Dalam kunjungan tersebut, Mentan Amran memastikan bahwa penyaluran beras SPHP akan semakin digencarkan agar harga tetap terjangkau di masyarakat.
“Kami memantau langsung harga-harga di pasar, juga melihat operasi pasar sudah masif sampai ke bawah. Kita sudah salurkan 6.000–7.000 ton per hari di seluruh Indonesia,” ujar Mentan Amran.
Inflasi Turun, Harga Lebih Stabil
Menurut Amran, operasi pasar besar-besaran yang dilakukan pemerintah telah membawa dampak positif terhadap harga bahan pokok. Bahkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi nasional turun dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen (year on year).
“Hal ini menunjukkan harga-harga penyumbang inflasi itu relatif stabil,” tambahnya.
Stok Kuat, Penyaluran Berlanjut Hingga 2026
Mentan Amran menyebutkan bahwa program penyaluran beras SPHP akan terus dilakukan hingga akhir tahun, bahkan bila perlu berlanjut sampai awal 2026. Pemerintah memiliki cadangan yang cukup besar, yakni sekitar 1 juta ton dari target 1,3 juta ton yang belum tersalurkan.
“Kami bersyukur harga semakin membaik dan operasi pasar kita lanjutkan sampai Desember, bila perlu Januari-Februari kita lanjutkan karena stok kita masih banyak,” jelasnya.
Selain itu, Amran menekankan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir soal ketersediaan beras. Memasuki musim panen kedua pada September ini, stok pangan dipastikan aman.
“Yang bermasalah itu kalau stok kita kurang dan harga naik. Sekarang stok kita cukup, jadi masyarakat tidak perlu resah,” tegasnya.
Lindungi Konsumen dan Petani
Tak hanya menjaga harga di tingkat konsumen, pemerintah juga berkomitmen melindungi petani. Amran menyoroti adanya laporan harga gabah yang mulai turun di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
“Ini harus kita jaga. Kita jaga petaninya, kita jaga juga konsumennya,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, pemerintah berharap keseimbangan pangan dapat terus terjaga: harga di pasar tetap terkendali, inflasi stabil, sementara petani tetap mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil panennya.(Adpsb)