Para honorer ini terdiri dari berbagai latar belakang profesi, seperti guru, tenaga kesehatan, dan operator sekolah yang selama ini telah mengabdi di berbagai instansi pemerintah. Kehadiran mereka disambut oleh sejumlah anggota dewan yang kemudian melakukan pertemuan tertutup untuk mendengarkan aspirasi mereka.
Fajrianto Kardian, salah seorang guru honorer yang ikut dalam rombongan, mengungkapkan rasa kecewanya karena hingga kini belum ada kepastian soal nasib tenaga honorer berstatus R4.
“Kami sudah lama mengabdi, tapi belum ada kepastian apakah kami akan diangkat menjadi ASN atau bagaimana ke depannya. Sementara kebutuhan hidup terus berjalan,” kata Fajrianto.
Status R4 sendiri merupakan klasifikasi tenaga non-ASN yang tidak masuk dalam data prioritas pengangkatan menjadi ASN atau PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).
Di tengah program reformasi birokrasi dan perampingan ASN, mereka khawatir akan tersingkir tanpa perlindungan dan penghargaan yang layak.
Mereka berharap, pemerintah pusat maupun daerah bisa menghadirkan solusi yang adil dan manusiawi agar pengabdian yang telah diberikan selama bertahun-tahun tidak berujung sia-sia.(yrp)