Senin, 25/8/25 | 03:36 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Penulisan Huruf Kapital pada Peristiwa Bersejarah

Minggu, 31/3/24 | 07:00 WIB
Oleh: Elly Delfia (Dosen Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)

Dalam kehidupan ini, kita menghadapi berbagai kejadian atau peristiwa. Ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan. Setiap peristiwa ada yang membuat kita terkesan dan ada yang mudah kita lupakan.  Lalu, apa sebenarnya definisi peristiwa tersebut? Peristiwa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai kejadian (hal, perkara, dan sebagainya) yang luar biasa dan benar-benar terjadi.

Ada banyak peristiwa yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Ada peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang dan kita anggap sebagai peristiwa biasa. Peristiwa seperti itu tidak terlalu berkesan dan mudah kita lupakan. Lalu, ada peristiwa yang melekat kuat dalam ingatan atau memori kita. Peristiwa tersebut bahkan tersimpan dalam memori kolektif masyarakat. Untuk mengingat peristiwa tersebut, dibuat peringatan-peringatan dan dituliskan dalam buku sejarah. Peristiwa yang demikian disebut dengan peristiwa bersejarah. Peristiwa bersejarah adalah peristiwa yang mengandung nilai-nilai sejarah yang terjadi pada masa lampau. John Tosh mendefinisikan sejarah sebagai memori kolektif, pengalaman melalui pengembang rasa identitas sosial manusia, dan prospek manusia di masa yang akan datang (repository.syekhnurjati.ac.id). Sebuah peristiwa dapat disebut memiliki nilai sejarah (library.fis.uny.ac.id) apabila memiliki tiga ciri-ciri berikut : 1. Abadi atau tidak berubah dan dikenang sepanjang masa, 2. Unik atau hanya terjadi sekali dan jika terulang pasti tidak akan sama persis dengan peristiwa sebelumnya, dan 3. Penting atau mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan orang banyak.

Kedua peristiwa tersebut memiliki aturan penulisan tersendiri dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).  Peristiwa biasa tidak ditulis dengan huruf kapital pada huruf awalnya, sedangkan peristiwa bersejarah harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital pada huruf-huruf awal kata yang menunjukkan peristiwa bersejarah tersebut. Contoh penulisan kedua peristiwa ini dalam bahasa Indonesia diatur khusus dalam EYD V (2022), khususnya pada poin 14 dan 15 tata cara penulisan huruf kapital.  Pada poin 14 dijelaskan bahwa huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa bersejarah. Contoh peristiwa bersejarah yang huruf-huruf pertama menggunakan huruf kapital:

  1. Konferensi Asia Afrika pernah diadakan di Bandung.
  2. Perang Dunia II menimbulkan kerugian yang besar pada beberapa negara.
  3. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diperingati setiap tanggal 17 Agustus.
  4. Gempa Sumbar 30 September 2009 telah menelan ribuan korban jiwa.
  5. Peristiwa G30S/PKI sulit dilupakan oleh masyarakat Indonesia.
  6. Peristiwa Mei 1998 merupakan keran terbukanya era reformasi.
  7. Perjanjian Linggarjati tidak sepenuhnya dipatuhi oleh Belanda.
  8. Perang Belasting merupakan peristiwa yang menelan banyak korban jiwa.
  9. Sumpah Pemuda 1928 mengobarkan semangat pemuda Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
  10. Konferensi Tingkat Tinggi G20 Tahun 2022 dilaksanakan di Bali.

Dari contoh nomor 1 hingga nomor 10 di atas, terlihat penulisan huruf kapital yang digunakan pada huruf pertama masing-masing peristiwa, yaitu pada huruf pertama Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Gempa Sumbar 30 September 2009, Peristiwa G30S/PKI, Peristiwa Mei 1998, Perjanjian Linggarjati, Perang Belasting, Sumpah Pemuda 1928, dan Konferensi Tingkat Tinggi G20. Penggunaan huruf kapital pada huruf pertama masing-masing peristiwa bersejarah tersebut berfungsi untuk menekankan dan untuk mengingatkan orang-orang tentang peristiwa itu karena ada hal-hal menyakitkan, menyedihkan, mengecewakan, kegagalan, luka, atau sebaliknya ada harapan, kebahagiaan, kebangkitan, dan kehidupan yang baru dimulai saat peristiwa itu terjadi.

BACAJUGA

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Transitivitas dalam Perspektif Sintaksis Dixon

Minggu, 27/7/25 | 13:04 WIB
Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

Minggu, 13/7/25 | 22:55 WIB

Kemudian, poin 15 dalam EYD V berisi tata cara penulisan huruf untuk peristiwa biasa yang tidak bersejarah. Huruf yang digunakan untuk peristiwa tidak bersejarah adalah huruf kecil atau huruf nonkapital. Contoh penggunaan huruf nonkapital pada peristiwa tidak bersejarah dapat dilihat pada contoh-contoh kalimat di bawah ini.

  1. Kota Padang dilanda banjir besar tiga minggu lalu.
  2. Negara yang pernah dijajah memperingati hari proklamasi kemerdekaan setiap tahun.
  3. Gempa tektonik terjadi di daerah yang berada di dekat pantai.
  4. Kami melihat kecelakaan terjadi di depan rumah.
  5. Beberapa daerah di Indonesia dilanda cuaca ekstrem.
  6. Telah terjadi ledakan di gedung amunisi Kota Bogor.
  7. Gunung Marapi kembali erupsi dan menewaskan puluhan orang pendaki.
  8. Konflik Israel-Palestina telah memicu terjadinya perang dunia.
  9. Sebuah kapal kargo tenggelam di Laut Cina Selatan.
  10. Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistik.

Beberapa kata yang bercetak miring pada kalimat nomor 1 sampai 10 di atas merupakan peristiwa tidak bersejarah karena lumrah terjadi dan tidak unik. Oleh sebab itu, huruf awal atau huruf pertama kata-kata tersebut tidak ditulis dengan huruf kapital. Demikian penjelasan tentang penggunaan huruf kapital pada peristiwa bersejarah.  Semoga dapat dijadikan panduan dalam menulis.

Tags: #Elly Delfia
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Warga Keluhkan Jalan Rusak di Taratak Tinggi Dharmasraya

Berita Sesudah

Ribut-Ribut Soal Pembalut

Berita Terkait

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Praktik Menyunting

Minggu, 17/8/25 | 14:06 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Linguistik FIB Universitas Andalas) Menyunting naskah kadang tampak sederhana. Tinggal memperhatikan tanda baca,...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Berbagai Macam Jenis Tempat Makan dan Minum

Minggu, 10/8/25 | 12:42 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Akhir-akhir ini, kehadiran kafe menjamur di...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Tradisi Menyalin dan Menulis dari “Naskah” atau “Manuskrip”

Minggu, 03/8/25 | 15:42 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Doktor Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Ada kalanya disebut naskah, ada kalanya disebut...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Transitivitas dalam Perspektif Sintaksis Dixon

Minggu, 27/7/25 | 13:04 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Klinik Bahasa edisi ini akan membahas konsep...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Berbagai Bentuk dan Makna Kata Ulang

Minggu, 20/7/25 | 11:05 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Kata ulang sangat sering digunakan di...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

Minggu, 13/7/25 | 22:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Kali ini, mari kita membaca ulasan yang...

Berita Sesudah
Mengapa Perempuan Penyihir Dibunuh?

Ribut-Ribut Soal Pembalut

Discussion about this post

POPULER

  • Aduh! Maarten Paes Cedera, Absen Bela Timnas Indonesia 6-8 Minggu

    Aduh! Maarten Paes Cedera, Absen Bela Timnas Indonesia 6-8 Minggu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Raih Penghargaan Nasional Perhutanan Sosial 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PCNU Dharmasraya Gelar Konfercab ke-V

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duka Kecelakaan Kereta di Padang: Wagub Sumbar Desak Perbaikan Sistem Keselamatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ormas dan OKP Tak Dilibatkan dalam Kebijakan Pemkab, Sekretaris KNPI Dharmasraya: Bentuk Keangkuhan Bupati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pawai Budaya Sungai Duo Meriah, Panitia Tekankan Pelestarian Tradisi dan Kreativitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024