Senin, 01/12/25 | 17:43 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home Unes

Batik, Hati, dan Komunikasi: Pengalaman Bersama Teman Tuli

Minggu, 26/5/24 | 11:29 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)

 

Dalam beberapa hari lalu, saya mendapat kesempatan untuk terlibat dalam pelatihan membatik. Sebenarnya kegiatan pelatihan membatik bukan hal baru, karena dalam dua tahun terakhir saya sering terlibat dalam kegiatan serupa. Kebetulan tempat saya berkegiatan, lembaga SURI (Surau Intellectual for Conservation) memperoleh program Danaindonesiana untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.

Menariknya, pelatihan membatik yang diselenggarakan oleh lembaga SURI selalu menggunakan motif-motif dari pengembangan iluminasi manuskrip Minangkabau. Namun, untuk pelatihan yang baru dilaksanakan ini kami melibatkan teman-teman penyandang disabilitas tunarungu. Tentu saja, hal ini menjadi pengalaman yang unik dan pertama bagi saya.

BACAJUGA

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Hujan yang Merawat Diam

Minggu, 23/11/25 | 19:52 WIB
Lagu yang Tak Selesai-selesai

Tentang Usaha yang Tidak Terlihat

Minggu, 09/11/25 | 20:13 WIB

Pengalaman pelatihan itu mengajarkan saya banyak hal. Hal paling berkesan bagi saya bahwa komunikasi bukan hanya tetang suara, tetapi juga tentang hati yang terbuka. Saya menyadari bahwa setiap individu memiliki keunikan dan kekuatan tersendiri, yang dapat bersinar jika diberi kesempatan.

Lebih dari sekadar pelatihan membatik, pengalaman ini adalah tentang menghargai perbedaan dan menemukan keindahan dalam setiap langkah yang kita ambil bersama. Namun di balik kebersamaan dalam pelatihan itu, ada hal yang membuat saya tertegun tentang persitilahan yang sering digunakan, tunarungu atau difabel rungu.

Melalui Juru Bahasa Isyarat (JBI) yang mendampingi kegiatan ini, ia mengatakan bahwa teman-teman penyandang difabel rungu lebih suka dipanggil dengan sebutan Teman Tuli. Bagi mereka istilah tunarungu/difabel rungu dipahami memiliki konotasi negatif. Penjelasan dari JBI, tunarungu dimaknai sebagai penyakit atau istilah dalam dunia medis.

Istilah Teman Tuli (mengunakan kapital T) lebih disukai bagi mereka karena dimaknai sebagai identitas. Sejak itu, saya selalu menggunakan istilah Teman Tuli saat berkomunikasi dengan mereka (sering dibantu dengan Juru Bahasa Isyarat).

Pengalaman ini telah membuka hati dan pikiran saya. Dalam setiap gerakan tangan, senyuman, dan tatapan mata, saya menemukan keindahan yang begitu murni dari komunikasi tanpa suara. Menghargai perbedaan bukanlah sekadar menerima keberadaan mereka, tetapi juga merangkul dan memperlakukan mereka sebagai bagian integral dari kehidupan kita.

Teman Tuli telah mengajarkan saya bahwa setiap individu memiliki cara unik untuk berinteraksi dengan dunia. Dalam keberagaman inilah letak kekuatan sejati kita sebagai masyarakat. Saya merasa terhormat bisa berbagi waktu dan ruang dengan mereka, belajar tidak hanya tentang seni membatik, tetapi juga tentang seni berkomunikasi dan menghargai setiap langkah kecil dalam perjalanan hidup.

Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan saya tentang batik, tetapi juga memperdalam pemahaman saya tentang arti kebersamaan dan saling menghormati. Semoga kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu membuka hati dan pikiran, menerima setiap individu apa adanya, dan menyadari bahwa di balik setiap perbedaan, terdapat keindahan yang menunggu untuk ditemukan.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Buah Cinta Si Qomar” Karya Hayat Mardhotillah dan Ulasannya oleh Azwar

Berita Sesudah

Susyi, Kimci, Piza, dan Kuliner Khas dari Negara Lain

Berita Terkait

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Hujan yang Merawat Diam

Minggu, 23/11/25 | 19:52 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Hujan selalu punya cara sederhana untuk membuat saya berhenti sejenak. Di antara rintik yang...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Tentang Usaha yang Tidak Terlihat

Minggu, 09/11/25 | 20:13 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Dalam setiap pertandingan olahraga selalu ada dua kemungkinan, menang atau kalah. Dari kejauhan semuanya...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Ketika Hasil Tak Sepenting Perjalanan

Minggu, 26/10/25 | 21:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Libur kuliah dahulu selalu terasa seperti lagu merdu yang menandai kebebasan. Setelah berminggu-minggu bergulat...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Satu Lagu Untuk Pulang

Minggu, 19/10/25 | 20:11 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, saya menulis tentang kebiasaan aneh tapi menyenangkan, mendengarkan satu lagu saja, berulang-ulang...

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Entah mengapa, hari itu saya hanya ingin mendengarkan satu lagu. Satu lagu saja! Padahal...

Suatu Hari di Sekolah

Saat Ide Mengalir di Detik Terakhir

Minggu, 05/10/25 | 20:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand)   Ada satu fenomena unik yang saya kira hampir semua kita pernah...

Berita Sesudah
Kata “dalem“ dan Pronomina Serapan dalam Bahasa Indonesia

Susyi, Kimci, Piza, dan Kuliner Khas dari Negara Lain

Discussion about this post

POPULER

  • Kantor PDAM Kota Padang.[foto : net]

    PDAM Padang Kerahkan Mobil Tangki Gratis, Krisis Air Bersih Dipastikan Tetap Terkendali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Water Front City Amblas 200 Meter di Pariaman Selatan, Tanpa Rambu dan Penerangan: Warga Terancam Nyawa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jejak Sastra Melayu Klasik dalam Kehidupan Masyarakat Lampau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DPW PKB Sumbar dan DKW Panji Bangsa Gerak Cepat Salurkan Sembako di Padang Pariaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Desak PDAM Percepat Perbaikan IPA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024