Bukittinggi, Scientia.id – Bukittinggi terus dipacu untuk menjadi kota yang maju tanpa meninggalkan sejarah dan budayanya. Hal itu ditegaskan Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, saat mengikuti Rapat Perencanaan Kota Terpadu di Sumatera dan Kalimantan secara daring dari Bukittinggi Command Center, Senin (25/8/2025).
Ramlan menyebut, pembangunan kota tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang Bukittinggi. Kota ini pernah menjadi ibu kota negara, ibu kota Sumatera, hingga pusat pemerintahan Sumatra Barat, Jambi, dan Riau. Dari kota ini pula lahir tokoh bangsa seperti Tan Malaka.
“Bukittinggi adalah kota beradat, berbudaya, dan tengah diupayakan menjadi kota pejalan kaki. Banyak orang datang ke sini untuk berwisata, bekerja, makan, maupun bersekolah. Karena itu, kita perlu langkah konkret agar kota ini semakin maju,” kata Ramlan.
Pemerintah pusat menilai Bukittinggi memiliki posisi istimewa sebagai kota sejarah. Sejumlah rencana strategis pun mulai disiapkan, antara lain pembangunan gedung parkir, penataan kabel listrik bawah tanah, hingga penyediaan akses transportasi wisata dari Jam Gadang ke Ngarai Sianok menggunakan tiga unit mobil dari Dinas Perhubungan.
Selain itu, proyek tol Padang–Sicincin yang akan dilanjutkan ke Malalak pada 2026 diharapkan menjadi akses penting mempercepat arus kunjungan ke Bukittinggi. Ramlan juga menekankan pentingnya penataan pasar, terminal, serta sistem keamanan kota agar lebih nyaman dan sesuai dengan kultur lokal.
Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PU Wilayah I, Benny Hermawan, menegaskan dukungan pemerintah pusat terhadap mimpi besar Wali Kota Bukittinggi.
“Upaya ini adalah respon terhadap tren urbanisasi. Dokumen perencanaan sudah disepakati dan akan menjadi dasar desain pembangunan. Kami berharap dukungan penuh pemerintah daerah dan masyarakat, agar Bukittinggi benar-benar tampil sebagai kota maju dan membanggakan,” ujarnya.
Baca Juga: Bukittinggi Didorong Jadi Pusat UMKM, Pemko dan DPRD Sumbar Gelar Sosialisasi Perda
Dengan dukungan semua pihak, Bukittinggi diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat perdagangan dan pendidikan yang mampu bersaing di tingkat nasional. (*)