Oleh: Alfitri
(Dosen FISIP Universitas Andalas)
Setiap tanggal 21 Februari Indonesia memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Tanggal ini dipilih dari tragedi meledak dan longsornya gunungan sampah di TPA Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 yang lalu.
Konsentrasi gas metan dalam gunungan sampah sepanjang sekitar 200 meter dan setinggi 60 meter itu meledak dan longsor sehingga menimbun dua desa dekat TPA tersebut. Tercatat 157 warga ditemukan tewas dan ratusan lainnya dalam status hilang karena bencana ini (Tempo.co, 20/09/2023).
HPSN diperingati setiap tahun tentu untuk mengenang dan mengambil pelajaran agar peristiwa seperti itu tidak terjadi lagi. Ini juga dimaksudkan agar setiap warga sadar bahwa sampah secara langsung atau tidak langsung dapat menjadi ancaman bencana bagi kehidupan masyarakat.
Ancaman langsung, misalnya, ya seperti kejadian di atas, atau ancaman banjir setiap musim hujan akibat got mampet karena sampah yang tidak terkelola. Ancaman tidak langsung, misalnya, dapat berupa dampak menurunnya kesehatan manusia akibat mengosumsi ikan-ikan yang sudah tercemar mikroplastik.
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Toronto University, misalnya, menunjukkan bahwa bukan hanya ikan dan seafood lainnya yang sudah mengandung mikroplastik tapi juga daging ayam dan sapi (cnbcindonesia.com, 13/2/2024). Dampak mikroplastik bagi kesehatan manusia antara lain, dapat memicu kanker, mengganggu sistem endokrin, mengganggu kekebalan tubuh dan sistem pencernaan (detik.com, 17/09/2023).
Di Indonesia ada sekitar 12, 87 juta ton sampah plastik setiap tahun yang sebagian besar tidak terkelola dan bertebaran di daratan dan perairan/lautan. Karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2024 ini memfokuskan peringatan HPSN pada langkah mengatasi sampah plastik. Tema yang diangkat adalah “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif”. Ini dimaksudkan untuk memajukan upaya daur ulang sampah plastik.
Salah satu wadah penting untuk itu adalah bank sampah. Melalui bank sampah, sampah plastik menjadi bernilai dan produktif. Sebagian besar berbagai jenis sampah plastik dikirim ke industri daur ulang. Sebagian (kecil) lainnya didaur ulang menjadi aneka produk kreatif yang menarik.
Menyadari pentingnya keberadaan bank sampah, sejak akhir Oktober 2023 yang lalu, Pemerintah Kota Padang telah mengeluarkan instruksi agar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bawah Pemerintah Kota Padang wajib untuk menjadi nasabah bank sampah. Dengan itu, mereka mulai memilah sampah dari rumah dan menyetorkannya ke bank sampah terdekat. Selain itu, juga diinstruksikan agar Lurah dan RW mendirikan dan menghidupkan bank sampah di wilayahnya masing-masing.
Langkah Pemerintah Kota Padang ini perlu diapresiasi. Dari beberapa bank sampah yang penulis amati, memang telah terjadi peningkatan jumlah nasabah dan tabungan sampahnya. Langkah ini seyogianya juga diikuti oleh ASN lain yang bukan berada di bawah Pemerintah Kota Padang saja, termasuk oleh warga kota lainnya.
Upaya bersama mengatasi sampah plastik melalui bank sampah itu, tidak untuk mendapatkan tabungan sampah yang bernilai rupiah saja, tapi juga sekaligus menjadikan kota memiliki lingkungan yang bersih dan nyaman untuk dihuni.*
Discussion about this post