Oleh: Roma Kyo Kae Saniro
(Dosen Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas)
Beberapa hari lalu, Indonesia sebagai negara yang mayoritas merupakan muslim telah melaksanakan kurban. Di Indonesia, tradisi berkurban sangat populer dan dilakukan oleh umat Muslim di seluruh negeri. Pemerintah Indonesia juga memberikan dukungan dan memfasilitasi pelaksanaan ibadah kurban ini. Biasanya, pada saat Iduladha, terdapat tempat-tempat khusus yang disediakan untuk menyembelih hewan kurban, seperti lapangan atau tempat pemotongan hewan resmi yang diawasi oleh petugas terkait.
Tidak hanya di Indonesia, tetapi umat muslim di seluruh dunia. Berkurban adalah tradisi dalam agama Islam yang dilakukan selama perayaan Iduladha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban. Selama perayaan ini, umat Muslim yang mampu secara finansial dianjurkan untuk menyembelih hewan ternak, seperti sapi, kambing, atau domba, sebagai bentuk pengorbanan kepada Allah SWT. Daging hewan kurban tersebut kemudian dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan yang membutuhkan.
Selama beberapa hari sebelum dan setelah Iduladha, pasar hewan kurban juga dibuka di berbagai daerah di Indonesia. Di pasar ini, masyarakat dapat memilih hewan kurban yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial mereka. Setelah penyembelihan, daging hewan kurban didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk orang miskin, yatim piatu, dan kaum duafa.
Perayaan Iduladha ini pun memunculkan berbagai macam tulisan terkait dengan menu masakan-masakah olahan daging, seperti daging sapi, kambing, domba, atau kerbau. Berbagai jenis daging tersebut tentunya memiliki pengelolaan masing-masing yang harus diperhatikan dan tentunya akan menciptakan berbagai menu makanan yang dapat disantap bersama keluarga.
Menu hidangan daging kurban di setiap negara memiliki preferensi masakan sendiri-sendiri, seperti nasi biryani. Nasi biryani adalah hidangan nasi berbumbu khas India yang populer pada Iduladha. Biryani biasanya terdiri dari nasi yang dimasak dengan rempah-rempah seperti bumbu beriani, daging sapi atau kambing, dan adakalanya ditambahkan kacang-kacangan, kismis, dan rempah-rempah lainnya. lalu, adanya tandoori yang merupakan hidangan daging yang berasal dari India dan Pakistan. Daging ayam, domba, atau sapi dimarinasi dalam campuran yoghurt dan rempah-rempah, lalu dipanggang dalam oven tanah liat yang disebut tandoor. Hidangan tandoori biasanya disajikan dengan nasi, roti, atau naan.
Lalu, adanya mechoui adalah hidangan kambing panggang yang populer di Maroko dan beberapa negara Arab. Kambing disiapkan dengan berbagai rempah-rempah seperti adas manis, jintan, kayu manis, dan bawang putih. Kemudian, kambing dipanggang dengan cara yang khas hingga daging menjadi empuk dan berkulit garing. Menu selanjutnya adalah dolma, hidangan Timur Tengah yang terdiri dari daun anggur atau sayuran seperti paprika, terong, atau tomat yang diisi dengan campuran daging cincang, beras, dan rempah-rempah. Hidangan ini kemudian dimasak dalam kuah atau dipanggang. Kemudian, adanya samsa yang merupakan hidangan yang umum pada Iduladha di Asia Tengah, khususnya di Uzbekistan dan Kazakhstan. Hidangan ini terdiri dari adonan tepung yang diisi dengan potongan daging domba atau sapi, bawang, dan rempah-rempah. Kemudian, samsa dipanggang dalam oven hingga menjadi renyah.
Begitu pun di Indonesia, menu yang dapat dibuat adalah satai, gulai, rendang, bakso, sop, atau masakan lainnya dengan ditumis, semur, bakar atau dipanggang berdasarkan pada daerah dan preferensi masyarakat setempat. Namun, kita jarang sekali mendengar menu-menu lain yang mungkin dapat dikatakan tidak familier bagi telinga masyarakat Indonesia. Jika mendapatkan daging kurban, preferensi masalah adalah menu-menu yang disebutkan di atas. Hal tersebut seakan menjadi template masakan yang sama hampir di seluruh Indonesia.
Template masakan daging kurban di Indonesia ini disebabkan oleh cita rasa dan popularitas kuliner. Rendang, gulai, dan satai adalah hidangan yang memiliki cita rasa yang kaya dan lezat. Selain itu, hidangan-hidangan ini juga cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia secara umum, tidak hanya pada perayaan Iduladha. Template masakan tersebut pun dipilih karena rasa dan aromanya. Rendang, gulai, dan satai adalah hidangan yang memiliki rasa dan aroma yang kaya karena penggunaan rempah-rempah. Penggunaan rempah-rempah seperti serai, daun jeruk, lengkuas, jahe, cabai, dan bawang merah memberikan hidangan tersebut cita rasa khas.
Tidak hanya itu, rendang, gulai, dan satai merupakan hidangan yang memiliki akar budaya yang kuat di Indonesia dan telah menjadi sebuah “warna” bagi kuliner Nusantara. Rendang, misalnya, merupakan hidangan khas dari Sumatera Barat, sedangkan gulai berasal dari Jawa Tengah. Hidangan-hidangan ini memiliki nilai tradisional dan menjadi bagian dari kekayaan kuliner Indonesia. Tentunya, menu-menu tersebut memiliki aturan atau tata olah yang tidak melanggar kaidah Islam.
Lalu, template menu masakan tersebut karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang sudah akrab dengan pengolahan daging-daging sehingga masyarakat tidak sulit untuk mengolahnya. Oleh sebab itu, masyarakat mungkin lebih cenderung memilih hidangan-hidangan ini untuk merayakan Iduladha. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi kurban di Indonesia semakin berkembang dan diintegrasikan dengan kebudayaan lokal. Dalam pelaksanaannya, tidak semua orang Indonesia menjadikan daging hewan kurban kemudian diolah dan disajikan dalam berbagai hidangan template khas Indonesia yang disebutkan di atas.
Seiring dengan perkembangan zaman, menu kurban di Indonesia terus berkembang dan mengikuti tren kuliner yang sedang populer. Baik adanya template masakan daging kurban di Indonesia maupun adanya olahan modern yang terintegrasikan dengan kebudayaan luar, budaya berkurban menjadi sebuah tradisi yang sangat kental di Indonesia. Perayaan berkurban dapat melestarikan tradisi masak hidangan tradisional Indonesia tanpa harus takut tergerus oleh waktu. Walaupun terkesan hidangan template, hal tersebut merupakan bagian dari pelestarian budaya Indonesia melalui produk makanan, bukan?
Discussion about this post