Rabu, 02/7/25 | 04:28 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Rendang Minang Juara: Dari Identitas Budaya Menuju Penguatan Ekonomi Lokal

Minggu, 21/11/21 | 07:00 WIB

Rafnel Azhari S.P., M.Si.
(Dosen Universitas Andalas)

Beberapa waktu yang lalu, kita dihebohkan dengan kedatangan chef kenamaan asal Ingris, Gordon Ramsay ke Sumatera Barat. Ramsay ingin belajar membuat rendang di tempat asal makanan terlezat dunia versi CNN itu berada. Tak tanggung-tanggung, kegiatan ini diliput oleh CNN Internasional dan merupakan salah satu bagian dari acara favorit stasiun televisi tersebut. Setelah beberapa tahun yang lalu, rendang dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia, sekarang rendang dan Sumatera Barat kembali mendapatkan publikasi internasional penting secara cuma-cuma.

Begitulah rendang dengan segala keunikan, keunggulan, dan keutamaannya. Ia telah melampui dari sekedar identitas budaya Minangkabau menjadi trend makanan global dan yang lebih penting dari itu, rendang sejatinya telah menjadi penggerak ekonomi baru. Tulisan ini ingin mengungkap bagaimana transformasi itu telah terjadi dan apa yang harus dilakukan agar keunggulan ekonomi yang ada pada rendang menjadi penggerak dan kekuatan baru pada sektor ekonomi lokal di Sumatera Barat.

BACAJUGA

Rendang Minang Juara: Dari  Identitas Budaya Menuju Penguatan  Ekonomi Lokal

Jalan Mendaki Transformasi Universitas Andalas

Minggu, 26/11/23 | 07:57 WIB

Kita diuntungkan dengan fakta bahwasanya rendang telah diterima oleh lidah manusia secara Internasional. Beberapa restoran Thailand telah menyajikan menu Rendang kepada pelanggannya, baik di Thailand maupun diluar Thailand. Begitu juga dengan Restoran-Restoran lain di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Italia, Jerman, Prancis, dan negara Eropa lainnya. Timur Tengah juga telah menerima dan mengenal rendang sebagai menu internasional. Hal ini harus bisa dikapitalisasi menjadi keuntungan bagi ekonomi lokal di Sumatera Barat. Apa yang harus dilakukan? Setidaknya ada tiga hal penting. Pertama, membangun dukungan dan perhatian pemerintah melalui kebijakan yang pro pada UMKM rendang di seluruh Sumatera Barat. Kedua, menggerakkan semua stakeholder terutama Perguruan Tinggi untuk menghasilkan inovasi teknis, pemasaran, dan manajemen usaha di bidang penguatan rendang Minang. Ketiga, memantapkan penguasaan pasar nasional, regional, dan membangun sistem yang kuat untuk mengincar pasar dunia melalui potensi ekspor ataupun membangun rumah makan dan restoran-restoran Padang di banyak negara di dunia.

Tiga upaya tersebut sangat bisa untuk dilaksanakan. Pada saat ini, terdapat banyak UMKM rendang di Sumatera Barat, baik yang tercatat secara resmi maupun tidak. Sebagai contoh di kota Payakumbuh, tercatat telah memiliki 37 IKM rendang. Begitu juga di Kabupaten 50 Kota yang memiliki banyak UMKM rendang yang belum terdata dan mungkin juga belum terperhatikan secara formal kebijakan. Penulis bersama LPPM  (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Universitas Andalas sedang fokus membina UMKM rendang di Kecamatan Mungka, Kabupaten 50 Kota. Daerah ini sudah lama dan secara turun-temurun telah menjadi kawasan penghasil rendang utama di Kabupaten 50 Kota. Tidak tanggung-tanggung, kemampuan produksi 1 IKM (Industri Kecil Menengah) di kecamatan ini mampu menghasilkan 30 sampai 60 kg rendang per hari. Banyak IKM di daerah ini telah menembus pasar nasional. Potensi yang besar  ini melalui sinergi antara masyarakat, dunia usaha dan Universitas Andalas ditargetkan mampu melakukan penetrasi secara lebih luas kepada pasar nasional, regional, dan global. Hal ini sangat memungkinkan untuk dilakukan, mengingat cita rasa rendang dari daerah ini yang sudah unggul dan diterima oleh lidah masyarakat serta dukungan banyak IKM rendang yang telah menyatu dan eksis secara kelembagaan di tengah masyarakat Sumatera Barat.

Digital Marketing dan Entrepreneurship Orientation

Penulis dengan beberapa peneliti di Universitas Andalas melalui dukungan LPPM  telah bertekad untuk membangun model IKM Rendang Juara Yang Naik Kelas. Pembinaan dan pendampingan ini dilakukan melalui skema kemitraan masyarakat membantu usaha berkembang. Pendampingan usaha ini akan dilakukan secara berkelanjutan sampai nantinya mitra atau pengusaha Rendang dapat mandiri dengan usaha Rendang yang mampu akseleratif serta menembus pasar nasional dan global secara lebih luas.

Program ini akan fokus pada upaya memperluas pasar rendang melalui penguasaan digital marketing serta manajemen dan skill entrepreneurship yang mumpuni. Ketiga aspek ini di transfer knowledge dan skill-nya kepada pengusaha IKM rendang melaui pendampingan, pelatihan, dan pemberdayaan secara berkelanjutan. Selain itu, para pengabdi juga akan terus menelurkan dan mentransfer berbagai inovasi yang sudah ada atau menemukan inovasi baru sesuai basis permasalahan yang dihadapi.

Penulis meyakini jika agenda ini dilakukan secara sinergis, masif, dan berkelanjutan, kita akan mampu menjadikan usaha rendang di Sumatera Barat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi lokal yang kuat yang menyatu dengan rakyat kecil. Potensi ini sangat besar karena kuliner rendang akan saling mendukung dengan pariwisata Sumatera Barat. Hal lain kita juga di hadapkan dengan keuntungan konektivitas yang tinggi antarwilayah dan negara sehingga rendang sebagai makanan yang tahan lama dan praktis berpotensi untuk menyebar dengan mudah ke berbagai wilayah. Sudah saatnya rendang Minang naik kelas dan juara melalui ilmu pengetahuan, riset dan inovasi yang berkelanjutan.

Tags: #Rafnel Azhari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Berbagai Istilah dalam Mata Pencarian

Berita Sesudah

Kosakata Bahasa Korea dalam KBBI

Berita Terkait

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

Minggu, 15/6/25 | 10:52 WIB

Oleh: Mita Handayani (Mahasiswa Magister Linguistik FIB Universitas Andalas)   Cassirer (dalam Lenk, 2020) mengatakan bahwa manusia adalah animal symbolicum,...

Metafora “Paradise” dalam Wacana Pariwisata

Frasa tentang Iklim dalam Situs Web Greenpeace

Minggu, 15/6/25 | 09:39 WIB

Oleh: Arina Isti’anah (Dosen Sastra Inggris, Universitas Sanata Dharma) Baru-baru ini kita disadarkan oleh fenomena kerusakan alam Raja Ampat yang...

Berita Sesudah
Jelajah Kata: Ramadhan atau Ramadan?

Kosakata Bahasa Korea dalam KBBI

Discussion about this post

POPULER

  • Ketua DPD Partai Golkar Sumbar terpilih, Khairunnas saat menerima dokumen persidangan. [foto : ist]

    Khairunnas Kembali Pimpin Golkar Sumbar, Terpilih Secara Aklamasi dalam Musda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jembatan Akses Utama Kampung Surau Rusak Parah, Warga: Jangan Sampai Ada Korban Jiwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musda Golkar Sumbar Digelar Besok, Ketua Umum Bahlil Lahadalia dan Sejumlah Tokoh Nasional Hadir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Depan “dari” dan “daripada” yang Tidak Tepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yonnarlis Ungkap Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi Masyarakat dan Polri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peringatan HUT ke-79 Bhayangkara, Ketua DPRD Dharmasraya: Polri Harus jadi Pelayan Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024