Padang Panjang, Scientia – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) terus berkomitmen melawan informasi hoax diruang media digital menjelang Pilkada 2024. Hal itu digalakkan melalui Sekolah Kebangsaan Tular Nalar (SKTN) bagi remaja guna memacu kemampuan litersi digital dan mempertajam pemikiran kritis.
Saat ini, SKTN diselenggarakan di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Harapan Kota Padang Panjang, Sumatera Barat yang diikuti oleh 100 orang peserta didik. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi informasi hoax.
Program Manager MAFINDO, Asti Indra Astuti mengatakan, SKTN merupakan pelatihan literasi digital dan politik dalam melawan infodemic atau wabah hoax. Sebab, informasi hoax didesain seolah – olah benar dengan tujuan mempengaruhi pemikiran seseorang dan berujung pada kekacauan.
“Program ini telah hadir sejak tahun 2020 untuk melatih kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi derasnya arus pemikiran dan informasi di era digital yang sangat menantang. Saat ini program Tular Nalar sudah menjangkau 510 ribu masyarakat dari berbagai ragam golongan dan kelompok rentan,” ujar Asti Indra Astuti.
Sementara itu, kehadiran SKTN sangat diterima dengan baik oleh pihak PSBR Harapan Kota Padang Panjang. Mereka menilai kegiatan tersebut sangat diperlukan di tengah maraknya informasi hoax yang berseleweran di ruang digital.
“Saya bersyukur Sekolah Kebangsaan Tular Nalar sudah memilih PSBR sebagai peserta. Jadi, mereka ini remaja putri usia 15 – 20 tahun, dan merupakan peserta bimbingan sosial dan keterampilan. Semoga anak-anak kami dapat memanfaatkan momen ini dengan serius,” ucap Ika Subakti Wakil Kepala PSBR saat memberikan sambutan.
Selain itu, pelaksanaan SKTN digelar kurang lebih 4 jam. Kegiatan itu dipandu oleh 10 orang fasilitator di antaranya Silmi Novita Nurman, Feni Mardian, Lia Pusvita Sari, Rahmadeni, Fatma Yuka Desri, Dewi Yanti, Alem Maulana, Oksa Putra Nurman, Rahmat Irfan Denas dan Imam Sabrani Yurizal.
Ada pun materi yang dibahas yaitu mengenai kesadaran untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi dan bagaimana mengidentifikasi informasi hoax di media digital. Di sela-sela pemberian materi, juga disisipi permainan yang memacu antusias peserta mengikuti kegiatan tersebut hingga selesai.
“Semoga pertemuan ini dapat menjadi sarana keakraban antara MAfindo dengan adik-adik di sini. Dan yang terpenting bisa berbagi pengetahuan mengenai informasi yang benar, salah dan mana yang bermanfaat,” ujar Fenny Mardian selaku Koordinator Wilayah MAFINDO Padang.
Sebagai informasi, SKTN yang dinisiasi oleh MAFINDO didukung oleh Google.org dan Love Frankie. Kegiatan MAFINDO meliputi pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput.
MAFINDO sebagai organisasi masyarakat sipil anti-hoax yang berdiri tahun 2016 telah mempelopori banyak inisiatif untuk melawan infodemic atau wabah hoax. Saat ini MAFINDO memiliki lebih dari 95000 anggota online, 1000 sukarelawan, dan 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia. (yrp)