Hal itu disampaikan Yonnarlis saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Nagari Andaleh, Senin (15/9). Ia menekankan pentingnya pengelolaan potensi lokal, khususnya di bidang wisata dan pertanian, agar tidak hanya bernilai ekonomi tetapi juga mampu menarik minat masyarakat luas.
“Nagari harus punya inovasi untuk meningkatkan PAN. Majukan Bumnag, hidupkan koperasi, dan kembangkan desa wisata. Nagari Andaleh yang dikenal dengan keindahan alam dan bunga-bunga khasnya punya peluang besar jika dikelola secara profesional,” ujarnya.
Yonnarlis mencontohkan beberapa potensi yang bisa digarap, seperti wisata edukasi pertanian dan perkebunan, wisata alam, hingga pengolahan hasil tani. Menurutnya, konsep wisata edukasi sangat diminati karena mampu memberikan pengalaman sekaligus pengetahuan kepada pengunjung.
“Bayangkan kalau anak-anak sekolah bisa belajar langsung cara menanam cabai, memetik jeruk, mengolah bunga, atau melihat budidaya bawang merah di nagari ini. Itu bisa jadi daya tarik sekaligus menambah nilai ekonomi bagi masyarakat,” tambahnya.
Nagari Andaleh sendiri dikenal dengan sebutan Nagari Bungo karena pesona bunga dan keindahan pemandangannya. Selain itu, jeruk, cabai, dan bawang merah yang mulai berkembang di kawasan tersebut juga berpotensi besar menjadi unggulan.
Yonnarlis menegaskan, semua potensi itu harus dikelola dengan profesionalisme dan perencanaan yang matang. Dengan begitu, Nagari Andaleh tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga sebagai contoh nagari yang mandiri melalui inovasi dan kearifan lokal.(yrp)