Kalau rajin membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada satu bagian yang menarik untuk dibaca dan direnungkan. Namanya peribahasa. Kita akan menemukannya di bawah lema yang ditandai dengan singkatan pb (peribahasa). Peribahasa merupakan warisan tradisi lisan masyarakat Indonesia. Anak-anak zaman dulu akan mendapatkan peribahasa dari orang tuanya sepanjang waktu.
Ketika seseorang berbuat baik, orang tua akan berkata kepada anaknya, “Utang emas boleh dibayar, utang budi dibawa mati”. Setelah itu, orang tua akan menasihati anaknya bahwa budi baik orang tersebut hanya dapat dibalas dengan kebaikan juga. Jangan sampai mereka melupakan kebaikan seseorang tersebut.
Anak-anak zaman sekarang mungkin sudah tidak diwariskan lagi. Tidak banyak orang tua yang menyampaikan lagi filosofi kehidupan melalui peribahasa. Padahal, peribahasa dapat dijadikan panduan kehidupan. Seseorang dapat belajar hal baik dan hal buruk melalui peribahasa.
Selain sebagai filosofi kehidupan, peribahasa juga mengandung rekam jejak kebudayaan. Peribahasa dapat menunjukkan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat, seperti nilai dan peran seorang perempuan atau seorang laki-laki. Bagaimana perilaku dan peran perempuan atau laki-laki pada suatu masa, akan tergambar melalui peribahasa. Lagi-lagi, hal baik tentang nilai tersebut dapat dijadikan filosofi kehidupan dan hal buruk dari nilai tersebut dapat dijadikan pelajaran dan dapat dihindari. Oleh karena itu, menarik jika kita melihat perilaku dan peran perempuan Indonesia dalam peribahasa.
Discussion about this post