Scientia.id — Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi kejadian bencana hidrometeorologi di sebagian besar wilayah Sumatera Barat (Sumbar) untuk kurun waktu 16 hingga 22 April 2024 mendatang. Pemerintah beserta masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan dan terus berkoordinasi ketika terjadi kejadian bencana,
Peringatan itu disampaikan, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman BMKG, Desindra Deddy Kurniawan lewat rilisnya. Peringatan dini disampaikan setelah memperhatikan kondisi dinamika atmosfer terkini, di mana terjadi beberapa fenomena gangguan atmosfer yang mempengaruhi cuaca di wilayah Sumbar.
“Fenomena gangguan atmosfer yang dimaksud antara lain, Gelombang Rossby Equatorial dan Kelvin yang diperkirakan berlangsung di wilayah Sumatera. Selain itu, terdapat Daerah Pertemuan Arus (Convergence Area) dan Belokan Angin (Shearline) pada ketinggian 3000 kaki dari permukaan laut yang berpotensi menimbulkan pertumbuhan awan–awan hujan intensif di Sumbar dalam beberapa hari ke depan,” ujar Desindra dalam keterangannya, Rabu (17/04/2024).
Pada lingkup skala yang lebih kecil (lokal), sambungnya, labilitas atmosfer masih terpantau cukup kuat sehingga mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan konvektif. Adanya peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan menyebabkan peningkatan peluang kejadian cuaca ekstrem yang dapat berdampak menjadi bencana hidrometeorologi di Sumbar, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, petir/kilat, dan jalan licin.
“Oleh karena itu kita perlu meningkatkan kesiagaan atas potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di kabupaten/kota di Sumbar, di antaranya di Agam, Padang Pariaman, Pasaman
Barat, Padang, Lima Puluh Kota, Payakumbuh, Tanah datar, Solok, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Dharmasraya, Pasaman, Sijunjung, Kep Mentawai, Kota Solok, Bukittinggi, Padang
Panjang, dan Pariaman,” ujarnya lagi.
Oleh karena itu, sambungnya, masyarakat diminta untuk selalu mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi dengan mengenali titik-titik rawan bencana, melakukan pembaharuan informasi cuaca sebelum melakukan aktivitas, mencari lokasi yang aman apabila kondisi hujan terjadi dalam intensitas yang tinggi dan durasi yang lama, serta selalu mengikuti arahan petugas-petugas terkait kebencanaan. (rel)
Discussion about this post