![Ketua DPW PKB Sumbar, Firdaus.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/IMG-20240910-WA00042_1-scaled.jpg)
Firdaus menjelaskan, hujan deras yang tak kunjung mereda membuat sebagian besar masyarakat, terutama yang bekerja di luar ruangan, tidak dapat menjalankan aktivitas ekonomi seperti biasa.
“Setelah beberapa hari tidak ada perubahan cuaca, kondisi ini tentu berdampak kepada penghasilan masyarakat. Banyak yang terpaksa tidak bekerja,” ujarnya.
Selain itu, situasi cuaca ekstrem disebutnya meningkatkan risiko gangguan kesehatan. Tubuh yang sering terpapar dingin dan hujan membuat daya tahan tubuh menurun sehingga masyarakat lebih rentan terserang penyakit, terutama infeksi saluran pernapasan dan penyakit kulit.
“Kita sama-sama menyaksikan peristiwa hidrometeorologi yang telah ditetapkan BMKG. Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele,” kata anggota DPRD Sumbar dari Fraksi PKB itu.
Firdaus mengimbau warga di daerah rawan banjir dan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia mengingatkan pentingnya saling peduli antarwarga, terutama bagi keluarga yang tinggal dekat sungai, lereng perbukitan, maupun kawasan rawan lainnya.
“Utamakan keselamatan. Jika melihat tanda-tanda bahaya, segera mencari tempat aman dan bantu saudara atau tetangga di sekitar,” pesannya.
Firdaus juga mendoakan agar masyarakat terdampak selalu diberi kesehatan dan kekuatan dalam menghadapi kondisi ini.
Untuk meminimalisasi dampak lanjutan bencana akibat peristiwa hidrometeorologi, Firdaus meminta pemerintah daerah melalui tim siaga bencana agar melakukan pengawasan dan patroli rutin di daerah rawan. Pemerintah perlu memperketat pemantauan di titik-titik kritis seperti bantaran sungai, aliran kanal, dan kawasan perbukitan guna memastikan respons cepat jika terjadi potensi bahaya
Kemudian, melakukan penguatan sistem peringatan dini. Pemasangan alat pendeteksi ketinggian air, penyebaran informasi cuaca secara berkala, serta notifikasi cepat kepada masyarakat harus menjadi prioritas.
Lebih lanjut, katanya Pemda perlu menyediakan posko kesehatan dan logistik. Dengan meningkatnya risiko penyakit, layanan kesehatan darurat di posko bencana harus ditingkatkan, termasuk ketersediaan obat-obatan, makanan siap saji, dan perlengkapan kebersihan.
Selain itu, juga perlu lerlindungan ekonomi bagi pekerja harian. Firdaus mendorong pemerintah menyiapkan skema bantuan khusus bagi pekerja sektor informal yang kehilangan pendapatan akibat cuaca ekstrem.
Pun, edukasi dan simulasi tanggap bencana.
Pemerintah perlu menggencarkan edukasi mitigasi bencana, termasuk simulasi evakuasi bagi masyarakat di wilayah terdampak.
Firdaus menegaskan bahwa keselamatan dan kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama di tengah ancaman cuaca ekstrem. Ia berharap pemerintah daerah bergerak cepat dan masyarakat tetap tenang serta saling menjaga satu sama lain.(yrp)
![Firdaus, turun langsung meninjau lokasi banjir di Nagari Manggopoh, Kecamatan Ulakan, Selasa (25/11).[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/11/IMG-20251125-WA0005-120x86.jpg)
![Anggota DPRD Sumbar Fraksi PKB, Firdaus.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/FB_IMG_1758797600340-120x86.jpg)






