Minggu, 13/7/25 | 15:37 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Ada Saatnya Malas Menjadi Sebuah Solusi

Minggu, 26/12/21 | 07:43 WIB

Salman Herbowo
(Pembaca Karya Sastra)

 

Saya sedang tidak mengajak pembaca untuk bermalasan. Tidak pula mengampanyekan atau memprovokasikan pembaca untuk bermalas-malasan. Secara normatif, bagi saya jelas bahwa malas itu merupakan hal yang buruk dan juga dapat mendatangkan kerugian. Banyak hal mudarat yang ditimbulkan dari sifat malas, terrmasuk juga dampaknya bagi kesehatan mental dan fisik.

Malas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Malas memiliki kata turunan di antaranya bermalas-malasan, kemalasan, dan malas-malasan. Ada hal yang membuat saya “tergelitik” dengan kata malas tersebut. Akhir-akhir ini, mengingat situasi yang terjadi, saya sepertinya menimbang untuk malas melakukan satu hal.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pesan yang Tak Pernah Usai

Minggu, 06/7/25 | 16:34 WIB
Satu Tikungan Lagi

Yang Tersembunyi di Balik Ramalan

Minggu, 29/6/25 | 19:13 WIB

Sejauh yang saya tahu, belum ada reward pula bagi pemalas yang menghabiskan waktu hanya untuk bermalas-malasan saban hari. Namun begitu, ada baiknya pula untuk bersikap malas dalam menanggapi sesuatu. Kenapa begitu? Karena untuk menyikapi malas haruslah dengan kemalasan.

Saya teringat rumus matematika jika bilangan negatif dikalikan dengan bilangan negatif maka hasilnya menjadi positif. Saya menganalogikan rumus itu sebagai cara untuk melawan malas. Sepertinya untuk terhindar dari malas cara terampuhnya adalah harus malas untuk bermalas-malasan, misalnya malas untuk tidak mandi pagi, malas untuk tidur pagi, atau malas menonton televisi sampai sore hari.

Saya sedang tidak menggurui pembaca atau ingin terlihat seperti orang yang paling rajin dan tidak pernah bermalas-malasan sekalipun. Hanya saja, malas jika diperuntukkan pada “tempat” yang semestinya mampu menjadi solusi terhadap sebuah persoalan. Terkadang, dengan sikap malas itu pun kita jadi terhindar dari sebuah pertikaian. Malas untuk mengurusi urusan pribadi orang lain contohnya. Ini sebenarnya poin penting yang “menggelitik” saya belakangan ini, sebuah pandangan untuk malas mencampuri persoalan individu orang lain. Sebuah sikap yang perlu untuk diterapkan.

Beberapa waktu lalu saya mendapat “wejangan” dari seorang teman. Ia berpendapat, bahwa bersikap malas untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang mampu menghentikan senda-gurau dan gelak-tawa saat coffee time tidak perlu disampaikan, misalnya sudah kepala tiga kenapa belum menikah? Kenapa belum punya anak? Berapa gajimu di tempat kerja itu? Dan lain sebagainya. Saya pikir pembaca punya klasifikasi pertanyaan tersendiri juga.

Pertanyaan-pertanyaan itu tanpa disadari mampu membuat hening hiruk-pikuknya senda-gurau antar sesama teman. Mungkin saja, pada sat itu bertemu dengan teman-teman rantau yang hanya dapat pulang dua atau tiga kali saja dalam setahun. Saya kira pembaca mampu membayangkan seperti apa jadinya coffee time tersebut. Canggung. Sekiranya malas itu sedikit saja terbesit dalam diri, saya pikir pertanyaan itu tidak akan muncul dan suasana pun masih “kondusif”.

Ada saatnya juga malas dapat menjadi solusi dalam menjaga hubungan baik persaudaraan. Malaslah untuk mempertanyakan hal-hal yang bagi sebagian kita sensitif untuk dipertanyakan. Memang tidak semua dari kita juga yang merasa tersinggung dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dan setiap individu juga berhak pula untuk menjawabnya atau tidak.

Malas untuk menanyakan hal sensitif dan mencampuri urusan individu yang mungkin saja hal itu sebuah privasi, bukan berarti kita tidak memiliki rasa kepedulian. Hanya saja, tidak semua dari kita juga berterima dari pertanyaan itu. Setidaknya itu yang saya rasakan dari coffee time pada waktu itu.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya kembali memikirkan mengenai “reward” bagi pemalas. Sebelumnya saya mencoba menelusuri di mesin pencarian google dengan kata kunci “penghargaan bagi pemalas”. Namun, sejauh penelusuran hanya ditemukan artikel mengenai solusi mengatasi malas. Bila di dunia nyata tidak ada “reward” seperti itu, setidaknya di dunia animasi ada. Saya teringat serial kartun Sponge Bob Square Pants dalam salah satu episodenya tokoh Patrick mendapatkan sebuah penghargaan. Ia bahkan mendapat penghargaan besar di Kota Bikini Bottom, yaitu penghargaan tidak melakukan apa pun dalam hidupnya alias bermalas-malasan saban hari. Menakjubkan!

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Ulasan Cerpen “Mamak Jinjingan” Karya Otriramayani dan Ulasannya oleh M. Adioska

Berita Sesudah

Puisi-puisi Delka Junita Saputri

Berita Terkait

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
Puisi-puisi Delka Junita Saputri

Puisi-puisi Delka Junita Saputri

Discussion about this post

POPULER

  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Forum Mahasiswa Dharmasraya Soroti Konflik Perusahaan dengan Masyarakat, Desak Bupati Bertindak Tegas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keunikan Kata Penghubung Maka dan Sehingga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024