan pertanian dan peternakan.
“Nyatanya, soal ketersediaan pupuk saja banyak petani yang menjerit. Tidak sesuai dengan janji mereka saat kampanye tiga tahun lalu,” tegasnya saat orasi.
Dalam aksinya, mahasiwa juga menyampaikan kritikan melalui teatrikal kehidupan petani. Sejumlah spanduk dibentangkan dengan kata-kata protes, seperti “Negara Agraris Petani Miris”, “Petani Sumbar Sekarat”, “Tanpa Petani Kita Kelaparan”, dan kata lainnya.
Lantaran kesal dan kecewa dengan Pemerintah Provinsi Sumbar, mahasiswa membakar foto Mahyeldi dalam bentuk orang-orangan sawah. Kekesalan ini lantaran setiap aksi, Mahyeldi selaku gubernur Sumbar tidak pernah menemui mahasiswa.
“Kita tahu Mahyeldi lulusan jurusan Pertanian Unand kawan-kawan, masa kita sebagai juniornya datang gak pernah ditemui senior sama sekali,” ujarnya dalam orasi.
Terlihat hanya foto Mahyeldi yang dibawa dan dibakar oleh puluhan junior kampusnya dengan menyinggung politisi PKS ini sibuk kampanye. Padahal Pemprov Sumbar selama lebih tiga tahun terakhir dipimpin pasangan Mahyeldi dan Audy Joinaldy.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Perkebunan Tanaman Pangan, dan Holtikultura Sumbar, Ferdinan Asmin sempat menampakkan muka menggantikan gubernur atau wakil gubernur Sumbar yang sedang melantik 9 Pjs bupati dan wali kota se-Sumbar di Istana Gubernuran.
“Terkait hasil pertanian kita di Sumbar, alhamdulillah Sumbar sebagai pemasok sayuran di wilayah Sumatera, termasuk buah durian, manggis, dan lainnya. Cobalah cek data di BPS,” ujarnya sambil diteriak mahasiswa.
Pantauan di lapangan, mahasiswa akasi mayoritas dari Universitas Andalas, hanya beberapa orang saja dari Universita Negeri Padang, dan Politeknik Negeri Padang. Mahasiswa akhirnya dengan tertib membubarkan diri usai sekira pukul 18.30 WIB.