Dharmasraya, Scientia – Sekolah Gerakan Lansia Produktif Saiyo Sakato Beringin Sakti (GL PRO SASABESA) di Nagari Taratak Tinggi, kecamatan Timpeh kabupaten Dharmasraya, telah mencetak kader lansia yang produktif dan kreatif sejak didirikan empat tahun lalu.
“Struktur kepengurusan Sekolah lansia ini dikukuhkan oleh Bupati Dharmasraya pada tahun 2020 dan terus mengembangkan Sumber Daya Manusianya,” kata Kepala Sekolah GL PRO SASABESA, Siti Barokah, Sabtu (30/3/2024).
Hal ini terlihat dari aktivitas para anggota sekolah lansia yang telah menghasilkan berbagai karya kerajinan rumah tangga.
Dengan jumlah anggota sekitar 250 orang, Siti Barokah memanfaatkan pendopo rumahnya untuk berkegiatan. Namun, dengan adanya keputusan bersama di tahun 2023 akhirnya aktivitas lansia dipindahkan ke gedung KUD Mawar.
Program – program yang telah terealisasi di GL PRO SASABESA sebagai berikut :
Pertama, Senam lansia setiap hari Minggu, Kedua, Kegiatan keagamaan setiap hari Jumat, dan
Terakhir, Kegiatan kreativitas kerajinan sekali sebulan, pada hari Rabu minggu kedua
Sekolah lansia ini menerima dana hibah dari kabupaten sebesar Rp 15 juta setiap tahunnya.
Pada tahun 2022, GL PRO SASABESA meraih prestasi membanggakan sebagai peraih Top 45 Tingkat Nasional dan mendapatkan uang binaan sebesar Rp 200 juta.
Dana tersebut digunakan untuk membeli perlengkapan baju tari dan membangun gedung serbaguna sebagai tempat beraktivitas.
“Alhamdulillah, gedung serbaguna ini sudah bisa digunakan untuk kegiatan senam, meskipun belum sepenuhnya selesai,” kata Siti Barokah.
Kisah Sri Suwarni
Salah seorang siswa GL PRO SASABESA, Sri Suwarni, mengatakan sudah hampir 10 tahun ia bergelut sebagai pengrajin hasil karya limbah rumah tangga.
Sejak bergabung dengan GL PRO SASABESA, ia dan teman-temannya saling berbagi pengalaman.
“Berbagai karya yang telah saya hasilkan dari limbah daur ulang ini seperti alas meja, tas, dan dompet,” ucap Sri Suwarni.
Bahan yang digunakan untuk membuat karya tersebut antara lain sedotan plastik, bungkus deterjen, kemasan makanan, dan benang wol.
“Khusus di bulan ramadan aktivitasnya fokus pada pengumpulan bahan baku,” tambah Sri Suwarni.
Alas meja hasil karyanya dijual dengan harga Rp 200.000.
Kendala Pemasaran
Sri Suwarni menyebutkan bahwa pemasaran produk masih terbatas di daerah Beringin Sakti dan pada event-event di kabupaten.
“Ada beberapa kendala yang kami hadapi dalam pemasaran, seperti tidak bisa menggunakan media sosial, serta jaringan yang tidak memadai serta akses jalan transportasi,” pungkasnya.
Sekolah lansia GL PRO SASABESA telah menunjukkan peran penting dalam memberdayakan para lansia di Nagari Taratak Tinggi. Prestasi dan karya mereka patut diapresiasi dan diharapkan mendapat dukungan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dan memasarkan produk mereka secara lebih luas. (tnl)
Discussion about this post