Padang, Scientia – Upaya cepat Dinas Pertanian Kota Padang dalam memulihkan lahan pertanian yang terdampak banjir dan longsor mendapat apresiasi dari Anggota DPRD Kota Padang dari Fraksi PKB, Zalmadi. Ia menilai pendampingan dan pendataan yang dilakukan dinas merupakan langkah penting untuk percepatan pemulihan sektor pertanian pascabencana.
Diketahui, banjir dan longsor yang melanda Kota Padang dalam beberapa pekan terakhir menyisakan dampak besar bagi lahan pertanian warga. Dari total 4.358 hektare lahan pertanian di Kota Padang, sekitar 3.300 hektare terdampak berat akibat tertimbun material banjir, longsor, hingga menyebabkan kekeringan. Sejumlah fasilitas pertanian seperti saluran irigasi, jalan usaha tani, hingga embung juga mengalami kerusakan.
Menurut Zalmadi, langkah pertama yang paling fundamental dalam pemulihan adalah pendataan yang akurat. Tanpa data yang valid, upaya rehabilitasi dan rekonstruksi sulit dilakukan secara tepat sasaran.
“Kalau kita bicara perbaikan dan pembangunan kembali lahan pertanian, terutama bila membutuhkan rehab atau perbaikan irigasi, dasar utamanya tetap data yang valid. Berapa luas lahan yang terdampak, apa saja fasilitas yang rusak, itu kuncinya. Dan itu hanya bisa didapatkan dengan turun langsung ke lapangan,” ujar Zalmadi.
Ia mengapresiasi Kepala Dinas Pertanian Kota Padang bersama jajaran yang secara intens turun melakukan pendataan ke titik-titik terdampak. Hasil survei lapangan menunjukkan, lahan pertanian kelompok tani Patamuan Pasar Lalang menjadi yang paling luas terdampak, disusul kelompok tani di Lapau Munggu. Kedua wilayah tersebut berada di Kelurahan dan Kecamatan Kuranji.
“Kita prihatin melihat kondisi di lapangan. Lahan yang tertimbun cukup luas, dan para petani tentu sangat terdampak. Kita berharap semua proses pemulihan dapat segera terselesaikan,” kata Zalmadi.
Ia menegaskan, meski Padang adalah ibu kota provinsi, banyak masyarakatnya masih menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Gangguan terhadap lahan pertanian berarti gangguan terhadap roda ekonomi masyarakat.
“Harapan kita, bencana cepat berlalu, dan aktivitas ekonomi masyarakat terutama petani bisa segera pulih dan stabil,” tutupnya.
Untuk mempercepat pemulihan lahan pertanian dan ekonomi petani, Zalmadi mengusulkan beberapa hal. Pertama, rehabilitasi Irigasi dan Fasilitas Penunjang.
“Perbaikan saluran irigasi, jalan usaha tani, serta embung dinilai mendesak. Tanpa pasokan air dan akses yang memadai, petani akan sulit memulai kembali aktivitas budidaya,” katanya.
Kedua, pembersihan material endapan. Perlu dikerahkan alat berat secara terkoordinasi untuk mengangkat material lumpur dan batu yang menimbun lahan, terutama di wilayah dengan dampak paling luas seperti Kuranji.
Ketiga, bantuan benih dan sarana produksi. Pemerintah diharapkan segera menyalurkan benih padi, sayuran, pupuk, serta alat pertanian agar petani bisa kembali menanam tanpa harus menunggu lama.
Keempat, pendampingan teknis bagi petani. Dinas Pertanian dapat memperkuat pendampingan melalui penyuluh untuk memastikan strategi tanam sesuai kondisi lahan pascabencana, termasuk pemulihan struktur tanah.
Terakhir, skema bantuan dan pemulihan ekonomi. Dibutuhkan skema bantuan sosial dan pemulihan ekonomi bagi petani yang kehilangan hasil panen. Hal ini penting untuk menjaga daya beli mereka hingga kembali produktif.
“Dengan percepatan pemulihan di lapangan, diharapkan sektor pertanian Kota Padang kembali bergerak normal dan memberi kepastian bagi ribuan keluarga petani yang menggantungkan hidup pada lahan mereka,” tutupnya.(yrp)








