Oleh: Elly Delfia
(Dosen Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)
Setiap perjalanan menyisakan banyak kenangan yang tersimpan dalam memori. Kenangan tersebut tidak akan menjadi cerita saat tidak dibagi. Saya akan menceritakan salah satu kenangan tersebut kepada pembaca. Nun jauh di negeri para idola k-pop, ada satu pantai di Korea Selatan yang hampir luput saya ceritakan. Pantai tersebut tidak kalah memesona dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya yang ada di Busan. Pantai itu bernama Pantai Dadaepo atau Dadepo Beach.
Pantai itu memikat hati dan berbeda dengan pantai-pantai lain yang ada di Busan. Perbedaan itu terdapat pada suasana yang masih alami dan asri. Belum banyak bangunan seperti hotel berbintang ataupun restoran-restoran mewah di sana. Hanya ada beberapa apartemen yang menjulang tinggi dari kejauhan. Suasana yang memikat dan membuat hati terpesona juga muncul dari sunset yang tenggelam saat senja menjelang. Karena lautnya yang tenang dan tidak berombak besar, seolah-olah matahari senja menggenang-genang saja di tengah laut.
Cahaya jingga sunset yang berpendar ke sekeliling pantai perlahan-lahan akan tenggelam di tengah laut. Cahaya itu menyisakan pemandangan indah yang teramat berharga. Pemerintah setempat sengaja membuatkan sejenis dek-dek untuk pejalan kaki agar bisa menikmati sunset dengan sempurna dari atas dek-dek itu. Berjalan di atas dek, para pengunjung seolah berjalan di atas laut. Fotografer dapat dengan bebas mengabadikan momen sunset tenggelam dari atas dek yang berada di pinggir tebing-tebing di sepanjang bibir Pantai, termasuk saya yang beberapa kali telah mengabadikan sunset yang indah dari atas dek-dek itu.
Pantai Dadaepo merupakan tempat bertemunya anak Sungai Nakdong (Nakdog-gang) dengan Laut Selatan. Kemudian, pasirnya yang putih, halus, dan bersih berasal dari proses pelapukan yang panjang. Proses tersebut menghasilkan tekstur yang sangat halus saat menyentuh kaki-kaki telanjang yang berlarian di sepanjang pantai. Pengunjung juga dapat menyaksikan jalur ekologi Gowooni berupa rawa yang tenang dengan air yang jernih. Berbagai biota pantai, tumbuhan-tumbuhan lotus, dan bunga-bunga yang berwarna-warni menambah keindahan Pantai Dadaepo. Aroma laut yang khas muncul dari alga dan berbagai plankton, membuat pikiran terasa tenang, santai, dan bahagia.
Saat di Busan, saya sering berkunjung ke pantai ini setiap akhir pekan, terutama pada sore hari. Saat kuliah tidak padat, hari-hari biasa saya juga pergi ke Pantai Dadaepo. Kadang-kadang, saya juga pergi ke Pantai untuk mengajak teman yang datang dari Seoul atau dari Indonesia. Mereka senang di Pantai Dadaepo karena sungguh bisa menikmati laut yang tenang, pantai yang bersih, dari sampah, dan terbebas dari hiruk-pikuk keramaian.
Pantai Dadaepo lebih cocok untuk merenung dan berkontemplasi. Saat pikiran ruwet, pekerjaan, dan beban hidup terasa berat, Pantai Dadaepo dapat menjadi solusinya. Pantai ini akan memberikan ketenangan dengan semilir angin laut, gemerisik debur ombak, dan desir pasir. Semua itu dipercaya dapat membantu untuk bermeditasi dan berkontemplasi. Dikutip dari halodoc.com, Orfeu Buxton, dokter kesehatan dari Pensylvania University bahwa semilir angin laut, gemerisik debur ombak, dan desir pasir dapat mendatangkan sensasi yang menenangkan dan juga dapat membantu mencapai meditasi yang maksimal dalam meningkatkan fungsi otak. Warna air laut yang biru dan juga kadar oksigen yang tinggi di laut semakin mendukung kerja otak untuk rileks.
Selain semilir angin, gemerisik ombak, desir pasir, dan sunset tenggelam di tengah laut sebelah barat Semenanjung Korea, Dadaepo juga mempunyai daya tarik lain, berupa air mancur yang aktif pada sore hingga malam hari. Air-air mancur itu akan menari-nari ditemani suara musik gembira dengan lampu warna-warni yang berkilauan menyemarakkan suasana malam.
Fasilitas Pantai Dadaepo juga cukup lengkap, mulai dari toilet umum yang bersih, ada gazebo taman, tempat jalan kaki yang rapi, jembatan-jembatan kecil dengan kursi-kursi santai di pinggirnya. Kursi-kursi tersebut dapat menjadi tempat spot foto ataupun tempat santai bersama keluarga, teman-teman, dan orang-orang tersayang. Untuk membeli makanan, di sekitar pantai ada beberapa restoran seafood dan juga restoran makanan tradisional Korea. Di sana juga ada ritel-ritel minimarket, seperti CU dan Seven Eleven yang terkenal di Korea Selatan.
Pantai Dadaepo yang memesona itu beralamat di Marundae 1 Gil, Saha-gu, Busan Gwanghyoksi, Korea Selatan. Pantai ini dibuka setiap hari dari hari Senin hingga Minggu. Dari Busan Station, kita dapat naik kereta bawah tanah jalur oranye atau jalur 1 menuju arah Stasiun Sinpyong untuk sampai di Dadaepo. Selain itu, kita juga bisa ke sana dengan kendaraan pribadi atau bus dalam kota dengan ongkos 1300 won sekali jalan.
Tempat ini tidak memungut bayaran apa pun. Semua gratis, termasuk gratis parkir jika datang ke sana dengan mobil pribadi. Pantai ini juga ramah untuk penyandang disabilitas karena sudah menyediakan fasilitas ramp, jalur kursi roda bagi disabilitas ataupun orang tua. Tempat seperti ini dapat menjadi pembanding bagi pengelola pariwisata di Indonesia. Rata-rata pariwisata Indonesia belum memperhatikan kebutuhan penyandang disabilitas dan orang tua sehingga mereka tidak bisa menikmati keindahan pantai seperti orang normal lainnya.
Waktu yang tepat untuk melihat sunset di Dadaepo adalah pada bulan April hingga Oktober setiap tahunnya. Tepatnya pada saat akhir musim semi hingga mendekati musim gugur. Pada waktu tersebut, matahari bersinar dengan hangat dan stabil dari pagi hingga sore hari. Jadi jarang hujan karena hujan akan menutupi sunset.
Discussion about this post