Jika mendengar kata fotokopi, komputer, dan televisi, saya langsung membayangkan sebuah kecanggihan dibawa oleh bangsa asing ke dalam kehidupan bangsa Indonesia. Kata-kata tersebut memberikan sumbangan yang paling berharga—tidak hanya bagi kehidupan masyarakat Indonesia, tetapi juga kehidupan masyarakat dunia, yaitu adanya sebuah kemajuan secara teknologi. Namun, jika mendengar kata clear, make up, dan cake saat ini, saya justru melihat adanya kemunduran yang dibawa oleh bangsa Indonesia ke tengah-tengah kehidupan masyarakat global, khususnya dalam rangka menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
- Masalah itu sudah clear.
- Make up ini dapat membuat kamu semakin cantik.
- Cake ini tidak terlalu manis, tetapi lembut dan lumer di mulut.
Secara sekilas memang tidak ada penggunaan kata yang aneh, tetapi dalam perkembangan bahasa Indonesia, tampak sekali bahasa Inggris begitu mendominasi bahasa Indonesia saat ini—jika kita tidak ingin menyebutkan bahwa bahasa Indonesia tengah dijajah oleh bahasa Inggris. Kata clear, make up, dan cake merupakan bahasa Inggris. Kata tersebut semestinya tidak perlu diserap ke dalam bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia memiliki padanannya, yaitu selesai, jelas, jernih untuk menyatakan masalah; riasan atau seperangkat tata rias wajah untuk menjelaskan make up, dan kue untuk mengungkapkan jenis makanan yang dipanggang atau dikukus dalam loyang. Jika menggunakan padanan bahasa Indonesia, kalimat di atas menjadi kalimat berikut.
1. Masalah itu sudah selesai.
2. Riasan ini dapat membuat kamu semakin cantik.
3. Kue ini tidak terlalu manis, tetapi lembut dan lumer di mulut.
Tidak hanya memungut kata clear, make up, dan cake secara lisan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia justru secara nyata menegaskan betapa penggunaan bahasa Indonesia mengalami kemunduran. Kata cake misalnya sudah dicantumkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring menjadi keik dengan kelas kata nomina (n), yaitu penganan yang biasanya terbuat dari adonan terigu, telur, gula, mentega dan sebagainya, dipanggang atau dikukus dalam loyang. Pada kata keik tersebut, tidak dicantumkan singkatan cak yang menunjukkan ragam percakapan dalam bahasa Indonesia sebagaimana kata klir yang dinyatakan sebagai ajektiva (a) dan cak yang berarti digunakan pada ragam percakapan. Mekap sebagai nomina (n) juga dicantumkan cak yang berarti ragam percakapan.
Kata cake sangat jarang, bahkan tidak pernah dituliskan keik dalam bahasa Indonesia.
- Di sini tersedia cake. (sudah biasa)
- Di sini tersedia keik. (tidak biasa)
Dalam perkembangan bahasa Indonesia, pengaruh pungutan dari bahasa asing, khususnya bahasa Inggris memang sudah mendominasi. Namun, dominasi tersebut justru juga dibatasi pada kata-kata asing yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Indonesia, seperti fotokopi, komputer, dan televisi. Sementara itu, sejumlah masyarakat juga terpengaruh dan memiliki kecenderungan sikap memilih bahasa Inggris dibandingkan bahasa Indonesia pada percakapan tertentu, misalnya masyarakat memilih menggunakan kata imposible dibandingkan tidak mungkin, good dibandingkan bagus, amazing dibandingkan luar biasa pada konteks pembicaraan secara lisan, baik pada ragam formal maupun ragam nonformal.
Pilihan kata tersebut semata-mata untuk menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memang lebih bangga menggunakan bahasa Inggris dibandingkan bahasa Indonesia. Namun, kata tersebut tidak sampai pada ragam tulisan yang kemudian digunakan imposibel, gud, atau emezing. Masuknya kata keik ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring tidak dapat dinyatakan sebagai pemutakhiran lema dalam bahasa Indonesia karena sudah ada padanan atau kata milik bahasa Indonesia sendiri.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia sebagai lembaga yang mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra Indonesia harus selektif memasukkan kata asing ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Memasukkan kata keik, klir, dan mekap ke dalam KBBI yang dimulai dari versi daring justru secara perlahan akan menyebabkan kepunahan kata dalam bahasa Indonesia pada masa depan.
Generasi saat ini saja sudah menjadi generasi yang mulai dominan menggunakan kata berbahasa Inggris dalam percakapan berbahasa Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh musik, film, buku, juga media sosial, seperti Youtube, Instagram, dan Facebook—yang secara bebas menambah kosakata yang dimiliki. Jangan sampai masuknya kata keik, klir, dan mekap yang pada awalnya hanya untuk mencantumkan ragam percakapan lisan dalam KBBI justru akan menyebabkan kata dalam bahasa Indonesia kelak menjadi kata arkais.
Discussion about this post