Forum yang mengangkat tema “Strategi Investasi Energi Hijau dan Implementasi RUPTL 2025–2034 dalam Mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060” ini menghadirkan narasumber nasional, seperti Ketua Umum DPP MKI Evy Haryadi dan Wakil Menteri ESDM RI, Yulion Tanjung.
Dalam sambutannya, Mahyeldi menyampaikan bahwa Sumatera Barat memiliki kekayaan sumber energi baru terbarukan (EBT) yang melimpah, mulai dari panas bumi, air, surya, laut, hingga angin. Namun, pemanfaatannya masih sangat rendah.
“Pemanfaatan energi air baru 26 persen, panas bumi 5 persen, sementara surya dan laut masih sangat terbuka untuk dikembangkan. Padahal kebutuhan energi listrik kita terus meningkat,” ujar Mahyeldi.
Ia juga menyoroti rendahnya cadangan daya listrik di Sumbar yang baru mencapai 4 persen, jauh di bawah batas ideal 20–30 persen. Kondisi ini, menurutnya, justru menjadi peluang besar bagi para investor untuk menanamkan modal di sektor energi.
“Kita di Sumatera Barat punya potensi energi luar biasa. Tapi pemanfaatannya masih kecil. Ini peluang besar bagi para investor,” kata Mahyeldi.
Mahyeldi menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan investor untuk mempercepat pengembangan energi hijau. Ia mendorong kabupaten dan kota agar aktif menjemput peluang investasi, memberikan kemudahan perizinan, dan menyiapkan fasilitas pendukung.
“Dulu waktu saya di Kota Padang, kalau mau jemput investasi, ya kita jemput langsung. Kita temui orangnya, beri insentif, beri kemudahan, bahkan kita antar. Semangat seperti ini harus kita lanjutkan,” ungkap Mahyeldi.
Ia menambahkan, Pemprov Sumbar sudah menyiapkan peraturan daerah dan skema insentif untuk mendukung investasi di sektor energi. “Harus dipermudah. Sudah ada perda dan insentifnya. Tinggal dijalankan oleh daerah,” ujarnya.
Mahyeldi menyebut, berdasarkan RPJMN Sumbar 2020–2029, target pertumbuhan ekonomi provinsi ini ditetapkan sebesar 7,3 persen. Untuk mencapainya, dibutuhkan investasi minimal Rp120 triliun hingga tahun 2029.
“Ini momentum penting untuk membangun energi hijau Sumatera Barat. Investasi besar di sektor ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga lingkungan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua MKI Sumbar, Insanul Kamil, mengungkapkan bahwa Sumatera Barat merupakan provinsi dengan potensi energi terbarukan tertinggi di Indonesia, mencapai 52 persen.
“Tidak ada provinsi lain yang potensi energi terbarukannya di atas 50 persen. Hanya Sumatera Barat,” tegas Insanul.
Ia berharap Sumatera Barat bisa menjadi role model nasional dalam pengembangan energi hijau. “Kalau bicara investasi energi terbarukan di Indonesia, modelnya ada di Sumatera Barat,” tambahnya.
Forum investasi ini menjadi momentum penting bagi Sumatera Barat untuk memperkuat posisi sebagai daerah yang kaya potensi energi hijau. Melalui sinergi antara pemerintah, MKI, dan dunia usaha, Sumbar diharapkan mampu menjadi contoh nasional dalam pengembangan energi bersih dan berkelanjutan.
“Dengan kolaborasi semua pihak, kita ingin menjadikan Sumatera Barat sebagai pionir energi hijau Indonesia,” pungkas Mahyeldi.(Adpsb)