Oleh: Elly Delfia
(Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)
Pada suatu awal musim gugur di bulan November, saya dan teman yang sedang menjadi dosen tamu di salah satu kampus di Busan, Korea Selatan diajak beberapa orang mahasiswa untuk jalan-jalan mengitari Kota Busan. Kami naik bus pariwisata Busan City Tour. Sebelum berangkat, kami janji untuk bertemu di Stasiun Busan karena bus pariwisata tersebut, berangkat dari sana, tepatnya dari Stasiun Kereta Bawah Tanah Stasiun Busan Exit 1.
Dengan tarif Busan City Tour 10.000 won atau sekitar 120 ribu rupiah, kami menyaksikan spot-spot menarik di Kota Busan. Bus City Tour memiliki rute-rute tertentu, seperti Blue Line Park Sky Capsule, Kuil Haedong Yonggungsa dengan pemandangan alam yang indah dan terletak pinggir laut, Taejongdae, wisata alam yang menarik dan berudara sejuk, Pulau Oryokdo yang terkenal dengan skywalk atau sensasi berjalan di atas kaca, serta Desa Kebudayaan Gamcheon (Gamcheon Cultural Village).
Selain itu, Busan City Tour juga ada rute ke pemakaman Peringatan Tentara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UN Memorial Cemetery in Korea (UNMCK) . Pemakaman itu merupakan tempat bersemayamnya jasad tentara PBB yang pernah gugur dalam Perang Korea. Ketika itu, saya dan rombongan mahasiswa yang mengajak kami jalan-jalan, tidak lupa mampir di pemakaman yang indah seperti taman itu. Saat kami sampai, tempat itu sudah ramai oleh pengunjung yang terdiri atas beberapa keluarga dengan anak-anak serta orang-orang muda dan tua.
UN Memorial Cemetery in Korea dibangun pada tanggal 18 Januari 1951. Tempat ini memiliki 2300 makam yang berderet rapi. Tentara PBB yang berasal dari berbagai negara disemayamkan di sana, seperti Korea Selatan, Amerika, Norwegia, Australia, Selandia Baru, Inggris, Kanada, Afrika Selatan, Turki, Belanda, Prancis, dan Afrika Selatan
Jika dilihat sekilas, pemakaman itu memang seperti taman bunga yang indah karena dipenuhi oleh bunga mawar yang berwarna-warni dan juga bunga langka, seperti Mugunghwa yang dikenal sebagai bunga nasional Korea. Selain ditanami banyak bunga mawar yang berwarna-warni, tempat itu juga mempunyai selokan yang disulap menjadi kolam ikan hias, koi. Koi-koi di sana berukuran cukup besar dan dengan warna putih bertotol-totol oranye dan hitam. Koi-koi itu tak kalah indahnya dari bunga mawar. Pengunjung dapat duduk-duduk di pinggir kolam koi sambil menyaksikan ikan indah bermata besar itu berenang kian kemari.
Di sela bunga-bunga, kita juga dapat melihat batu nisan yang bertuliskan nama masing-masing tentara yang telah gugur dalam Perang Korea antara tahun 1950 sampai dengan tahun 1953. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petugas pemakaman, tempat itu juga sering dikunjungi oleh para penziarah keluarga tentara yang dimakamkan di sana. Mereka rutin datang setiap tahun untuk mendoakan arwah keluarga mereka yang telah gugur agar mendapat tempat yang tenang di surga.
Pemakaman ini berdiri di atas tanah seluas 14 hektar dengan 22 situs berdasarkan kewarganegaraan para tentara yang dimakamkan di sana. Selain deretan pemakaman dengan batu nisan yang sudah bertuliskan nama masing-masing tentara, di bagian tengah taman dibangun dinding yang bertuliskan nama 2300 tentara yang gugur. Selain itu, di salah satu sisi pemakaman dibangun sungai kecil yang airnya mengalir tenang. Sungai itu menambah keeksotisan suasana yang ada di pemakaman.
Selain bagus untuk wisata sejarah, tempat ini juga tempat yang bagus untuk wisata alam. Pohon-pohon dan bunga-bunga taman yang terpelihara dengan baik memunculkan udara segar di sana. Tidak heran jika pemakaman tersebut termasuk salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai negara. Pengunjungnya tidak hanya keluarga penziarah dan warga Korea, tetapi juga wisatawan dari berbagai negara, seperti dari Indonesia, Malaysia, Cina, serta turis-turis dari benua Eropa dan Amerika.
UN Memorial Cemetery tampaknya dikelola dengan sangat baik dan profesional sehingga terlihat bersih, nyaman, tenang, dan indah. Kesan pertama yang saya tangkap ketika sampai di pemakaman itu adalah tempat itu bukan tempat yang horor dan menyeramkan seperti pemakaman pada umumnya, melainkan sebuah taman yang cantik dengan udara yang sejuk dan segar. Tempat itu sengaja diciptakan layaknya taman surga bagi para tentara yang dimakamkan di sana sebagai bentuk penghormatan atas jasa mereka yang gugur dalam perang.
UN Memorial Cemetery beralamat di Tanggok 93 UN Pyeonghwa-ro, Nam-gu, Busan. Tempat ini bisa dicapai dengan naik Busan City Tour ataupun dengan transportasi umum lain, seperti kereta bawah tanah, ataupun dengan taksi. Pengunjung dapat berkunjung ke sini setiap hari dari pukul 09.00 pagi hingga jam 17.00 sore waktu Korea Selatan. Untuk memasuki komplek pemakaman ini, kita tidak perlu membayar atau membeli karcis atau sejenis karena tempat ini gratis bagi semua pengunjung. Informasi dalam bentuk leaflet ataupun booklet juga tersedia di sana dan dapat diambil secara gratis.
Banyak pengalaman dan pembelajaran berharga saya dapat dari sana. Salah satunya adalah pembelajaran bahwa pemakaman para pahlawan di Indonesia juga bisa dikelola dan disulap menjadi taman yang lebih indah, penuh bunga dengan pepohonan, sungai-sungai kecil, dan kolam-kolam koi yang membuat nyaman para pengunjung, seperti halnya UN Memorial Cemetery in Korea. Pemakaman para pahlawan bisa menjadi destinasi wisata bersejarah tempat generasi muda belajar semangat perjuangan. Dengan demikian, mereka mempunyai rasa tanggung jawab dan kepedulian yang besar untuk menjaga bangsa Indonesia di masa depan.
Discussion about this post