Oleh:
Tim Penulis*
Mahasiswa Fisika
FMIPA Universitas Andalas
Ada fenomena alam lain yang kita ketahui terjadi di masa pendemi kali ini, yaitu fenomena la nina. Kehadiran la nina ini ditandai dengan suhu yang dingin di samudra pasifik bagian tengah dan timur, sementara pada bagian barat lebih panas.
Akibat dari dampak Lanina, curah hujan di Indonesia meningkat drastis dari kondisi biasanya. Dampaknya akan bertambah parah jika pada suatu wilayah indonesia, dimana wilayah tersebut sedang terjadi musim hujan. Bisa saja wilayah tersebut akan dilanda bencana alam seperti, banjir, tanah longsor, angin yang sangat kuat yang bisa menyebabkan pohon tumbang.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginfokan beberapa wilayah di Indonesia yang berpotensi terdampak La Nina yakni Aceh, Sumatera Utara pesisir barat, Bangka bagian utara, Banten bagian selatan, Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur bagian barat, Kalimantan Utara bagian timur, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
masyarakat sendiri sedang berkembang informasi atau semacam informasi salah atau juga disebut berita Hoax, dimana masyarat sangat takut akan informasi tersebut karena beredar informasi bahwa La nina dapat meyebabkan badai yang sangat kencang yang dapat merobohkan rumah atau pepohonan disekitar wilayah yang terkena dampaknya.
Informasi mengenai La nina bahwa terjadi pada rentang waktu beberapa bulan hingga tahun dan dapat menggangu siklus cuaca yang ada di Indonesia. Masih ada juga pemahaman yang sangat mengkhawatirkan bahwa La nina dapat mengancam beberapa sektor profesi di Indonesia seperti kelautan, pertanian dan yang lainnya. Contohnya pada bidang kelautan, jika terjadi La nina pastinya nelayan yang mendapatkan informasi Hoax akan langsung merasa takut, karena ombak yang ada di lautan akan membentuk gelombang besar akibat angin kuat yang dapat mengancam keselamatan nelayan yang pergi melaut.
Disamping La nina membawa kabar murung bagi yang terkena dampaknya, ternyata La nina juga membawa berkah, tentunya dengan bertambahnya wawasan dan kesiapan masyarakat akan La nina, masyarakat dapat mempelajari langkah-langkah dalam mengatasi La nina agar masyarakat dapat memanfaatkan kondisi positif itu. Akibat curah hujan tinggi kemungkinan masyarakat dapat mengatispasi air yang berlebih seperti banjir dengan cara membuat bendungan kering. Bendungan kering ini dapat berguna untuk menampung seluruh air hujan yang mana daerah tersebut biasanya terkena banjir jadinya tidak terjadi banjir akibat bendungan kering itu.
Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan biasanya didaerah yang relatif kering, dengan adanya La nina otomatis daerah kering tersebut akan meningkatkan curah hujannya dan dapat ditampung dibendungan kering tersebut. Dengan adanya air dibendungan kering tersebut masyarakat dapat memanfaatkan air tersebut untuk pasokan air jika La nina sudah tiada. Sehingga air tersebut dapat dimanfaatkan untuk sektor pertanian dengan mengalirin air bendungan tersebut ke sawah atau tempat yang membutuhkan air, sehingga air tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar aliran irigasi tersebut.
Dulu masyarakat dapat menentukan massa bercocok tanam dengan mengandalkan ilmu titen. Ilmu titen ini bisa disebut dengan ilmu dugaan dengan memanfaatkan kondisi alam sekitar dengan tanda-tanda yang merekatahui sendiri bahwasanya akan terjadi musim hujan. Tapi akibat anomali La nina meraka tidak dapat memprediksi hal tersebut lagi dengan ilmu titen. Hal tersebut sekarang tidak dapat diperkirakan lagi jadinya pemerintah khususnya BMKG memanfaatkan teknologinya untuk memprediksi cuaca tersebut dan tentunya hasilnya cukup akurat.
Maka dari itu masyarakat tidak perlu takut akan hadirnya La nina ini, disamping memberikan efek merugikan tetapi juga terdapat efek positif karena dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Itu tergantung lagi ke masyarakatnya dan pola pikir masyarakat tersebut. Apakah masyarakat tersebut mampu mempelajari dan siap akan hadirnya La nina? sehingga lamina dapat dimanfaatkan, atau malah sebaliknya yang malah takut dan tidak melakukan apa-apa untuk mengantisipasi La nina sehingga memunculkan rasa takut akan informasi hoax yang beredar.
*Nurul Annisa dan Mhd. Kahfi
Discussion about this post